- Analis politik menganggap jika Menkeu Purbaya masih beruntung meski telah meremehkan tuntutan 17+8.
- Meski ucapannya dinilai berbahaya, Purbaya masih beruntung karena kemarahan rakyat kekinian sudah mereda.
- Hendri Satrio pun meminta agar Purbaya bisa irit bicara karena tidak mengganggu pasar.
Suara.com - Analis politik, Hendri Satrio alias Hensa mengaku Purbaya Yudhi Sadewa meski telah blunder di hari pertama menjabat sebagai Menteri Keuangan (Menkeu) menggantikan Sri Mulyani Indrawati yang dicopot oleh Presiden Prabowo Subianto. Menurutnya, kemarahan publik sudah mereda meski menanggapi enteng soal tuntutan 17+8.
Dalam siniar terbaru yang tayang di akun Youtube, Bambang Widjojanto, Hensa menyebut ucapan Purbaya yang meremehkan tuntutan 17+8 bisa sangat berbahaya jika amarah publik belum mereda.
"Ya untung aja masyarakat sudah reda ya marahnya. Kalau belum reda omongan kayak gitu waduh menurut saya enggak oke tuh," ujarnya dikutip pada Kamis (11/9/2025).
Kemarahan publik yang dimaksud Hensa berkaitan dengan gelombang protes yang meletus di Jakarta dan merembet ke daerah lain pada Agustus 2025 lalu. Aksi demo besar-besaran itu terjadi karena rakyat marah atas kebijakan pemerintah dan adanya kenaikan tunjangan DPR. Buntut dari aksi besar-besaran itu, pimpinan DPR RI akhirnya memangkas sejumlah tunjangan dan fasilitas anggota dewan.
Imbas dari ucapan kontroversial sehari Purbaya menjabat menkeu, Hensa pun mewanti-wanti jajaran Kabinet Merah-Putih yang dipimpin Presiden Prabowo. Menurutnya, para menteri mesti memperbaiki, khususnya komunikasi publik agar tidak menjadi polemik di masyarakat.
"Jadi buat menteri-menterinya Pak Prabowo emang sebaiknya komunikasi politiknya tuh diperbaiki, ditahan," beber founder Lembaga Survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia KedaiKOPI itu.
Lebih lanjut, Hensa menganggap salah ucap Purbaya sebagai menkeu bisa menggangu pasar.
"Apalagi kan ini Menteri Keuangan ya, segala ucapannya itu bisa mempengaruhi pasar, segala ucapannya bisa mempengaruhi market gitu ya," ujarnya.
Dia pun meminta Purbaya berhenti bergaya 'koboi' selama menjadi pejabat di kabinet Prabowo. Bahkan mantan Kepala Lembaga Penjamin Simpanan itu agar mengikuti gaya Menkeu sebelumnya yang irit bicara seperti Sri Mulyani.
Baca Juga: Gaya Koboi Dinilai Bisa Ganggu Pasar, Menkeu Baru Purbaya Diminta Tiru Sri Mulyani: Banyakin Kerja!
"Jadi sebaiknya sih irit-irit bicara kayak Bu Sri Mulyani, kayak Bambang Brojo tuh keren menurut gua karena dia bukan lagi kepala LPS ya," ujarnya.
Minta Maaf usai Remehkan Tuntutan 17+8
Diketahui, Purbaya sempat banjir kritik karena menyebut tuntutan 17+8 yang digaungkan sejumlah koalisi sipil hingga influencer dianggap cuma protes sebagian kecil masyarakat. Setelah ucapan kontroversialnya menuai sorotan, Purbaya akhirnya meminta maaf.
Permintaan maaf itu disampaikan dalam acara serah terima jabatan (sertijab) dengan Sri Mulyani di Kantor Kemenkeu, Jakarta pada Selasa (9/9/2025). Purbaya awalnya mengaku kaget setelah dipilih oleh Presiden Prabowo Subianto sebagai Menkeu baru.
Di depan Sri Mulyani, Purbaya pun mengakui jika dirinya memang bergaya 'koboi' saat masih menjabat sebagai Kepala LPS.
"Saya masih pejabat baru di sini, menterinya juga menteri kagetan. Jadi kalo kata Bu Sri Mulyani, gayanya koboi," ujar Purbaya sembari menoleh ke Sri Mulyani yang berada di samping kirinya.
Berita Terkait
-
Gaya Koboi Dinilai Bisa Ganggu Pasar, Menkeu Baru Purbaya Diminta Tiru Sri Mulyani: Banyakin Kerja!
-
KPK Usut Ustaz Khalid Basalamah Imbas Pilih Kuota Haji Khusus Meski Sudah Bayar Furoda
-
Sadar Diri Sakiti Rakyat, Rocky Gerung Puji Nyali Keponakan Prabowo Mundur dari DPR: Sikap Otentik!
-
Dicap Congkak, Bekas Ajudan Gus Dur Ceramahi Anak Menkeu Purbaya: Siapa yang Ajari Kamu Jumawa Nak?
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kelangsungan Usaha Tidak Jelas, Saham Toba Pulp Lestari (INRU) Digembok BEI Usai Titah Prabowo
-
Satu Calon Pelatih Timnas Indonesia Tak Hadiri Proses Wawancara PSSI, Siapa?
-
5 HP Tahan Air Paling Murah untuk Keamanan Maksimal bagi Pencinta Traveling
-
Rupiah Dijamin Stabil di Akhir Tahun, Ini Obat Kuatnya
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
Terkini
-
Wafat di Pesawat Usai Tolak Tambang Emas, Kematian Wabup Sangihe Helmud Hontong Kembali Bergema
-
PLN Pastikan Kesiapan SPKLU Lewat EVenture Menjelang Natal 2025 & Tahun Baru 2026
-
Soal Polemik Perpol Baru, Kapolri Dinilai Taat Konstitusi dan Perkuat Putusan MK
-
Kritik Penunjukan Eks Tim Mawar Untung sebagai Dirut Antam, KontraS: Negara Abai Rekam Jejak HAM!
-
Mendagri Tito Serahkan Bantuan untuk Warga Terdampak Bencana di Sumbar
-
Detik-Detik Pengendara Motor Tewas Tertabrak Bus Minitrans di Pakubuwono Jaksel
-
Jawab Kritik Rektor Paramadina, Wamendiktisaintek Tegaskan Fokus Pemerintah Bukan Kuota PTN
-
Korsleting Dominasi Kasus Kebakaran Jakarta, Pengamat: Listriknya 'Spanyol', Separuh Nyolong!
-
Operasi Senyap KPK di Banten, Lima Orang Terjaring OTT Semalam
-
Waspada Cuaca Ekstrem, Distamhut DKI Pangkas 69 Ribu Pohon Rawan