- Ganjar Pranowo menilai tahun pertama pemerintahan Prabowo - Gibran merupakan waktu krusial untuk melakukan evaluasi menyeluruh.
- Ganjar menekankan pentingnya evaluasi ini agar pemerintah dapat "tancap gas" dan mencapai target program di tahun kedua.
- Ganjar menekankan pada konsistensi pelaksanaan janji politik Prabowo - Gibran.
Suara.com - Ketua DPP PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo, menilai bahwa satu tahun pertama pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka merupakan waktu krusial untuk melakukan evaluasi menyeluruh. Ganjar menekankan pentingnya evaluasi ini agar pemerintah dapat "tancap gas" dan mencapai target program di tahun kedua.
"Satu tahun waktu yang cukup untuk Presiden mengevaluasi semua program yang belum berjalan, termasuk personel yang bertanggung jawab," ujar Ganjar kepada wartawan, Senin (20/10/2025).
Ganjar menekankan bahwa evaluasi tidak hanya harus berfokus pada program-program, tetapi juga pada jajaran personel yang bertanggung jawab atas pelaksanaannya. Hal ini, menurutnya, akan memastikan bahwa segala kendala dapat diidentifikasi dan diatasi demi efektivitas kinerja pemerintahan ke depan.
"Sehingga tahun kedua bisa tancap gas," katanya.
Ketika ditanya mengenai area spesifik yang harus ditingkatkan atau diperkuat di tahun kedua, mantan Gubernur Jawa Tengah ini memberikan penekanan pada konsistensi pelaksanaan janji politik.
"Memantapkan program/janji politik berjalan sesuai target," tegasnya.
Sorotan Program Makan Bergizi Gratis
Sebelumnya, Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menjadi salah satu andalan pemerintahan Prabowo-Gibran selama setahun terakhir, menuai sorotan tajam dari Anggota Komisi IX DPR RI fraksi PDI Perjuangan, Edy Wuryanto.
Meskipun program ini telah menjangkau lebih dari 35 juta penerima manfaat di seluruh Indonesia, ia dihadapkan pada persoalan serius seperti kasus keracunan makanan, lemahnya pengawasan keamanan pangan, dan belum adanya payung hukum yang kuat.
Baca Juga: Penegakan HAM Setahun Pemerintahan Prabowo, Komisi XIII DPR PKB: Harus Nyata, Bukan Sekadar Narasi
Edy menegaskan pentingnya pengawalan ketat terhadap program MBG agar tujuan utama perbaikan gizi dan penggerak ekonomi rakyat kecil tidak terhambat.
“MBG adalah program ambisius yang patut diapresiasi, tetapi pelaksanaannya belum sepenuhnya aman dan efektif. Banyak pelajaran dari tahun pertama yang harus dibenahi,” ujar Edy kepada wartawan, dikutip Senin (20/10).
Berita Terkait
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
-
6 HP Tahan Air Paling Murah Desember 2025: Cocok untuk Pekerja Lapangan dan Petualang
Terkini
-
Menhut Raja Juli Rahasiakan 12 Perusahaan 'Biang Kerok' Banjir Sumatra, Alasannya?
-
ICW Soroti Pemulihan Korupsi yang Seret: Rp 330 Triliun Bocor, Hanya 4,84 Persen yang Kembali
-
Boni Hargens Kritik Keras Komite Reformasi Polri, Terjebak dalam Paralisis Analisis
-
Heboh 250 Warga Satu Desa Tewas Saat Banjir Aceh, Bupati Armia: Itu Informasi Sesat!
-
SLHS Belum Beres, BGN Ancam Suspend Dapur MBG di Banyumas
-
DPR Sentil Pejabat Panggul Beras Bantuan: Gak Perlu Pencitraan, Serahkan Langsung!
-
Investigasi Banjir Sumatra: Bahlil Fokus Telusuri Tambang di Aceh dan Sumut
-
Catatan AJI: Masih Banyak Jurnalis Digaji Pas-pasan, Tanpa Jaminan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
-
Geram Titiek Soeharto Truk Angkut Kayu Saat Bencana: Tindak Tegas, Bintang Berapa pun Belakangnya
-
Aplikasi AI Sebut Jokowi Bukan Alumnus UGM, Kampus Buka Suara