Suara.com - Bill Gates menilai dunia gagal memahami arah sebenarnya dari perjuangan iklim. Dalam memo terbarunya, pendiri Microsoft itu menegaskan bahwa fokus global terlalu sempit pada angka emisi, sementara penderitaan manusia akibat kemiskinan dan penyakit justru diabaikan.
Bagi Gates, krisis iklim bukan semata soal suhu bumi, melainkan soal bertahan hidup dengan layak di tengah perubahan yang tak terhindarkan.
Dalam memo setebal 17 halaman bertajuk “Kebenaran Pahit tentang Iklim” yang dirilis Selasa (28/10), Bill Gates menyebut bahwa ketakutan berlebihan terhadap krisis iklim telah menjerumuskan dunia pada strategi yang keliru.
Negara-negara, katanya, terlalu sibuk mengejar target pengurangan emisi jangka pendek tanpa memikirkan dampaknya bagi masyarakat yang paling rentan.
“Jika harus memilih antara memberantas malaria atau menurunkan suhu global 0,1 derajat, saya akan memilih memerangi malaria. Tujuan utama kita seharusnya adalah mencegah penderitaan manusia. Banyak orang tidak paham seberapa besar penderitaan yang terjadi hari ini,” tulis Gates.
Ia menantang cara dunia menilai efektivitas investasi iklim. Menurutnya, triliunan dolar yang digelontorkan sering kali tidak memberi dampak nyata bagi masyarakat miskin yang paling terdampak perubahan iklim.
“Kita perlu bersikap pragmatis. Pertanyaannya sekarang bukan sekadar berapa banyak karbon yang bisa kita kurangi, tetapi bagaimana dana dan inovasi bisa digunakan seefisien mungkin untuk membantu mereka yang paling rentan,” ujarnya.
Namun, pandangan Gates memicu perdebatan. Kristie Ebi, ilmuwan dari Universitas Washington, menilai pendekatan Gates terlalu bergantung pada solusi teknologi. Sementara Jeffrey Sachs, ekonom Universitas Columbia, menyebut memo itu “tidak jelas dan membingungkan”.
Ia menegaskan bahwa dunia tidak perlu memilih antara mengentaskan kemiskinan dan melawan perubahan iklim, keduanya bisa dilakukan bersamaan jika kepentingan industri besar tidak mendikte arah kebijakan.
Baca Juga: Kebijakan Baru Impor BBM Ancam Iklim Investasi, Target Ekonomi Prabowo Bisa Ambyar
Di sisi lain, Chris Field dari Universitas Stanford melihat memo Gates sebagai pengingat penting bahwa narasi krisis iklim seharusnya tetap menaruh harapan. “Kita butuh investasi jangka pendek dan jangka panjang,” ujarnya.
Gates menutup memonya dengan seruan agar dana iklim digunakan lebih bijak.
“Jika ada proyek yang hanya mampu menghapus 10.000 ton emisi tapi menghabiskan jutaan dolar, itu tidak layak dibiayai.”
Bagi Gates, stabilitas iklim tak bisa dipisahkan dari kesejahteraan manusia. Dunia harus memastikan kebijakan iklim benar-benar menyentuh mereka yang paling membutuhkan.
Penulis: Muhammad Ryan Sabiti
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Bahlil Tepati Janji, Kirim Genset Hingga Tenda ke Warga Batang Toru & Pulihkan Infrastruktur Energi
-
Mendagri Tito Dampingi Presiden Prabowo Tinjau Banjir Langkat, Fokus Pemulihan Warga
-
Hadiri Final Soekarno Cup 2025 di Bali, Megawati Sampaikan Pesan Anak Muda Harus Dibina
-
Polisi Bongkar Perusak Kebun Teh Pangalengan Bandung, Anggota DPR Acungi Jempol: Harus Diusut Tuntas
-
Tragedi Kalibata Jadi Alarm: Polisi Ingatkan Penagihan Paksa Kendaraan di Jalan Tak Dibenarkan!
-
Bicara Soal Pencopotan Gus Yahya, Cholil Nafis: Bukan Soal Tambang, Tapi Indikasi Penetrasi Zionis
-
Tinjau Lokasi Pengungsian Langkat, Prabowo Pastikan Terus Pantau Pemulihan Bencana di Sumut
-
Trauma Usai Jadi Korban Amukan Matel! Kapolda Bantu Modal hingga Jamin Keamanan Pedagang Kalibata
-
Rapat Harian Gabungan Syuriyah-Tanfidziyah NU Putuskan Reposisi Pengurus, M Nuh Jadi Katib Aam
-
Pakar UIKA Dukung Anies Desak Status Bencana Nasional untuk Aceh dan Sumatera