- Anggota Komisi B DPRD DKI, Muhammad Taufik Zoelkifli, menyebut hasil kajian menunjukkan warga Jakarta sudah mampu membayar tarif Transjakarta lebih tinggi dari Rp3.500.
 - Subsidi yang kini mencapai Rp4,2 triliun per tahun dinilai membebani keuangan daerah, apalagi setelah dana bagi hasil dari pusat dipangkas.
 - Meski begitu, Pemprov masih memastikan kenaikan tarif tidak memberatkan masyarakat dan tetap memberi subsidi bagi 15 golongan penerima manfaat.
 
Suara.com - Anggota Komisi B DPRD DKI, Muhammad Taufik Zoelkifli menilai masyarakat ibu kota sudah sanggup membayar tarif Transjakarta lebih tinggi dari Rp3.500.
Ia menyebut kajian Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) menunjukkan kemampuan warga untuk menanggung tarif baru cukup kuat.
"Jadi kemampuan bayar dari warga Jakarta dan keinginan bayar berapa, itu ternyata memang mereka sudah (dikaji). Kalau melihat dari kajian, masyarakat Jakarta sudah mampu untuk membayar lebih dari Rp3.500," ujar Taufik saat dihubungi, Minggu (2/11/2025).
Menurut Taufik, wacana kenaikan tarif Transjakarta sudah bergulir sejak dua tahun lalu. Selain karena kemampuan ekonomi warga yang meningkat, ia menyebut tarif Transjakarta memang sudah terlalu lama tidak mengalami penyesuaian.
Ia menilai, kenaikan tarif Transjakarta sudah sewajarnya dilakukan. Selama 20 tahun, harga tiket tidak pernah berubah, sementara tarif transportasi umum di daerah penyangga Jakarta rata-rata sudah mencapai Rp5.000.
Politikus PKS itu menambahkan, beban subsidi yang ditanggung Pemprov DKI untuk operasional Transjakarta terus meningkat.
Kondisi itu diperparah dengan rencana pemangkasan dana transfer ke daerah (TKD) oleh pemerintah pusat, termasuk dana bagi hasil (DBH) untuk Jakarta, senilai Rp16 triliun.
Taufik menyebut, subsidi Transjakarta saat ini sudah mencapai Rp4,2 triliun per tahun dengan jumlah penumpang harian sekitar 1,2 juta orang.
"Jadi gambarannya kalau seorang penduduk Jakarta naik Transjakarta, penumpang naik Transjakarta, itu harusnya dia bayarnya Rp15 ribu supaya tertutup gitu ya, kan ya? Tapi karena bayarnya Rp3.500, jadi yang Rp11.500 itu disubsidi oleh Pemprov Jakarta untuk supaya bisa beroperasi," tuturnya.
Baca Juga: Demo Guru di Monas, Transjakarta Alihkan Sejumlah Rute Layanan
Meski demikian, ia mengungkapkan DPRD DKI belum menerima usulan resmi dari Pemprov terkait besaran tarif baru yang akan diberlakukan.
"Jadi kalau kami dari itu DPRD melihat bahwa, ya kalau memang masyarakat sudah mampu untuk membayar lebih, maka itu kami akan membuatkan regulasinya. Tentunya regulasi nanti pergub ya, tapi kami akan menyetujui," tuturnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta, Syafrin Liputo, menjelaskan pihaknya terus memperbarui kajian tentang kemampuan dan kemauan masyarakat membayar (ability to pay-willingness to pay/ATP-WTP). Kajian tersebut menjadi dasar untuk menentukan besaran tarif Transjakarta yang baru.
"Jadi begitu ada kenaikan tarif, tentu akan berdampak pada ridership, jumlah penumpangnya, jumlah pelanggannya, baik itu Transjakarta dalam hal ini. Oleh sebab itu, setiap tahun ini kami update dari sisi ATP-WTP masyarakat," kata Syafrin di Balai Kota Jakarta, Rabu (29/10/2025).
Ia menambahkan, beban subsidi untuk Transjakarta terus meningkat karena tingkat pemulihan biaya (cost recovery) turun drastis menjadi hanya 14 persen, dari sebelumnya 34–35 persen.
"Artinya jika tinggal 14 persen, maka subsidi yang harus disiapkan itu sebesar 86 persen. 86 persen ini, sekarang kita terkoreksi tadi dengan DBH, pemotongan DBH, sehingga ini berpengaruh terhadap kapasitas fiskal Jakarta," ujarnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
 - 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 
Pilihan
- 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 - 
            
              5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
 - 
            
              Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
 
Terkini
- 
            
              Penguasa Orba Diusulkan Dapat Gelar Pahlawan, Puan Maharani Ungkit Rekam Jejak Soeharto, Mengapa?
 - 
            
              Projo Siap Hapus Logo Jokowi, Gibran Santai: Itu Keputusan Tepat
 - 
            
              Geger Gubernur Riau Kena OTT KPK, Puan Maharani Beri Peringatan Keras: Semua Mawas Diri
 - 
            
              Jakarta Waspada! Inflasi Oktober Meroket: Harga Emas, Cabai, dan Beras Jadi Biang Kerok?
 - 
            
              UAS Turun Gunung Luruskan Berita OTT Gubernur Riau: Itu yang Betul
 - 
            
              Yakin Kader Tak Terlibat? Ini Dalih PKB Belum Ambil Sikap usai KPK OTT Gubernur Riau Abdul Wahid
 - 
            
              Utang Whoosh Aman? Prabowo Pasang Badan, Minta Publik Jangan Panik!
 - 
            
              Murka! DPR Desak Polisi Tak Pandang Bulu Usut Kasus Guru di Trenggalek Dianiaya Keluarga Murid
 - 
            
              Pemerintah Siap Tanggung Utang Whoosh, Bayar dari Duit Hasil Efisiensi dan Sitaan Koruptor?
 - 
            
              Guru Dianiaya Wali Murid Cuma Gara-gara Sita HP, DPR Murka: Martabat Pendidikan Diserang!