- DPRD DKI Jakarta mendorong Perumda Pasar Jaya bangun hunian di atas pasar.
- Solusi mengatasi krisis kebutuhan hunian layak di Ibu Kota.
- Perumda Pasar Jaya tengah merevitalisasi pasar agar menjadi simbol kota modern.
Suara.com - Komisi B DPRD DKI Jakarta mendorong Perumda Pasar Jaya untuk memanfaatkan lahan-lahannya guna membangun hunian vertikal di atas pasar. Langkah ini dinilai sebagai solusi inovatif untuk mengatasi krisis kebutuhan hunian layak di Ibu Kota sekaligus menjadi bagian dari program revitalisasi pasar.
Anggota Komisi B dari Fraksi PDIP, Pandapotan Sinaga, menegaskan bahwa Jakarta saat ini kekurangan 250 ribu hingga 300 ribu unit hunian layak.
"Jakarta kekurangan 250 ribu sampai 300 ribu unit hunian layak. Pasar Jaya punya aset strategis, jangan berhenti di atas kertas," tegas Pandapotan dalam diskusi di Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu (24/9/2025).
Ia menekankan bahwa skema pembiayaan tidak bisa lagi hanya bergantung pada pemerintah, melainkan harus mengoptimalkan kerja sama dengan pihak ketiga dan dana CSR. "Hunian di atas pasar akan memberi akses lebih mudah bagi masyarakat untuk tinggal di tengah kota," ujarnya.
Pasar Jaya: Lima Pasar Besar Akan Jadi Lokasi Hunian Terintegrasi
Menanggapi hal ini, Direktur Utama Perumda Pasar Jaya, Agus Himawan, menyatakan bahwa pihaknya memang tengah mengembangkan konsep tersebut. Ia menyebut, proyek perdana di Rusun Pasar Rumput kini sudah terisi 85 persen, mayoritas oleh kalangan milenial, ASN, dan pekerja swasta.
Ke depan, Pasar Jaya berencana mengembangkan hunian terintegrasi di lima pasar besar lainnya.
"Ke depan, lima pasar besar seperti Pasar Minggu dan Senen akan jadi lokasi pengembangan hunian terintegrasi," tutur Agus.
Agus menambahkan, langkah ini merupakan bagian dari strategi besar untuk merevitalisasi pasar agar menjadi simbol kota modern, ramah lingkungan, dan berdaya saing global.
Baca Juga: Tiga Kecelakaan dalam Sebulan, DPRD DKI Minta Sertifikasi Sopir Transjakarta Diperketat
Sejak Agustus 2023, direksi Pasar Jaya telah memodernisasi 67 pasar melalui pengecatan ulang, perbaikan fasilitas dasar, serta digitalisasi. Saat ini, pembayaran nontunai sudah diterapkan di 57 pasar.
"Pasar rakyat harus hadir sebagai ruang ekonomi sekaligus simbol kota modern dan berdaya saing," jelasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung SPF untuk Usia 40 Tahun, Cegah Flek Hitam dan Penuaan
- PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 3 Pemain Naturalisasi Baru Timnas Indonesia untuk Piala Asia 2027 dan Piala Dunia 2030
Pilihan
-
Penculik Bilqis Sudah Jual 9 Bayi Lewat Media Sosial
-
Bank BJB Batalkan Pengangkatan Mardigu Wowiek dan Helmy Yahya Jadi Komisaris, Ada Apa?
-
Laurin Ulrich Bersinar di Bundesliga 2: Makin Dekat Bela Timnas Indonesia?
-
Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
-
4 HP 5G Paling Murah November 2025, Spek Gahar Mulai dari Rp 2 Jutaan
Terkini
-
Hormati Jasa Pahlawan, Belitung Salurkan Bansos Rp2,5 Juta untuk Veteran dan Janda Veteran
-
Di Balik Kontroversi Gelar Pahlawan Soeharto: Prabowo Sebut Jasa Luar Biasa, Hormati Pendahulu
-
Ahli Waris Meradang, Proyek Strategis Kampung Nelayan Merah Putih Gorontalo Disegel Lagi
-
Penculikan Bilqis: Anggota DPR Ungkap Dugaan Sindikat Perdagangan Anak Terorganisir!
-
Hilirisasi Mineral Kritis Jadi Kunci Indonesia Perkuat Posisi Global
-
Setelah 15 Tahun dan 3 Kali Diusulkan, Soeharto Resmi Jadi Pahlawan Nasional
-
Elite PDIP: Pahlawan Lahir Bukan dari Keputusan Politik, Tapi Berjuang Demi Rakyat
-
Akhirnya! Prabowo Anugerahi Soeharto Gelar Pahlawan Nasional, Istana Bergemuruh
-
Trauma Ledakan SMAN 72 Jakarta: Siswa Dapat Konseling dan Belajar Daring, Ini Kata Pemprov DKI!
-
Jenderal Soedirman Lebih dari Sekadar Panglima, Ini Teladan yang Generasi Muda Harus Tahu!