Suara.com - Aliansi Ibu Indonesia menyatakan "Ibu Pertiwi sedang berduka" sebagai respons atas serangkaian kebijakan pemerintah dan DPR yang dinilai tidak adil, serta tindak kekerasan negara terhadap masyarakat sipil. Aliansi ini mengutuk sikap pemerintah yang dianggap lebih mementingkan elite dan abai terhadap penderitaan rakyat.
Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid, yang menjadi bagian dari aliansi, menyoroti bagaimana kenaikan tunjangan DPR pada akhir Agustus lalu terjadi di tengah kesulitan ekonomi rakyat, yang pada akhirnya menyulut kemarahan publik.
"Kami mengutuk sikap tidak peduli negara. Sebelum memuncak, rakyat sudah meneriakkan agar negara berbenah lewat penerapan transparansi anggaran... menghentikan proses legislasi yang merusak tatanan demokrasi seperti RUU TNI, namun itu tak didengar," katanya dalam keterangan tertulis kepada Suara.com, Kamis (11/9/2025).
Usman menambahkan, ironisnya, gelombang protes yang meluas justru disikapi dengan kekerasan berlebihan yang menewaskan 11 orang, termasuk Affan Kurniawan dan Rheza Shendy Pratama.
"Mereka adalah potret nyata rakyat kita. Dari pekerja informal seperti Affan, pengemudi ojol dan tulang punggung keluarga yang meregang nyawa dilindas Baraccuda Brimob, sampai pemuda seperti Rheza, mahasiswa... dan harapan keluarga, tewas dengan leher patah, tubuh penuh luka," imbuhnya.
Atas dasar keprihatinan tersebut, aliansi ini menyampaikan tujuh tuntutan utama kepada pemerintah:
- Bebaskan Aktivis: Membebaskan mahasiswa, pelajar, dan aktivis yang masih ditahan terkait unjuk rasa.
- Bentuk Tim Investigasi: Membentuk tim investigasi independen yang transparan untuk menyelidiki kematian Affan Kurniawan dan korban lainnya.
- Hentikan Kekerasan: Menghentikan segala bentuk praktik kekerasan dan tindakan represif dalam menangani demonstrasi.
- Hentikan Perusakan Lingkungan: Menghentikan izin-izin tambang yang merusak dan beralih dari energi kotor ke energi bersih, serta menjamin ketersediaan air bersih bagi seluruh warga.
- Hentikan Pemborosan Anggaran: Menghentikan atau menunda program populis seperti Koperasi Merah Putih dan Sekolah Rakyat yang menyebabkan pemangkasan anggaran di sektor vital seperti pendidikan, pangan, dan kesehatan.
- Tunda Program Makan Bergizi Gratis (MBG): Menghentikan atau menunda program MBG yang dinilai pelaksanaannya kacau dan telah menyebabkan ribuan anak menjadi korban keracunan.
- Kembalikan TNI ke Barak: Menarik mundur militer dari ranah sipil dan mengembalikan TNI ke fungsi konstitusionalnya di bidang pertahanan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Gempa Magnitudo 6,5 Leeward Island, BMKG: Tidak Ada Potensi Tsunami di Indonesia
-
Kewenangannya Dicabut, Karen Agustiawan Klaim Tak Tahu Soal Penyewaan Tangki BBM Anak Riza Chalid
-
Babak Baru Skandal Whoosh: Pakar Hukum Desak KPK 'Seret' Jokowi ke Meja Pemeriksaan
-
Karen Agustiawan Ungkap Fakta TBBM Merak: Kunci Ketahanan Energi Nasional atau Ladang Korupsi?
-
Blok M Bangkit Lagi! Gubernur DKI Janjikan Sistem Parkir Satu Pintu, Minta Warga Naik Transum
-
KCIC Siap Bekerja Sama dengan KPK soal Dugaan Mark Up Anggaran Proyek Kereta Cepat Whoosh
-
Mendagri Tito Karnavian Buka-bukaan, Ini Biang Kerok Ekonomi 2 Daerah Amblas!
-
Sidang Kasus Korupsi Pertamina, Karen Agustiawan Ungkap Tekanan 2 Pejabat Soal Tangki Merak
-
Ultimatum Gubernur Pramono: Bongkar Tiang Monorel Mangkrak atau Pemprov DKI Turun Tangan!
-
Drama Grup WA 'Mas Menteri': Najelaa Shihab dan Kubu Nadiem Kompak Bantah, tapi Temuan Jaksa Beda