News / Internasional
Minggu, 02 November 2025 | 11:50 WIB
Rakyat Sudan menggelar protes di jalan menuntut Dewan Peralihan Militer (MTC) menyerahkan kekuasaan kepada pemerintah sipil. [Dok.Antara]

PBB telah menyebut perang ini sebagai kejahatan kemanusiaan karena 24 juta orang di seluruh Sudan mengalami kelaparan akut.

Sementara itu, lebih dari 26.000 orang melarikan diri dan lebih dari 170.000 orang masih tertahan di El-Fasher.

4. Pertempuran di Kota-Kota Besar

Tidak hanya di El-Fasher, pertempuran juga terjadi di kota besar lain seperti Khartoum. Akibatnya, Sudan saat ini telah terjebak pada situasi konflik dan krisis kemanusiaan yang sudah tidak terbendung lagi.

Kawasan Darfur yang menjadi pusat konflik sudah lama rapuh dan memburuk secara cepat. Dampaknya, kota-kota lain juga jatuh ke tangan RSF.

Ratusan ribu orang melarikan diri ke daerah sekitarnya, dan akses bantuan terhambat oleh keamanan atau pemutusan jalur logistik. Di Khartoum, klaim-klaim kemenangan militer bergantian dengan ledakan bom.

Layanan kesehatan, listrik, dan distribusi pangan belum pulih sepenuhnya sehingga banyak warga tetap bergantung pada bantuan darurat.

Lembaga internasional memperingatkan ketersediaan pangan dan layanan dasar sudah di ambang batas. Sementara proses diplomasi dan gencatan senjata berkepanjangan belum membuahkan hasil.

5. Ada Pemberontakan Antarsuku

Baca Juga: Suara Lantang Pep Guardiola: Hentikan Genosida di Gaza!

Di samping militer dan sipil, kondisi di Sudan juga diperparah dengan pemberontakan antarsuku. Awalnya RSF juga dikerahkan ke luar Darfur untuk mengatasi bentrokan antarsuku di sepanjang perbatasan Sudan.

Sebut saja pada tahun 2019, ketika ada protes sipil untuk menggulingkan kediktatoran Bashir dari kekuasaan Sudan. Namun tak disangka dua tahun kemudian, militer Sudan dan RSF justru bersekongkol melakukan kudeta.

Hal tersebut dilakukan sebelum menyerahkan kekuasaan pada pemerintah yang dipimpin sipil akibat tekanan internasional. Tapi kesepakatan itu tak berakhir mulus hingga saat ini, bahkan peralihan dan perebutan kekuasaan juga tak terhindarkan.

Kini, perjanjian damai di Sudan masih jauh dari kata sepakat. 

Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni

Load More