- KPAI menyayangkan berulangnya kasus perundungan atau bullying di sekolah.
- Diyah mengatakan kasus ini kembali menunjukkan pentingnya pengawasan dan pembinaan karakter di lingkungan sekolah.
- KPAI menilai berulangnya kasus bullying di sekolah merupakan sinyal lemahnya implementasi kebijakan pencegahan kekerasan.
Suara.com - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyayangkan berulangnya kasus perundungan atau bullying di sekolah, terbaru terjadi di salah satu SMP di Grobogan, Jawa Tengah, yang sampai menyebabkan satu siswa meninggal dunia.
Komisioner KPAI Diyah Puspitarini menegaskan bahwa proses hukum tetap harus berjalan apabila terbukti ada unsur kekerasan fisik dalam kasus dugaan bullying tersebut.
"Kita melihat proses kasus ini, jika memang terbukti ada kekerasan fisik tentu kembali ke UU Sistem Peradilan Pidana Anak, maka proses hukum tetap berjalan dengan restorative justice karena ini diatur dalam UU SPPA (Sistem Peradilan Pidana Anak)," kata Diyah kepada Suara.com, dihubungi Selasa (14/10/2025).
Penerapan restorative justice itu bukan berarti pelaku anak terbebas dari tanggung jawab hukum, melainkan diarahkan pada penyelesaian yang memulihkan semua pihak, baik korban maupun pelaku.
Ia menambahkan, kasus ini kembali menunjukkan pentingnya pengawasan dan pembinaan karakter di lingkungan sekolah.
Menurutnya, tanggung jawab pencegahan kekerasan tidak hanya berada di tangan guru, tetapi juga pada sistem pendidikan yang menanamkan kesadaran bahaya melakukan kekerasan sejak dini.
"Pengawasan di sekolah menjadi penting, tidak hanya pengawasan yang dilakukan oleh guru, namun menanamkan pemahaman bahaya melakukan kekerasan pada anak juga tidak kalah penting. Serta bagaimana menciptakan sistem agar anak-anak tidak melakukan kekerasan," ucapnya.
KPAI menilai berulangnya kasus bullying di sekolah merupakan sinyal lemahnya implementasi kebijakan pencegahan kekerasan. Diyah menyinggung pentingnya evaluasi atas pelaksanaan Permendikbudristekdikti Nomor 46 Tahun 2023 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan.
Hingga Meninggal
Baca Juga: Menteri PPPA Minta Pesantren Jadi Zona Aman dari Bullying, Ingatkan Bahaya Relasi Kuasa
Sebelumnya diberitakan bahwa seorang siswa SMP di Grobogan, inisial ABP dilaporkan meninggal dunia. Keluarga mencurigai bahwa ABP menjadi korban bullying dengan dikeroyok oleh teman-temannya. Kecurigaan itu muncul karena korban alami luka-luka parah di tubuhnya.
Ayah korban menyebut bahwa tindakan bullying terhadap anaknya bukan kali pertama terjadi. ABP disebut pernah enggan pergi ke sekolah karena tekanan dari teman-temannya.
Kepolisian setempat kini tengah menyelidiki kasus kematian tersebut untuk mengetahui apakah benar ada unsur kejahatan atau kekerasan siswa terhadap siswa.
Berita Terkait
-
Geger Kematian Siswa SMP di Grobogan, Diduga Dibully di Sekolah, Polisi Periksa 9 Saksi
-
Fakta Baru Kematian Siswa SMP Grobogan: Di-bully Lalu Diadu Duel, Tulang Tengkuk Patah
-
Santri Pelopor dan Pelapor: Melawan Bullying di Pesantren
-
Terungkap Kronologi Lengkap Video Viral Perpeloncoan Maba Unsri Dipaksa Berciuman
Terpopuler
- Penampakan Rumah Denada yang Mau Dijual, Lokasi Strategis tapi Kondisinya Jadi Perbincangan
- Belajar dari Tragedi Bulan Madu Berujung Maut, Kenali 6 Penyebab Water Heater Rusak dan Bocor
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 4 Mobil Listrik Termurah di Indonesia per Oktober 2025: Mulai Rp180 Jutaan
Pilihan
-
6 Fakta Isu Presiden Prabowo Berkunjung ke Israel
-
Harga Emas Antam Hari Ini Cetak Rekor Tertinggi Pegadaian, Tembus Rp 2.565.000
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Tokoh Nasional dan Kader Partai Lain Dikabarkan Gabung PSI, Jokowi: Melihat Masa Depan
-
Proyek Rp65 Triliun Aguan Mendadak Kehilangan Status Strategis, Saham PANI Anjlok 1.100 Poin
Terkini
-
Sebut 99,9 Persen Palsu, Roy Suryo Bongkar Kejanggalan Ijazah Jokowi, Kini Buru Bukti ke KPU Solo
-
Dokter Tifa Syok Terima Ijazah Jokowi dari KPU: Tanda Tangan Rektor dan NIM Diblok Hitam
-
Nadiem Makarim Kembali ke Kejaksaan Agung Usai Operasi, Mengaku Siap Jalani Proses Hukum!
-
PSI Gelar Konsolidasi Undang DPD hingga DPW se-Indonesia di Jakarta, Ini yang Dibahas
-
Bikin Gaduh karena Hina Kiai, KPI Siap Ambil Sikap Tegas ke Trans7, Apa Sanksinya?
-
Kementerian PU Akan Siapkan Pelatihan Konstruksi untuk Santri, Pastikan Tak Ada Unsur Eksploitasi
-
KPI Bereaksi: Siaran Pesantren Trans7 Bikin Gaduh, Sanksi Tegas di Depan Mata
-
Kasus Udang Tercemar Radioaktif, Greenpeace Soroti Kecerobohan Pemerintah Awasi Industri Logam
-
Ratusan Siswa Mogok Sekolah, FSGI Duga Kasus Kekerasan oleh Kepsek SMAN 1 Cimarga Bukan yang Pertama
-
PBNU Seret Trans7 ke Jalur Hukum, Gus Yahya: Terang-terangan Melecehkan Pesantren!