- Audiensi ini membahas dugaan konflik lahan, perampasan tanah, serta kerusakan lingkungan yang melibatkan PT Toba Pulp Lestari (TPL) dan PT Gruti.
- Dari pihak masyarakat hadir Ketua Lamtoras Sihaporas Mangitua Ambarita dan Ketua Aliansi Petani untuk Keadilan (APUK) Pangihutan Sijabat.
- Bane juga mengkritisi pengamanan pihak perusahaan yang disebut datang dengan perlengkapan mirip aparat penegak hukum.
Suara.com - Fraksi PDI Perjuangan DPR RI menerima audiensi dari perwakilan masyarakat Desa Sihaporas, Kabupaten Simalungun, dan Parbuluan, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.
Audiensi ini membahas dugaan konflik lahan, perampasan tanah, serta kerusakan lingkungan yang melibatkan perusahaan PT Toba Pulp Lestari (TPL) dan PT Gruti.
Audiensi ini dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi XII DPR RI Donny Maryadi Oekon, Anggota Komisi VII DPR RI Bane Raja Manalu, dan Anggota Komisi VII DPR RI Maria Lestari.
Sementara dari pihak masyarakat hadir Ketua Lamtoras Sihaporas Mangitua Ambarita dan Ketua Aliansi Petani untuk Keadilan (APUK) Pangihutan Sijabat.
Anggota Komisi VII DPR RI fraksi PDIP, Bane Raja Manalu menegaskan bahwa persoalan yang disampaikan warga, termasuk dugaan perampasan tanah dan kerusakan lingkungan, harus menjadi perhatian serius.
Ia bahkan menyoroti adanya kekerasan terhadap warga.
“Ada ibu-ibu yang saya temui langsung, badannya lebam-lebam kena pukul. Motivasi mereka bukan untuk kaya raya, tetapi untuk hidup di atas tanah yang mereka miliki turun-temurun,” ujar Bane dalam audiensi di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (29/9/25).
Bane juga mengkritisi pengamanan pihak perusahaan yang disebut datang dengan perlengkapan mirip aparat penegak hukum.
“Saya pertama kali melihat videonya, saya kira polisi. Tapi ternyata pihak keamanan perusahaan datang lengkap dengan tameng pengaman. Artinya mereka sejak awal punya intensi berbeda,” katanya.
Baca Juga: Istilah 'Ibu Kota Politik' IKN Bikin Bingung, PDIP Minta Penjelasan Pemerintah
Sementara itu, Donny Maryadi Oekon menyoroti laporan warga mengenai persoalan perizinan dan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) PT Gruti yang dinilai tidak jelas.
“Menurut yang dilaporkan ke kita, masalah izin tidak jelas, kemudian Amdal tidak jelas. Kalau memang betul tidak ada Amdalnya, ya memang itu harus kita segel, harus kita tutup,” jelasnya.
Mangitua Ambarita dari Sihaporas menyampaikan bahwa warganya telah berulang kali berhadapan dengan aparat dan pihak perusahaan sejak tahun 2003, meski telah ratusan tahun mendiami tanah tersebut.
“Kami akan terus berjuang, karena itu tanah kami,” tegasnya.
Senada, Pangihutan Sijabat dari Dairi mengungkapkan keluhan terkait PT Gruti yang dituding merusak hutan dan menyebabkan warga kehilangan sumber air minum.
“Kami sudah membuat permohonan agar disampaikan ke Kementerian Lingkungan Hidup. Kami berharap pemerintah mendengarkan aspirasi masyarakat yang sepakat menjaga kelestarian alam dan Danau Toba,” harapnya.
Berita Terkait
-
Puan Maharani Tanggapi Dingin Manuver Politik Jokowi untuk Prabowo-Gibran 2 Periode
-
Hasto PDIP Optimis Lahirnya Petani Muda di Tengah Krisis Pangan dan Soroti Petani Tanpa Lahan
-
Hari Tani Nasional 2025: PDIP Desak Kedaulatan Pangan, Petani Harus Jadi Tuan Rumah
-
DPRD Dorong Pasar Jaya Bangun Hunian di Atas Pasar untuk Atasi Krisis Perumahan Jakarta
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
Terkini
-
Mendagri: Libatkan Semua Pihak, Pemerintah Kerahkan Seluruh Upaya Tangani Bencana Sejak Awa
-
Seorang Pedagang Tahu Bulat Diduga Lecehkan Anak 7 Tahun, Diamuk Warga Pasar Minggu
-
Banjir Ancam Produksi Garam Aceh, Tambak di Delapan Kabupaten Rusak
-
Simalakama Gaji UMR: Jaring Pengaman Lajang yang Dipaksa Menghidupi Keluarga
-
Manajer Kampanye Iklim Greenpeace Indonesia Diteror Bangkai Ayam: Upaya Pembungkaman Kritik
-
Sepanjang 2025, Kemenag Teguhkan Pendidikan Agama sebagai Investasi Peradaban Bangsa
-
BNPT Sebut ada 112 Anak dan Remaja Terpapar Paham Radikal Lewat Sosial Media
-
Lawan Aksi Pencurian Besi, Pramono Anung Resmikan Dua JPO 'Anti Maling' di Jakarta
-
85 Persen Sekolah Terdampak Banjir di Sumatra Sudah Bisa Digunakan, Sisanya Masih Dibersihkan
-
BNPT Sebut Ada 27 Perencanaan Aksi Teror yang Dicegah Selama 3 Tahun Terakhir