News / Nasional
Rabu, 24 September 2025 | 16:07 WIB
Fakta Bloomberg New Economy (Suara.com/Ari Welianto)
Baca 10 detik
  • Jokowi Gabung Elite Global Bloomberg.
  • Alasan Jokowi Dipilih Jadi Penasihat Ekonomi Dunia di Bloomberg
  • Bloomberg New Economy tunjuk Jokowi sebagai penasehat. 

Suara.com - Penunjukan Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi), sebagai anggota Dewan Penasihat Global Bloomberg New Economy menjadi perbincangan hangat.

Keputusan yang diumumkan pada 9 April 2025 di New York ini menempatkan Jokowi di lingkaran para pemikir dan pengambil kebijakan paling berpengaruh di dunia.

Namun, apa sebenarnya Bloomberg New Economy itu? Lebih dari sekadar forum biasa, platform ini memiliki misi ambisius untuk membentuk masa depan ekonomi global.

Berikut adalah enam fakta penting yang perlu Anda ketahui.

1. Didirikan untuk Menghadapi Pergeseran Kekuatan Ekonomi Dunia

Presiden Jokowi dalam acara dalam acara Bloomberg The Year Ahead Asia Summit 2017 di Jakarta. [Foto Biro Pers Setpres]

Bloomberg New Economy bukanlah forum yang sudah ada sejak lama. Inisiatif ini baru didirikan pada tahun 2018 oleh Mike Bloomberg.

Tujuannya sangat spesifik menjadi jembatan dialog untuk menghadapi pergeseran kekuatan ekonomi global yang masif.

Platform ini mengakui bahwa pusat gravitasi ekonomi dunia tidak lagi terpusat di Barat, melainkan bergerak cepat ke negara-negara berkembang di Timur dan Selatan.

Fokus utamanya adalah memastikan transisi ini berjalan adil dan menghasilkan kemakmuran bersama.

Baca Juga: Intip Riwayat Pendidikan 3 Menantu Jokowi, Siapa Paling Mentereng?

2. Diisi oleh Lingkaran Elite Berpengaruh dari Berbagai Sektor

Dewan Penasihat Global ini bukanlah kumpulan nama sembarangan. Posisinya dipimpin oleh dua tokoh kelas berat, Gina Raimondo mantan Menteri Perdagangan AS dan Mario Draghi mantan Perdana Menteri Italia yang juga pernah memimpin Bank Sentral Eropa.

Jokowi berada di dewan yang sama dengan nama-nama besar lainnya, seperti Gita Gopinath (orang nomor dua di IMF), Noubar Afeyan (pendiri Moderna), dan Marc Rowan (CEO Apollo Global Management).

Keanggotaan lintas sektor ini dari pemerintahan, keuangan, hingga teknologi dirancang untuk menghasilkan solusi yang komprehensif.

3. Punya Misi Ambisius: Menjawab Tantangan Terbesar Planet

Fokus dewan ini sangatlah luas dan krusial. Mereka tidak hanya membahas ekonomi makro, tetapi juga ditugaskan memberi masukan strategis untuk empat tantangan terbesar zaman ini.

Perubahan besar dalam perdagangan global, dinamika investasi, revolusi teknologi (termasuk AI), dan krisis iklim yang mendesak.

Seperti yang dikatakan Gina Raimondo, tujuan utamanya adalah menemukan titik temu dan membangun kemakmuran global di tengah ketidakpastian geopolitik yang semakin meningkat.

4. Komunitas Raksasa dengan Lebih dari 1.500 Pemimpin

Di luar dewan penasihatnya, Bloomberg New Economy telah membangun sebuah komunitas global yang sangat besar.

Hingga saat ini, tercatat lebih dari 1.500 pemimpin telah menjadi bagian dari jaringannya.

Anggota komunitas ini terdiri dari kepala negara (aktif dan mantan), menteri senior, CEO perusahaan multinasional, investor besar, inovator teknologi, hingga para aktivis yang berpengaruh.

Jaringan luas ini memungkinkan mobilisasi modal dan ide secara cepat untuk kepentingan publik.

5. Jokowi Dipandang Sebagai Representasi Unik Kepemimpinan Baru

Penunjukan Jokowi bukan tanpa alasan. Dalam keterangan resminya, Bloomberg secara spesifik menyoroti profilnya sebagai presiden pertama Indonesia yang tidak berasal dari latar belakang elite politik maupun militer.

Ia dipandang sebagai representasi kepemimpinan yang lahir dari bawah, yang memahami denyut nadi perekonomian riil.

Pengalamannya sebagai insinyur, pengusaha, dan pemimpin negara berkembang terbesar di Asia Tenggara memberinya perspektif unik yang sangat dibutuhkan dalam diskusi global.

6. Menggelar Forum Tahunan untuk Aksi Nyata

Platform ini tidak hanya berhenti di level diskusi. Setiap tahun, mereka menggelar pertemuan puncak untuk merumuskan langkah-langkah konkret.

Forum berikutnya dijadwalkan berlangsung di Singapura pada 19-21 November 2025.

Dengan tema Thriving in an Age of Extremes (Bertahan di Era Penuh Gejolak), pertemuan ini akan menjadi ajang bagi Jokowi dan para pemimpin dunia lainnya untuk membangun jejaring, berkolaborasi, dan mencari solusi nyata atas tantangan-tantangan paling mendesak di planet ini.

Penutup

Fakta Bloomberg New Economy (Suara.com/Ari Welianto).

Pada akhirnya, penunjukan Jokowi ke dalam Dewan Penasihat Global Bloomberg New Economy lebih dari sekadar pencapaian personal.

Ini adalah penegasan posisi strategis Indonesia di panggung dunia, di mana suara dari negara berkembang kini memiliki tempat terhormat di meja perumusan kebijakan global.

Kehadiran Jokowi di tengah para raksasa ekonomi dan teknologi menjadi bukti bahwa kepemimpinan yang lahir dari realitas sosial memiliki relevansi kuat untuk menjawab tantangan zaman. 

Load More