- Mahfud MD secara terbuka menduga KPK takut untuk mengusut tuntas dugaan korupsi dalam proyek Kereta Cepat Whoosh, tanpa merinci siapa pihak yang ditakuti
- Terdapat dugaan penggelembungan anggaran, di mana biaya proyek per kilometer di Indonesia (52 juta dolar AS) tiga kali lebih mahal dibandingkan di China (17-18 juta dolar AS)
- Isu ini meledak setelah Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menolak menggunakan APBN untuk membayar utang proyek, yang kemudian memicu Mahfud MD untuk angkat bicara
Suara.com - Mantan Menko Polhukam Mahfud MD melemparkan tudingan tajam ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), menuduh lembaga antirasuah itu tidak bernyali alias takut mengusut skandal dugaan korupsi dalam proyek strategis nasional Kereta Cepat Jakarta–Bandung (Whoosh).
Sinyalemen ini dilontarkan Mahfud saat menjawab pertanyaan publik mengenai lambannya gerak KPK dalam menyelidiki proyek yang menelan investasi jumbo tersebut. Tanpa menyebut nama, Mahfud secara gamblang menyiratkan adanya kekuatan besar yang membuat KPK ragu melangkah.
“Dugaan saya (KPK) takut. Entah takut pada siapa,” ujar Mahfud seperti dilansir dari program Kompas Petang di Kompas TV, dikutip Rabu (29/10/2025).
Menurut Mahfud, isu korupsi di proyek kereta cepat ini sejatinya sudah menjadi rahasia umum dan ramai dibicarakan sejak pertengahan Oktober. Momentumnya adalah ketika Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa secara tegas menolak wacana penggunaan dana APBN untuk menalangi utang proyek tersebut.
“Kasus ini ramai sejak tanggal 12–13 Oktober. Ketika itu, Menteri Keuangan Purbaya mengeluarkan pernyataan menolak pembayaran utang proyek menggunakan APBN,” kata Mahfud.
Ia pun menegaskan baru angkat bicara setelah ada pernyataan resmi dari pemerintah.
“Saya ngomong tanggal 14, sudah hari ketiga,” ujarnya.
Lebih jauh, Mahfud membeberkan adanya indikasi penggelembungan anggaran (mark up) yang tidak masuk akal dalam pembangunan Whoosh. Ia membandingkan biaya konstruksi per kilometer di Indonesia dengan proyek serupa di China, yang perbedaannya mencapai tiga kali lipat.
“Menurut perhitungan pihak Indonesia, biaya per satu kilometer kereta Whoosh itu 52 juta dolar AS. Di China hanya 17–18 juta dolar AS. Naik tiga kali lipat,” ungkap Mahfud dalam video di kanal YouTube Mahfud MD Official.
Baca Juga: 11 Jenderal 'Geruduk' Kantor Mahfud MD, Desak Reformasi dan Kembalikan Kepercayaan Polri
Dengan selisih biaya yang fantastis, Mahfud secara terbuka mempertanyakan ke mana aliran dana tersebut dan siapa yang bermain di balik lonjakan anggaran proyek senilai lebih dari Rp120 triliun ini.
“Ini siapa yang menaikkan? Uangnya ke mana? Naik tiga kali lipat. Itu mark up. Harus diteliti siapa yang dulu melakukan ini,” tegasnya.
Kini, bola panas ada di tangan KPK. Pernyataan Mahfud menjadi ujian terbuka bagi integritas dan keberanian lembaga tersebut untuk membongkar kasus besar yang diduga melibatkan banyak kepentingan.
Berita Terkait
-
11 Jenderal 'Geruduk' Kantor Mahfud MD, Desak Reformasi dan Kembalikan Kepercayaan Polri
-
Menkeu Purbaya Setuju Jokowi: Whoosh Bukan Cari Cuan, Tapi Ada 'PR' Besar!
-
Dugaan Korupsi Whoosh Diusut KPK, PDIP: Bu Mega Sudah Ingatkan Sejak 2015
-
Parade 11 Purnawirawan Jenderal di Kantor Mahfud MD, Sinyal Darurat Selamatkan Polri?
-
Aset Rp1,4 Triliun Terbengkalai! KPK Ultimatum Pemprov DKI Soal Sumber Waras
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
Tak Mau Ceplas-ceplos Lagi! Menkeu Purbaya: Nanti Saya Dimarahin!
-
H-6 Kick Off: Ini Jadwal Lengkap Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17 2025
-
Harga Emas Hari Ini Turun: Antam Belum Tersedia, Galeri 24 dan UBS Anjlok!
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
Terkini
-
Mendikdasmen Soroti Fenomena 'Xenomania', Sebut Anak Muda Lebih Bangga Bahasa Asing
-
DPR Hormati Sanksi DKPP untuk KPU Soal Jet Pribadi: Harus Sensitif pada Publik!
-
11 Jenderal 'Geruduk' Kantor Mahfud MD, Desak Reformasi dan Kembalikan Kepercayaan Polri
-
15 Golongan Warga Jakarta Masih Nikmati Transportasi Gratis, Daerah Penyangga Harap Sabar!
-
Omongan Jokowi Pilih Tinggal di Rumah Solo Ketimbang Colomadu Sulit Dipercaya, Mengapa?
-
Amien Rais 'Ngamuk', Tuding Jokowi-Luhut-Sri Mulyani Perusak Indonesia dan Layak Dihukum Mati!
-
DPR Ultimatum Pimpinan KPU usai Kena Sanksi DKPP: Kalau Ada Pesawat Biasa Kenapa Pakai Jet Pribadi?
-
Skandal Vonis Lepas Suap CPO, Eks Ketua PN Jaksel Arif Nuryanta Dituntut 15 Tahun Bui
-
Menkeu Purbaya Setuju Jokowi: Whoosh Bukan Cari Cuan, Tapi Ada 'PR' Besar!
-
MKD DPR Gelar Sidang Awal Polemik Sahroni hingga Uya Kuya Hari Ini, Tentukan Jadwal Pemanggilan