News / Nasional
Rabu, 08 Oktober 2025 | 14:04 WIB
Mantan Kadiv Hubinter Polri Irjen (Purn) Napoleon Bonaparte. (Suara.com/Ria Rizki)
Baca 10 detik
  • Napoleon menyebut sistem kepemimpinan di tubuh Polri selama ini terlalu sentralistik.
  • Dia mengatakan perubahan sejati harus datang dari atas, bukan hanya dari level bawah atau sekadar perubahan administratif.
  • Napoleon meminta kepada Ketua Tim Transformasi Reformasi Polri Komjen Chryshnanda Dwilaksana agar merombak sistem internal Polri.

Suara.com - Mantan Kadiv Hubinter Polri Irjen (Purn) Napoleon Bonaparte, menilai reformasi kepolisian tidak akan pernah berhasil jika tidak dimulai dari pucuk pimpinan.

Ia menegaskan, perubahan sejati harus datang dari atas, bukan hanya dari level bawah atau sekadar perubahan administratif.

Saran tersebut disampaikan Napoleon dalam acara seminar bertajuk “Kemana Arah Reformasi Kepolisian Saat Ini?” yang digelar Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) di Kampus UI, Salemba, Jakarta Pusat, Rabu (8/10/2025).

“Reformasi polisi ini bagus, tetapi harus dari puncak, dari atas,” ujar Napoleon yang hadir secara daring.

Napoleon menyebut sistem kepemimpinan di tubuh Polri selama ini terlalu sentralistik dan membuat seluruh jajaran takut berseberangan dengan Kapolri.

Ia bahkan berseloroh dengan menyebut di Polri hanya ada dua Tuhan, yakni Allah dan Kapolri.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. (Foto: Dok Humas Polri)

"Kita tahulah di polri itu 'Tuhan' nya ada dua. Allah sama Kapolri," ujarnya disambut tawa peserta seminar.

Dalam kesempatan tersebut Napoleon pun meminta langsung kepada Ketua Tim Transformasi Reformasi Polri Komjen Chryshnanda Dwilaksana agar merombak sistem internal Polri.

Sehingga harapanya tidak ada lagi kekuasaan absolut di tangan satu orang, yakni Kapolri.

Baca Juga: Perkap Baru, Polisi Bisa Tembak Penyerang Markas Pakai Peluru Tajam! Ini Aturan Lengkapnya

“Saya yakin, Bintang Tiga sampai ke bawah, semua itu takut sama Kapolri dan tidak mau bertentangan. Jadi tolong, reformasi ini bisa nggak nanti membatasi kewenangan Kapolri, agar tidak lagi seperti dewa pencabut nyawa,” pungkasnya.

Load More