- Demonstrasi besar di Indonesia dengan 25 tuntutan mencerminkan puncak ketidakpuasan publik
- Situasi ini dibandingkan dengan Nepal, di mana kemarahan rakyat meledak hingga menggulingkan pemerintah
- Pengamat menilai langkah pemerintah masih dangkal, sehingga berpotensi memicu letupan sosial lebih besar
Suara.com - Gelombang demonstrasi yang terjadi di Indonesia beberapa hari terakhir, memunculkan kekhawatiran akan potensi ledakan kemarahan publik yang lebih besar.
Fenomena ini mengingatkan pada krisis politik yang belum lama ini mengguncang Nepal, di mana rakyat yang selama bertahun-tahun menahan diri akhirnya meledak dalam aksi.
Demonstrasi di Indonesia yang menghasilkan 25 tuntutan dianggap sebagai tanda bahwa ketidakpuasan publik semakin memuncak.
“Akarnya dari kemarin kan ada demonstrasi besar, menghasilkan 17 plus 8 tuntutan yang dikompilasi di media sosial,” ujar Rocky Gerung dalam akun YouTube Tempodotco, Rabu (17/9/2025).
“Kemudian ada perekonom juga berkumpul ngomongin tentang darurat ekonomi,” tambahnya.
Nepal baru saja diguncang kemarahan rakyat yang tak lagi bisa dibendung.
Setelah bertahun-tahun hidup dalam kemiskinan, sistem kasta, menyaksikan korupsi merajalela, masyarakat akhirnya melakukan tindakan.
Puncaknya, sekelompok demonstran mencemplungkan Menteri Keuangan ke sungai sebagai bentuk protes.
Gerakan ini dipimpin oleh generasi muda, khususnya Gen Z, yang bahkan menggelar voting online untuk menentukan pemerintahan sementara.
Baca Juga: Imbas Ramal Prabowo Rombak Kabinet, Rocky Gerung Curhat Banjir Protes Publik: Reshuffle Terburuk!
“Jadi kemiskinan, korupsi. Nah bertahun-tahun mereka tahan. Ditambah lagi sistem kasta,” jelas filsuf tersebut.
“Dan yang lebih Ini sekarang Gen Z bikin voting di aplikasi lalu memilih pemerintahan sementara sampai enam bulan,” kata Rocky Gerung.
Kemarahan yang memuncak di Nepal, menjadi peringatan keras bagi Indonesia.
Meski situasi politik dalam negeri terlihat stabil di permukaan, ada potensi besar terjadinya letupan sosial.
“Menurut saya sih bisa. Jangan lupa Indonesia itu kan bahasa Indonesia yang mendunia salah satunya adalah kata amok ya. Jadi kita bisa diem kelihatannya tenang, santai suatu saat tapi bisa tiba-tiba bursting gitu. Itu yang namanya amok kan kayak gitu ya,” jelas Bivitri Susanti.
Beberapa bulan terakhir, kemarahan publik di Indonesia dipicu oleh perilaku elite yang dianggap “kurang ajar” dan tidak sensitif terhadap kondisi rakyat.
Berita Terkait
-
Ribuan Personel Gabungan Jaga Ketat Demo 'Tolak Reformasi Polri' di DPR
-
Harga Pembangunan Hotel Hilton Nepal yang Dibakar Massa Habiskan Rp1,9 Triliun
-
Terjebak Kerusuhan di Nepal, 3 Dosen Poltekkes Selamat Tiba di Indonesia
-
Mengenal Sushila Karki, Nenek 73 Tahun Pilihan Gen Z yang Jadi PM Wanita Pertama Nepal
-
18 WNI dari Nepal Tiba di Tanah Air Hari Ini, Dipulangkan di Tengah Krisis Politik
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
-
Emil Audero Jadi Kunci! Cremonese Bidik Jungkalkan Parma di Kandang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
Terkini
-
Ganggu Masyarakat, Kakorlantas Bekukan Penggunaan Sirene "Tot-tot Wuk-wuk"
-
Angin Segar APBN 2026, Apkasi Lega TKD Bertambah Meski Belum Ideal
-
Digerebek Satpol PP Diduga Sarang Prostitusi, Indekos di Jakbar Bak Hotel: 3 Lantai Diisi 20 Kamar!
-
Usai Siswa Keracunan Massal, DPR Temukan Ribuan SPPG Fiktif: Program MBG Prabowo Memang Bermasalah?
-
RUU Perampasan Aset Mesti Dibahas Hati-hati, Pakar: Jangan untuk Menakut-nakuti Rakyat!
-
Ucapan Rampok Uang Negara Diusut BK, Nasib Wahyudin Moridu Ditentukan Senin Depan!
-
Survei: Mayoritas Ojol di Jabodetabek Pilih Potongan 20 Persen Asal Orderan Banyak!
-
Sambut Putusan MK, Kubu Mariyo: Kemenangan Ini Milik Seluruh Rakyat Papua!
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru