- Sebuah meteor berdiameter 3-5 meter, setara ukuran apartemen studio, menyebabkan dentuman dan getaran hebat di Kuningan dan Cirebon
- Menurut BRIN, jika meteor tersebut jatuh di daratan, dampaknya bisa menciptakan kawah
- Peristiwa ini merupakan fenomena jatuhnya batuan luar angkasa yang tidak terduga dan tidak bisa diprediksi
Suara.com - Langit Cirebon dan Kuningan, Jawa Barat, pada Minggu (5/10) malam menjadi saksi bisu jatuhnya sebuah meteor raksasa yang menimbulkan kepanikan massal. Dentuman dahsyat disertai getaran hebat yang dirasakan warga bersumber dari bola api berdiameter 3 hingga 5 meter yang melesat cepat sebelum akhirnya jatuh ke Laut Jawa.
Fenomena alam ini memicu kepanikan, banyak warga mengira telah terjadi gempa bumi. Getaran yang ditimbulkan begitu kuat hingga membuat pintu dan jendela rumah bergetar hebat, memaksa warga berhamburan keluar untuk menyelamatkan diri.
Melansir laman BBC Indonesia, Selasa (7/10/2025), Marzuki, seorang warga Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon, menceritakan detik-detik mencekam saat sedang mengajar mengaji.
"Tiba tiba dentuman keras, seperti [suara] ban truk meledak. Pintu dan jendela sampai bergetar. Anak-anak yang sedang mengaji berhamburan keluar dan berteriak. Saya juga kaget," ungkapnya.
Kepanikan serupa juga dialami Husein di Desa Gumulung Lebak, yang lokasinya puluhan kilometer dari pantai. Salah seorang anggota keluarganya yang tengah hamil tua bahkan sampai bersembunyi di bawah ranjang karena ketakutan.
"Semua panik, mengira itu gempa bumi. Soalnya, suaranya kencang dan bergemuruh," kata Husein.
Seberapa Besar dan Berbahaya Meteor Cirebon?
Menurut Thomas Djamaluddin, peneliti astronomi dan astrofisika dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), ukuran meteor ini tergolong signifikan. Dengan diameter estimasi terbesar 5 meter, ukurannya setara dengan sebuah apartemen tipe studio.
Dentuman yang didengar warga merupakan efek gelombang kejut (shockwave) yang tercipta saat batu luar angkasa itu menembus atmosfer bumi dengan kecepatan super tinggi. Meski ukurannya tidak sebesar meteor yang meledak di Bone pada 2009 (diameter 10 meter) atau di Chelyabinsk, Rusia pada 2013 (diameter 17 meter), dampaknya bisa sangat merusak jika jatuh di area padat penduduk.
Baca Juga: Misteri Dentuman Keras dan Bola Api di Langit Cirebon Terpecahkan, Ini Penjelasan Ahli dan BMKG
Thomas Djamaluddin memaparkan skenario mengerikan jika meteor ini menghantam daratan. Selain kerusakan akibat gelombang kejut yang bisa merusak bangunan, tumbukannya akan menciptakan sebuah kawah yang dalam.
"Kedalamannya [kawah] bisa sedalam setidaknya lima meter," kata Thomas.
Berdasarkan analisis efeknya, BRIN menyimpulkan material meteor ini kemungkinan besar adalah batuan padat yang tidak rapuh, sehingga tidak habis terbakar di atmosfer.
"Hancur atau tidak itu tergantung ukuran dan materialnya," kata Thomas.
"Melihat kasus di Cirebon yang bisa mencapai permukaan dan ada efek kejutnya, materialnya kemungkinan batu yang tidak rapuh," tambahnya.
Peristiwa ini juga menegaskan bahwa ancaman dari luar angkasa bisa datang kapan saja tanpa peringatan. Thomas menegaskan bahwa meteor ini tidak ada kaitannya dengan fenomena hujan meteor periodik yang bisa diprediksi. Batuan seperti ini merupakan pecahan asteroid yang "nyasar" dan bisa berpapasan dengan bumi sewaktu-waktu.
Berita Terkait
-
Pakar Ungkap Fakta Meteor Jatuh di Cirebon
-
Heboh Jatuh di Cirebon! Ini Jadwal Hujan Meteor 2025 di Indonesia Tak Boleh Dilewatkan
-
Fenomena Langit di Cirebon, BRIN Jelaskan Penyebab Dentuman dan Kilatan Cahaya
-
Fakta-Fakta Hujan Meteor Draconid yang Salah Satunya Jatuh di Cirebon
-
Misteri Dentuman Keras dan Bola Api di Langit Cirebon Terpecahkan, Ini Penjelasan Ahli dan BMKG
Terpopuler
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Pihak Israel Klaim Kantongi Janji Pejabat Kemenpora untuk Datang ke Jakarta
-
Siapa Artem Dolgopyat? Pemimpin Atlet Israel yang Bakal Geruduk Jakarta
-
Seruan Menggetarkan Patrick Kluivert Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!
Terkini
-
Anggaran Dipangkas Rp 15 Triliun, Gubernur DKI Siapkan Obligasi Daerah, Menkeu Beri Lampu Hijau
-
Dicecar KPK Soal Kuota Haji, Eks Petinggi Amphuri 'Lempar Bola' Panas ke Mantan Menag Yaqut
-
Hotman 'Skakmat' Kejagung: Ahli Hukum Ungkap Cacat Fatal Prosedur Penetapan Tersangka
-
4 Fakta Korupsi Haji: Kuota 'Haram' Petugas Hingga Jual Beli 'Tiket Eksekutif'
-
Teror Bom Dua Sekolah Internasional di Tangesel Hoaks, Polisi: Tak Ada Libur, Belajar Normal!
-
Hotman Paris Singgung Saksi Ahli Kubu Nadiem: 'Pantas Anda Pakai BMW Sekarang, ya'
-
Regulasi Terus Berubah, Penasihat Hukum Internal Dituntut Adaptif dan Inovatif
-
LMS 2025: Kolaborasi Global BBC Ungkap Kisah Pilu Adopsi Ilegal Indonesia-Belanda
-
Local Media Summit 2025: Inovasi Digital Mama dan Magdalene Perjuangkan Isu Perempuan
-
KPK Bongkar Modus 'Jalur Cepat' Korupsi Haji: Bayar Fee, Berangkat Tanpa Antre