- Dua balita di Bengkulu alami kecacingan akut, salah satunya harus dioperasi
- Prof Tjandra menilai kasus berulang ini jadi alarm serius terkait gizi buruk dan kesehatan anak
- Ditekankan perlunya penguatan layanan kesehatan serta penanganan menyeluruh masalah kecacingan di Indonesia
Suara.com - Kasus cacingan pada anak kembali terungkap, setelah sebelumnya publik gempar dengan kejadian balita Raya di Sukabumi, Agustus lalu.
Kekinian, dua balita kakak-beradik di Bengkulu mengalami kecacingan akut.
Bahkan, salah satunya harus menjalani pembedahan karena kondisi sudah parah.
Pakar kesehatan Prof Tjandra Yoga Aditama menilai, kasus berulang ini seharusnya jadi alarm serius.
"Ada lagi kasus kecacingan pada anak Indonesia, dan bukan tidak mungkin ada juga di berbagai daerah lain," kata Tjandra dalam keterangannya, Rabu (17/9/2025).
Menurutnya, kecacingan termasuk dalam penyakit tropik yang masih terabaikan di Indonesia.
Padahal masih nyata menggerogoti masyarakat. Kasusnya bahkan berkelindan dengan persoalan gizi buruk.
Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara itu menyebutkan kalau masih maraknya kasus cacingan menandakan bahwa masalah gizi memang ada di tengah anak-anak.
Ia juga menyoroti sisi pelayanan kesehatan. Dalam kasus di Bengkulu, rumah sakit tempat pasien pertama kali dirawat tidak sanggup melakukan operasi dan harus merujuk ke rumah sakit lain
Baca Juga: Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
"Artinya diperlukannya penguatan kemampuan pelayanan kesehatan rumah sakit untuk masalah kesehatan seperti kecacingan ini," ucapnya.
Dari pemberitaan, kecacingan yang menimpa anak di Bengkulu ini disebabkan oleh cacing gelang atau Ascaris lumbricoides.
Bagi Prof Tjandra, ini menunjukkan bahwa masalah kecacingan bukanlah kasus sepele satu-dua anak, tetapi potret dari tantangan kesehatan bangsa.
"Perlu penanganan yang menyeluruh dari hulu sampai hilir, yang didasari dengan analisa mendalam tentang kenapa kasus kecacingan kok masih bermunculan di 80 tahun kemerdekaan bangsa kita ini," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Heboh Pasangan Sejenis Siksa Anak, Terkuak Sadisnya 'Ayah Juna': Korban Dibacok hingga Tulang Patah!
-
Viral! Kepala Sekolah SMPN 1 Prabumulih Diduga Dicopot Usai Tegur Anak Wali Kota?
-
6 Fakta Kunci Kasus Dugaan Korupsi Tol Cawang-Pluit yang Seret Anak Jusuf Hamka
-
Kepala BNN Beberkan Ciri-Ciri Anak Pengguna Narkoba: Mata Merah hingga Pola Tidur Terbalik
-
Administrasi Anak Setelah Mpok Alpa Tiada, Suami Urus Perwalian: Ini Penjelasannya
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
Pilihan
-
Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
-
BREAKING NEWS! Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi Wafat
Terkini
-
Sopir Angkot Cegat Mikrotrans JAK41 di Velodrome, Dishub DKI Janji Evaluasi Rute
-
Ratusan Warga Prasejahtera di Banten Sambut Bahagia Sambungan Listrik Gratis dari PLN
-
Hasto PDIP: Ibu Megawati Lebih Pilih Bendungan dan Pupuk Daripada Kereta Cepat Whoosh
-
Putri Zulkifli Hasan Sambut Putusan MK: Saatnya Suara Perempuan Lebih Kuat di Pimpinan DPR
-
Projo Tetapkan 5 Resolusi, Siap Kawal Prabowo hingga 2029 dan Dukung Indonesia Emas 2045
-
Budi Arie Bawa Gerbong Projo ke Gerindra? Sinyal Kuat Usai Lepas Logo Jokowi
-
Cinta Terlarang Berujung Maut, Polisi Tega Habisi Nyawa Dosen di Bungo
-
Dua Tahun Lalu Sakit Berat, Kini Adies Kadir Didoakan Kembali di Majelis Habib Usman Bin Yahya
-
Makna Arahan Mendagri Tito Karnavian Soal Dukungan Pemda Terhadap PSN
-
Raja Keraton Solo Pakubuwono XIII Wafat, Akhir Perjalanan Sang Pemersatu Takhta Mataram