News / Nasional
Rabu, 10 September 2025 | 11:05 WIB
Presiden Prabowo Subianto (kanan) berjabat tangan dengan Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Budi Gunawan (kiri) usai pelantikan menteri dan kepala lembaga tinggi negara Kabinet Merah Putih di Istana Negara, Jakarta, Senin (21/10/2024). (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/Lmo/nym)
Presiden Prabowo Subianto menghadiri BRICS Leaders Virtual Meeting, Senin (8/9/2025). [Cahyo - Biro Pers Sekretariat Presiden]

Untuk mengisi kekosongan sementara, Prabowo menunjuk Safri Syamsudin sebagai Menko Polhukam ad interim.

Penunjukan ini, kata Ginting, adalah cerminan dari upaya Prabowo untuk mengonsolidasikan kekuasaannya.

Safri dikenal sebagai sosok yang sangat loyal kepada Prabowo dan memiliki pengalaman dalam manajemen krisis.

Langkah ini menunjukkan keinginan Prabowo untuk memastikan pos-pos strategis diisi oleh orang-orang kepercayaannya yang sejalan dengan visi dan kebijakannya.

Dengan menyingkirkan figur yang memiliki kedekatan kuat dengan PDIP, Prabowo kini memiliki keleluasaan lebih untuk mengendalikan arah pemerintahan tanpa potensi intervensi dari kekuatan politik lain.

Lebih jauh, Ginting melihat ini sebagai bagian dari strategi besar Prabowo untuk "menggergaji" secara perlahan orang-orang titipan dari pemerintahan sebelumnya.

Nama-nama lain seperti Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian diprediksi berpotensi menjadi target selanjutnya dalam gelombang perombakan kabinet mendatang.

Semua langkah ini, simpul Ginting, adalah bagian dari upaya konsolidasi kekuasaan demi memastikan stabilitas pemerintahan Prabowo ke depan.

Baca Juga: Potret Sjafrie Sjamsoeddin Pimpin Rapat Perdana Sebagai Menkopolkam Ad Interim

Load More