-
- Dunia masih tertinggal dari target bebas emisi meski rekor penambahan energi bersih tercapai pada 2024.
- Diperlukan tambahan lebih dari 1.100 GW energi terbarukan per tahun agar suhu global tak naik lebih dari 1,5°C.
- Kesenjangan pendanaan dan infrastruktur menjadi hambatan utama transisi energi bersih, terutama di negara berkembang.
Suara.com - Ketika suhu bumi terus meningkat dan bencana iklim makin sering melanda, dunia justru masih berjalan lambat menuju energi bersih.
Laporan terbaru dari International Renewable Energy Agency (IRENA) yang dirilis Selasa (15/10) memperingatkan bahwa dunia tertinggal jauh dari jalur untuk mencapai target ekonomi global bebas emisi.
Sepanjang 2024, kapasitas energi terbarukan global memang mencapai rekor tertinggi—bertambah 582 gigawatt (GW). Namun capaian ini belum cukup untuk menekan laju pemanasan global yang terus didorong oleh ketergantungan pada bahan bakar fosil.
“Kemajuan ini menunjukkan bahwa revolusi energi bersih sudah tidak bisa dihentikan,” kata Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres. Ia menegaskan bahwa energi terbarukan kini lebih cepat, lebih murah, dan menciptakan banyak lapangan kerja. Namun waktu untuk bertindak kian menipis.
Menurut IRENA, untuk menjaga kenaikan suhu global di bawah 1,5°C, dunia perlu menambah lebih dari 1.100 GW energi bersih per tahun, dua kali lipat dari pencapaian saat ini.
Negara maju diminta mengambil tanggung jawab lebih besar, bukan hanya mengurangi ketergantungan pada batu bara dan minyak, tetapi juga memperluas investasi energi bersih hingga 20% dari kapasitas global pada akhir dekade ini.
Lembaga itu juga menyoroti perlunya pendanaan besar untuk memperkuat jaringan listrik dan rantai pasokan teknologi hijau. Tanpa sistem yang tangguh, energi terbarukan sulit dimanfaatkan secara luas dan merata, terutama di negara berkembang.
Meskipun begitu, langkah ke arah energi hijau mulai terlihat. Beberapa pemimpin dunia telah berkomitmen menghasilkan 11,2 terawatt energi terbarukan pada 2030. Namun IRENA menegaskan, tanpa percepatan nyata, dunia akan kembali gagal menepati janjinya.
“Setiap gigawatt energi bersih yang tidak dibangun hari ini adalah langkah mundur bagi masa depan bumi,” tulis IRENA dalam laporannya.
Baca Juga: Bahan Bakar Baru E10 Digadang Ramah Lingkungan, Seberapa Siap Indonesia?
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Rp80 Jutaan: Dari Si Paling Awet Sampai yang Paling Nyaman
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
- Timur Kapadze Tolak Timnas Indonesia karena Komposisi Pemain
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 19 Kode Redeem FC Mobile 5 Desember 2025: Klaim Matthus 115 dan 1.000 Rank Up Gratis
Pilihan
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
Terkini
-
Prabowo Berangkat Menuju Aceh Pagi Ini: Kita Buktikan Reaksi Pemerintah Cepat
-
Ustaz Adi Hidayat: Elit Politik Stop Atraksi, Mohon Perhatian Tulus untuk Korban Bencana
-
Komunitas Disabilitas Galang Donasi Rp 200 Juta untuk Korban Banjir dan Longsor di Sumatra
-
Pramono Anung Dorong Event Lari Jadi Cara Baru Menjelajahi Jakarta
-
Pemerintah Tolak Bantuan Asing, Gubernur Aceh Khawatir Korban Bencana Meninggal Kelaparan
-
Update Korban Bencana Sumatera: 916 Meninggal Dunia, Ratusan Orang Hilang
-
Kemendagri Angkat Bicara Tanggapi Bupati Aceh Selatan Bepergian ke Luar Negeri di Tengah Bencana
-
Jalan Lintas Pidie Jaya - Bireuen Aceh Kembali Lumpuh Diterjang Banjir Minggu Dini Hari
-
Feminist Jakarta Serukan Negara Tanggung Jawab Atas Femisida dan Kerusakan Lingkungan
-
Bahlil dan Raja Juli Serang Balik Cak Imin Usai Suruh Taubat 3 Menteri, Pengamat: Dia Ngajak Perang!