News / Metropolitan
Kamis, 11 September 2025 | 17:35 WIB
Ilustrasi hedonisme. (pixabay)
Baca 10 detik
  • Bupati Bogor Menekankan Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik dan Tanggung Jawab ASN
  • Aturan Tidak Hanya Soal Gaya Hidup, tetapi Juga Integritas dan Perilaku Digital
  • Pemerintah Kabupaten Bogor Melarang Keras ASN-nya untuk Pamer Kekayaan
[batas-kesimpulan]

Suara.com - Surat Edaran (SE) yang dikeluarkan Bupati Bogor Rudy Susmanto tentang larangan 'flexing' bagi ASN menjadi sorotan.

Namun, di balik instruksi utama untuk tidak pamer kemewahan, ada beberapa fakta menarik yang membuat aturan ini lebih dari sekadar imbauan biasa.

1. Bukan Cuma Dilarang Pamer, Jalan-Jalan ke Luar Negeri Juga Disuruh Tunda

Fakta paling mengejutkan dari surat edaran ini adalah instruksinya yang sangat spesifik dan melampaui sekadar larangan pamer di media sosial.

Secara eksplisit, SE tersebut meminta ASN untuk "menunda perjalanan ke luar negeri".

Ini adalah intervensi langsung terhadap rencana pribadi para pegawai, menunjukkan keseriusan Pemkab Bogor dalam menekan gaya hidup yang dianggap berlebihan dan tidak peka terhadap kondisi sosial masyarakat.

2. 'Satu Paket' dengan Larangan Sebar Hoaks dan Ujaran Kebencian

Ternyata, 'surat sakti' ini tidak hanya mengurus soal harta dan gaya hidup. Bupati Rudy Susmanto mengemas larangan flexing dalam satu paket aturan komprehensif tentang perilaku di dunia digital.

Selain tidak boleh pamer, ASN juga diwajibkan menghindari segala bentuk provokasi, ujaran kebencian, dan penyebaran berita bohong (hoaks).

Baca Juga: Ini Isi Surat Sakti Bupati Bogor untuk ASN Hedon, Larangan Pamer Harta dan Gaya Hidup Mewah

Ini menunjukkan bahwa Pemkab Bogor memandang perilaku hedonisme dan perilaku digital yang negatif sebagai dua sisi mata uang yang sama-sama merusak citra abdi negara.

3. Aturan Lengkap dari Dunia hingga Akhirat

Surat Edaran ini bisa dibilang sebagai panduan etika yang sangat lengkap. Aturannya tidak hanya menyentuh aspek duniawi seperti larangan pamer harta dan kewajiban melayani publik dengan humanis.

Di bagian penutup, surat ini juga masuk ke ranah spiritual dengan mengajak ASN untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan sesuai agama masing-masing.

Dengan demikian, SE ini secara unik mencoba mengatur perilaku ASN secara holistik, mulai dari cara mereka bergaya, berinteraksi, hingga berdoa.

Load More