- PDIP kembali menyoroti peringatan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri pada 2015 yang telah mempertanyakan urgensi dan manfaat proyek Kereta Cepat Whoosh
- KPK telah mengonfirmasi bahwa dugaan korupsi dalam proyek Whoosh kini telah naik ke tahap penyelidikan
- Kasus ini berawal dari tudingan Mahfud MD mengenai adanya penggelembungan biaya per kilometer dari sekitar 17 juta dolar AS menjadi 52 juta dolar AS
Suara.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) resmi memulai penyelidikan atas dugaan korupsi dalam proyek strategis Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh. Menanggapi langkah tegas ini, PDI Perjuangan (PDIP) menyoroti peringatan dini yang pernah dilontarkan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri jauh sebelum proyek ini berjalan.
Ketua DPP PDIP, MY Esti Wijayanti, mengungkapkan bahwa Megawati telah mempertanyakan urgensi dan manfaat proyek Whoosh bagi masyarakat luas sejak tahun 2015. Peringatan tersebut kini kembali relevan di tengah aroma korupsi yang mulai terendus.
"Ya kalau soal Whoosh saya kira Bu Mega kan sudah mengingatkan sejak awal. Ya 2015 sudah mengingatkan sejak awal, apakah itu sudah saatnya? Apakah itu akan memberikan manfaat yang lebih kepada masyarakat secara keseluruhan? Lalu bagaimana catatan-catatan yang harus diberikan terkait dengan hal itu?" ujar Esti kepada wartawan di Sekolah Partai PDIP, Jakarta Selatan, Selasa (28/10/2028).
Sejalan dengan semangat pemberantasan korupsi, Esti menegaskan sikap partai yang tanpa kompromi terhadap segala bentuk pelanggaran hukum. Menurutnya, jika bukti korupsi dalam proyek Whoosh terbukti kuat, aparat penegak hukum wajib bertindak tegas tanpa pandang bulu.
"Artinya bahwa iya sesuatu yang melanggar hukum ya harus ditindaklanjuti. Sesuatu yang memang tuh terbukti ada korupsi di situ ya memang harus ada penindakan dari aparat penegak hukum. Saya kira tegas kalau soal itu," tegasnya.
Langkah KPK untuk menaikkan status kasus ini ke tahap penyelidikan dikonfirmasi oleh sejumlah pimpinan.
"Ya benar jadi perkara tersebut saat ini sedang dalam tahap penyelidikan di KPK," kata seorang pejabat KPK.
Hal senada disampaikan Plt. Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK, Asep Guntur Rahayu.
"Saat ini sudah pada tahap penyelidikan ya," katanya.
Baca Juga: DPR Dukung Penyelidikan Korupsi Whoosh: Tidak Boleh Tebang Pilih!
Dugaan korupsi ini pertama kali mencuat ke publik setelah mantan Menko Polhukam, Mahfud MD, membeberkan adanya potensi penggelembungan anggaran (mark up) yang fantastis. Dalam kanal YouTube-nya, Mahfud mengungkap perbedaan biaya konstruksi yang sangat jomplang.
"Menurut perhitungan pihak Indonesia, biaya per satu kilometer kereta Whoosh itu 52 juta dolar Amerika Serikat. Akan tetapi, di China sendiri, hitungannya 17-18 juta dolar AS. Naik tiga kali lipat," kata Mahfud.
"Ini siapa yang menaikkan? Uangnya ke mana? ... Harus diteliti siapa yang dulu melakukan ini," tambah dia.
Sempat terjadi polemik saat KPK meminta Mahfud untuk melapor secara resmi. Mahfud merespons melalui media sosial X, "Agak aneh ini, KPK meminta saya melapor ttg dugaan mark up Whoosh. Di dlm hukum pidana, jika ada informasi ttg dugaan peristiwa pidana mestinya aparat penegak hukum (APH) langsung menyelidiki, bukan minta laporan."
Namun, KPK akhirnya menegaskan akan terus mengusut kasus ini tanpa menunggu laporan resmi, dan Mahfud pun telah menyatakan kesiapannya untuk dipanggil memberikan keterangan.
Berita Terkait
-
DPR Dukung Penyelidikan Korupsi Whoosh: Tidak Boleh Tebang Pilih!
-
Klarifikasi Megawati Hangestri Usai Klub Turki Putus Kontrak Karena Gagal Penuhi Kewajiban
-
Manisa BBSK Coret Megawati Hangestri, Telat Gabung Usai Livoli Jadi Pemicu Utama
-
Purbaya Sepakat sama Jokowi Proyek Whoosh Bukan Cari Laba, Tapi Perlu Dikembangkan Lagi
-
Siapa Pemilik Whoosh? Ini Profil Owner Kereta Cepat Indonesia yang Disorot KPK
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
Tak Mau Ceplas-ceplos Lagi! Menkeu Purbaya: Nanti Saya Dimarahin!
-
H-6 Kick Off: Ini Jadwal Lengkap Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17 2025
-
Harga Emas Hari Ini Turun: Antam Belum Tersedia, Galeri 24 dan UBS Anjlok!
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
Terkini
-
Siswi MTs Sukabumi Akhiri Hidup, Isi Surat Ungkap Keinginan Pindah Sekolah karena Perilaku Teman
-
Yudo Sadewa Anak Menkeu Purbaya Kembali, Bawa Ramalan 'Ngeri': Dunia Dihantam Krisis Besar 2027-2032
-
Kenapa Keputusan Trump Buka Suaka Margasatwa Arktik untuk Pengeboran Minyak Tuai Kontroversi?
-
Parade 11 Purnawirawan Jenderal di Kantor Mahfud MD, Sinyal Darurat Selamatkan Polri?
-
Viral Kepergok Party, Beasiswa KIP-K Mahasiswi UNS Resmi Dicabut
-
Pemprov DKI Sulit Penuhi Subsidi Transjakarta Setelah DBH Dipangkas Pusat, Kini Tarifnya Bakal Naik
-
Jalan Cakung-Cilincing Luber Minyak Goreng usai Truk Terguling, 20 Pemotor jadi Korban
-
Biar Warga Naik Angkutan Umum, Pramono Minta Kepala Daerah Penyangga Siapkan Park and Ride
-
Mahasiswa UNP Antusias Gali Potensi Mengikuti Digistar Telkom
-
Pelaku Sudah Ditangkap! Polisi Ungkap Motif Penembakan Pengacara di Lahan Kosong Tanah Abang