- Pakar Digital Forensik Rismon Sianipar secara terbuka menyebut keputusan Kemdikdasmen yang menyetarakan lembaga pendidikan Gibran di Sydney dengan SMK adalah "ngawur"
- Polemik ini telah memicu reaksi keras dari publik di media sosial dan berlanjut ke ranah hukum melalui gugatan perdata senilai Rp125 triliun
- UTS Insearch Sydney, lembaga yang diperdebatkan, bukanlah universitas atau bimbel biasa, melainkan sebuah lembaga pathway resmi dari University of Technology Sydney (UTS)
Suara.com - Kontroversi seputar ijazah Sekolah Menengah Atas (SMA) milik Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka meledak kembali dengan tudingan yang lebih tajam. Kali ini, Pakar Digital Forensik, Rismon Hashiolan Sianipar, secara terbuka menyebut keputusan Kementerian Pendidikan, khususnya Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemdikdasmen), "ngawur" karena menyetarakan sebuah lembaga pendidikan di Sydney dengan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Kritik pedas ini dilontarkan Rismon melalui akun media sosial X miliknya, yang langsung memanaskan kembali perdebatan publik yang belum usai. Menurutnya, lembaga tempat Gibran menimba ilmu di Australia tidak lebih dari sebuah bimbingan belajar (bimbel).
"Kemendikdasmen ngawurrr! bimbel di Sidney setara SMK!," cuit Rismon di akun X @SianiparRismon, Jumat (21/9/2025).
Tak berhenti di situ, Rismon bahkan dengan tegas menyuarakan desakan agar putra sulung mantan Presiden Joko Widodo itu meletakkan jabatannya akibat polemik yang terus bergulir ini.
"Gibran harus mundur," cetusnya.
Unggahan tersebut seketika menjadi pusat perhatian dan dibanjiri komentar pedas dari warganet yang mempertanyakan keabsahan latar belakang pendidikan sang wakil presiden. Seorang warganet menantang agar dilakukan penelusuran langsung ke Australia untuk membuktikan status lembaga tersebut.
“Lebih baik gercep ke Aussie bang cari info dan bukti valid apakah emang bimbel tersebut digunakan oleh Aussie dan negara lain untuk penyetaraan high school atau bukan. Kalau bukan, maka terbukti emang gak tamat SMA/SMK,” tulis akun @Ab****.
Sindiran tajam juga datang dari berbagai arah, bahkan ada yang menyerukan pemakzulan.
“DPR RI harap Fuffafa dimakzulkan sekarang juga, serta tangkap dan adili, anak iblis itu sudah melecehkan dan menghina lembaga Negara dan UUD," cuit akun @Et**** dengan emosional.
Gugatan Rp125 Triliun dan Misteri UTS Insearch Sydney
Baca Juga: Dokter Tifa Tak Bosan 'Senggol' Gibran, Kini Sindir Keras Kuliah di Singapura: Di Ruko Sebelah Mana?
Polemik ini bukan hanya terjadi di ranah media sosial. Advokat Subhan Palal telah membawa masalah ini ke jalur hukum dengan melayangkan gugatan perdata ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, terdaftar dengan nomor 583/Pdt.G/2025 PN Jakpus.
Subhan menuding Gibran telah melakukan perbuatan melawan hukum dengan menggunakan ijazah yang diragukan keabsahannya. Tuntutannya tidak main-main: meminta pengadilan menyatakan jabatan Gibran sebagai Wakil Presiden tidak sah dan menuntut ganti rugi materiil serta immateriil sebesar Rp 125 triliun untuk disetorkan ke kas negara.
Di tengah panasnya perdebatan, publik pun bertanya-tanya, sebenarnya, apa itu UTS Insearch Sydney, tempat Gibran disebut menempuh pendidikan selama tiga tahun dari 2004 hingga 2007?
Setelah ditelusuri, UTS Insearch Sydney bukanlah sebuah universitas, melainkan sebuah lembaga penyedia jalur premium (pathway provider) yang berafiliasi langsung dengan University of Technology Sydney (UTS), salah satu universitas terkemuka di Australia.
Lembaga ini secara spesifik dirancang untuk menjadi jembatan bagi mahasiswa internasional. Fungsinya adalah mempersiapkan mereka agar bisa memenuhi standar akademik tinggi yang disyaratkan untuk masuk ke program sarjana di UTS.
Program yang ditawarkan meliputi kursus Bahasa Inggris Akademik, program dasar setara tahun terakhir SMA di Australia (UTS Foundation Studies), hingga program Diploma Pendidikan Tinggi.
Berita Terkait
-
PDIP Bongkar Strategi Jokowi: Komando 2 Periode Prabowo-Gibran untuk Lindungi Diri dari Badai Hukum?
-
Jokowi Perintahkan Dukung Prabowo-Gibran 2 Periode, Puan 'Sentil' Balik: Pemilu Masih Jauh!
-
Dokter Tifa Tak Bosan 'Senggol' Gibran, Kini Sindir Keras Kuliah di Singapura: Di Ruko Sebelah Mana?
-
Gibran Punya Gelar Apa? Riwayat Pendidikannya Kembali Jadi Omongan
-
Bongkar Habis! Romahurmuziy Soroti Inkonsistensi Jokowi dan Isu 'Wajah Berubah'
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 5 Body Lotion Mengandung SPF 50 untuk Mencerahkan, Cocok untuk Yang Sering Keluar Rumah
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
Polda Metro Jaya Bakal Rilis Tentang Ledakan SMAN 72 Jakarta yang Lukai Puluhan Siswa
-
Sekjen PDIP Hasto Ingatkan Spirit Pengasingan Bung Karno di Konferda NTT
-
Masjid Dipasang Garis Polisi, Begini Kondisi SMAN 72 Jakarta Pasca Ledakan
-
Olah TKP Dinyatakan Rampung, Brimob Tinggalkan Lokasi, Polda Metro Jaya: Hasilnya Besok
-
Ledakan SMAN 72: Prabowo Beri Peringatan Keras! Ini Pesannya...
-
Ketua MPR: Tidak Ada Halangan bagi Soeharto untuk Dianugerahi Pemerintah Gelar Pahlawan Nasional
-
Misteri Ledakan SMA 72 Jakarta: Senjata Mainan Jadi Petunjuk Kunci, Apa yang Ditulis Pelaku?
-
Ledakan SMA 72 Jakarta: Pelaku Pelajar 17 Tahun, Kapolri Ungkap Fakta Mengejutkan
-
Update Ledakan SMAN 72: Polisi Sebut 54 Siswa Terdampak, Motif Masih Didalami
-
Ledakan di SMAN 72 Jakarta Lukai 39 Siswa, Enam Orang Luka Berat