News / Internasional
Senin, 15 September 2025 | 19:15 WIB
Setelah Indonesia, Nepal, Filipina, dan Thailand, kini giliran mahasiswa dan Gen-Z Republik Demokratik Timor Leste berdemonstrasi menentang rencana pembelian mobil mewah untuk 65 anggota DPR. [X]
Baca 10 detik
  • Ribuan mahasiswa Timor Leste memprotes rencana mobil mewah parlemen.
  • Aksi unjuk rasa tersebut berakhir ricuh dengan lemparan batu.
  • Polisi membubarkan massa demonstran dengan tembakan gas air mata.
[batas-kesimpulan]

Suara.com - Setelah Indonesia, Nepal, Filipina, dan Thailand, giliran mahasiswa dan Gen-Z Republik Demokratik Timor Leste menggelar aksi demonstrasi besar-besaran memprotes foya-foya pemerintah.

Aksi pemuda-pemudi di negeri jiran Indonesia itu dipicu oleh kebijakan pemerintah yang membeli mobil baru, yakni Toyota Prado untuk anggota DPR.

Senin (15/9/2025) hari ini, aparat kepolisian setempat sudah melakukan represi terhadap aksi ribuan demonstran itu dengan menembakkan gas air mata, demikian laporan media daring Portugal, Expresso.

Rencana pembelian mobil mewah untuk anggota parlemen ini memicu kemarahan besar di salah satu negara termiskin di kawasan Asia Tenggara tersebut.

Lebih dari 1.000 orang, yang mayoritas adalah mahasiswa, turun ke jalan dan berkumpul di dekat Gedung Parlemen Nasional di Dili.

Mereka menyuarakan satu tuntutan: batalkan rencana yang telah disetujui tahun lalu untuk pengadaan 65 unit mobil Toyota Prado bagi setiap anggota parlemen.

Rencana pengadaan mobil ini menjadi titik nyala terbaru di negara yang sangat bergantung pada sumber daya alam itu.

Menurut data Bank Dunia, lebih dari 40 persen populasi Timor Leste hidup di bawah garis kemiskinan, membuat rencana belanja mewah ini dinilai melukai rasa keadilan publik.

"Kami meminta para anggota parlemen untuk membatalkan keputusan pembelian (Toyota) Prado demi perbaikan diri," seru Leonito Carvalho, seorang mahasiswa dari universitas swasta Universidade da Paz di Dili.

Baca Juga: WNI Ditembak di Perbatasan Timor Leste, Begini Kondisinya

Dia melanjutkan, "Jika tidak, kami akan tetap berdiri di sini".

Awalnya, demonstrasi berjalan dengan damai.

Namun, situasi memanas ketika beberapa pengunjuk rasa mulai melemparkan batu ke arah gedung parlemen, yang mengakibatkan kerusakan pada sejumlah mobil yang terparkir.

Aksi ini langsung dibalas oleh aparat kepolisian dengan tembakan gas air mata ke arah kerumunan.

Sementara menurut laporan jurnalis AFP di lokasi, tembakan gas air mata tersebut menyebabkan sedikitnya empat orang pengunjuk rasa terluka.

Keempat demonstran tersebut harus dilarikan ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan perawatan.

Pejabat Kepolisian Nasional, Justino Menezes, menyatakan pihak berwenang akan memanggil koordinator aksi untuk menuntut pertanggungjawaban atas kerusakan yang terjadi selama unjuk rasa.

Partai Politik Mulai Tarik Dukungan

Tekanan publik yang masif tampaknya mulai membuahkan hasil.

Beberapa partai politik di Timor Leste yang tahun lalu ikut menyetujui anggaran 2025 untuk pembelian mobil tersebut, kini menyatakan akan meminta parlemen untuk membatalkan rencana tersebut.

Dalam sebuah pernyataan bersama, partai Kongres Nasional untuk Rekonstruksi Timor (CNRT), Partai Demokrat, dan partai Klibur Oan Timor Asuwain (KHUNTO) mengatakan bahwa pembelian mobil tersebut "tidak mencerminkan kepentingan publik".

Negara bekas koloni Portugal dan Indonesia ini tengah bergelut dengan tingkat ketimpangan yang tinggi, masalah gizi buruk, serta pengangguran.

Ekonominya masih sangat bergantung pada minyak, dengan sedikit diversifikasi ke sektor lain.

Timor Leste memperoleh kemerdekaannya dari Indonesia pada tahun 2002 setelah 24 tahun pendudukan.

Load More