News / Nasional
Kamis, 25 September 2025 | 15:50 WIB
Ahli Gizi dokter Tan Shot Yen (YouTube/TVN Parlemen)
Baca 10 detik
  • Dokter Tan Shot Yen mengkritik keras pemilihan menu MBG yang dinilai tidak mencerminkan pangan lokal dan berisiko bagi kesehatan anak-anak, seperti penggunaan tepung terigu dan susu formula.

  • Ia menyoroti pentingnya reformasi MBG melalui penghentian distribusi makanan ultra-proses, perbaikan operasional SPPG, dan sistem evaluasi yang akuntabel.

  • Dalam rekomendasinya, dokter Tan mendorong pemanfaatan dapur sekolah di wilayah 3T, transparansi anggaran, edukasi gizi bebas industri, dan penggunaan menu lokal sebagai 80% isi MBG.

Suara.com - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan pemerintah menuai kritik keras dari sejumlah pakar, terutama ahli gizi ternama, dokter Tan Shot Yen.

Saat audiensi dengan Komisi XI DPR RI pada Rabu (24/9/2025), dokter Tan mengkritik pemilihan menu makan yang diberikan kepada para siswa sekolah. Alih-alih memberikan pangan lokal, Badan Gizi Nasional (BGN) justru menyuguhkan makanan bukan khas Nusantara.

"Tapi, yang terjadi di Lhoknga sampai dengan Papua yang dibagi adalah burger, di mana tepung terigu tidak pernah tumbuh di bumi Indonesia," semprot Dokter Tan di hadapan anggota dewan, dikutip dari YouTube TV Parlemen.

Kekesalannya bertambah ketika menu lain yang dibagikan juga berbahan tepung terigu.

"Enggak ada anak muda yang tahu bahwa gandum tidak tumbuh di bumi Indonesia. Dibagi spageti, dibagi bakmi gacoan, oh my God," sambungnya dengan nada prihatin.

Tidak hanya itu, pemberian susu formula pun dinilai tidak tepat. Sebab, sebagian besar warga Indonesia dari etnis Melayu tidak dapat mencerna gula yang terkandung dalam susu, atau laktosa.

"Tidak banyak orang yang tahu bahwa etnik Melayu, 80 persen etnik Melayu intoleransi laktosa," jelasnya tegas.

Jauh sebelum dirinya hadir dalam audiensi ini, dokter Tan Shot Yen sempat menggaungkan " 4 Reformasi MBG" dan "5 Rekomendasi MBG" melalui akun media sosialnya, @drtanshotyen.

Berikut isi dari "4 Reformasi MBG" yang dibuat oleh dokter Tan Shot Yen:

Baca Juga: Siapa Tan Shot Yen? Dokter Gizi Lulusan Filsafat yang 'Semprot' Program MBG di Depan DPR

1. Hentikan distribusi "makanan kering" yang mengacu pada produk industri sebagai UPF
2. Hentikan operasional SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi) yang tidak sesuai juknis (petunjuk teknis) dan potensial menimbulkan masalah
3. Hentikan SPPG yang sudah bermasalah hingga mampu melaksanakan tugas sesuai juknis didahului simulasi yang terkontrol
4. Tetapkan sistem monitoring, evaluasi dan supervisi yang akuntabel di semua SPPG

Selain itu, berikut isi dari "5 Rekomendasi MBG" yang diusulkan sang ahli:

1. Di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar): gandeng kantin sekolah, didik-latih-awasi agar menjadi dapur MBG berkualitas dengan ketentuan sebagai SPPG termodifikasi
2. Kerja sama dengan unit kesehatan lingkungan Puskesmas setempat sebagai layanan supervisi, monitoring dan evaluasi
3. Transparansi keuangan setiap SPPG dan dapur penyedia yang diketahui publik
4. Terapkan Edukasi Makanan Bergizi tanpa campur tangan kepentingan industri di semua segmen penerima manfaat, bekerja sama dengan TPG (Tenaga Pelaksana Gizi) Puskesmas setempat
5. Alokasikan menu lokal sebagai 80% isi MBG di seluruh wilayah

Dokter Tan Shot Yen menggaungkan reformasi dan rekomendasi MBG tersebut supaya anak-anak Indonesia mendapatkan gizi yang sesuai dan cukup.

Menurutnya, MBG bisa meningkatkan status gizi asalkan sesuai dengan kualitas nutrisi, tidak hanya hitung kalori. Terlebih jika menimbulkan keracunan di banyak daerah.

"Semua yang baik harus benar. Sebaliknya, semua yang benar harus ada nilai kebaikan. Mari kita bangun bangsa dengan kebaikan dan kebenaran," tulis Tan Shot Yen dalam postingannya yang lain.

Load More