News / Internasional
Kamis, 11 September 2025 | 16:16 WIB
Ilustrasi kudeta terhadap Presiden Chile Salvador Allende. [Suara.com]

Di panggung global Perang Dingin, “keberhasilan” ini tidak luput dari perhatian.

Seperti yang ditulis oleh jurnalis Vincent Bevins dalam bukunya yang mengguncang, The Jakarta Method: Washington's Anticommunist Crusade and the Mass Murder Program that Shaped Our World, apa yang terjadi di Indonesia menjadi sebuah model, sebuah cetak biru.

"Jakarta" berhenti menjadi sekadar nama kota; ia menjadi sebuah metode.

'Surga Sosialisme' Mekar di Chile

Sementara Indonesia terkunci dalam cengkeraman kediktatoran militer, sebuah eksperimen demokrasi yang berani justru sedang bersemi di Chile.

Pada tahun 1970, Salvador Allende, seorang dokter berhaluan Marxis, memenangkan pemilu.

Kemenangannya adalah sebuah anomali bersejarah: seorang sosialis yang naik ke tampuk kekuasaan melalui kotak suara, bukan laras senjata.

Pemerintahannya, yang didukung koalisi partai-partai kiri, segera memulai reformasi radikal: menasionalisasi industri tembaga yang vital, membagikan tanah kepada petani, dan menyediakan susu gratis untuk anak-anak.

Namun, langkah-langkah ini mengancam kepentingan elite lokal dan korporasi multinasional Amerika yang telah lama mengeruk kekayaan Chile.

Baca Juga: Krisis Nepal Membara! Parlemen Hangus, Pemerintah Jatuh, Militer Ambil Alih

Di Washington, pemerintahan Nixon melihat Allende sebagai "virus" yang bisa menyebar.

Tulisan 'Ya Viene Djakarta' atau 'Jakarta segera datang' banyak terdapat di dinding jalanan Kota Santiago, Chile, jepang kudeta militer terhadap Presiden Salvador Allende, 11 September 1973. [dokumentasi]

Operasi rahasia untuk "membuat ekonomi Chile menjerit" pun dijalankan oleh CIA.

Di tengah tekanan ekonomi dan sabotase politik itulah, grafiti "Jakarta is coming" mulai menghantui jalanan.

Bevins mencatat dalam bukunya, ini adalah perang psikologis yang disengaja.

Pesan itu adalah penanda bahwa model pemusnahan tanpa ampun yang terjadi di Indonesia akan segera diekspor ke Chile.

Ancaman itu, yang awalnya hanya coretan di dinding, perlahan menjadi kenyataan yang membayangi.

Load More