- Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Partai Ummat DKI Jakarta melontarkan kritik tajam terhadap kepemimpinan Gubernur Pramono Anung.
- Partai besutan Amien Rais ini menilai program Pemprov DKI Jakarta belum berpihak kepada wong cilik
- Keberpihakan ini terutama di sektor pendidikan, kesehatan, dan UMKM, serta menyoroti isu transparansi anggaran.
Suara.com - Partai Ummat, yang dipimpin oleh Amien Rais, kembali menarik perhatian publik setelah Dewan Pengurus Wilayah (DPW) DKI Jakarta melontarkan kritik keras terhadap kinerja Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung.
Kritik ini disampaikan sebagai bagian dari agenda Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Partai Ummat Wilayah DKI Jakarta pada Sabtu (1/11/2025).
Ketua DPW Partai Ummat DKI Jakarta, Buya Fikri Bareno, menyatakan bahwa setelah beberapa waktu di bawah kepemimpinan Gubernur Pramono Anung, arah pembangunan dan kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta belum menunjukkan kemajuan signifikan.
Menurutnya, kebijakan yang ada gagal menjawab kebutuhan dasar rakyat dan menghadirkan pemerataan pembangunan di seluruh wilayah ibu kota.
Inti dari kritik Partai Ummat adalah penilaian bahwa berbagai program yang dijalankan Gubernur Pramono dinilai "tidak berpihak kepada wong cilik alias rakyat kecil", terutama menyangkut sektor krusial seperti pendidikan, kesehatan, dan UMKM.
Ketidakberpihakan ini, menurut Partai Ummat, terindikasi dari penganggaran program-program di sektor tersebut yang dianggap tidak efisien.
Lebih lanjut, partai ini mempertanyakan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan anggaran di sektor-sektor tersebut.
Partai Ummat menilai bahwa kepemimpinan Gubernur Pramono Anung belum memiliki visi dan langkah nyata dalam mengatasi persoalan pokok Jakarta yang tak kunjung usai, seperti kemacetan, banjir, tata ruang, dan kemiskinan perkotaan.
"Banyak program yang bersifat seremonial dan kurang menyentuh akar permasalahan masyarakat," tandas Fikri.
Partai Ummat juga menyoroti kelemahan komitmen dalam membangun transportasi publik yang benar-benar terintegrasi dan ramah lingkungan, serta menyoroti ketidakjelasan arah kebijakan tata ruang. "Program revitalisasi kota belum menyentuh wilayah padat penduduk, sementara proyek-proyek besar lebih banyak berorientasi pada kepentingan investasi daripada kesejahteraan warga," tegas Buya Fikri, seperti dalam keterangan resminya yang dikutip pada Minggu (2/11/2025).
Menutup pernyataan sikapnya, Partai Ummat mendorong Gubernur Pramono Anung agar segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap jajaran birokrasi dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di bawahnya.
Tujuannya agar pelayanan publik dapat kembali berorientasi pada kebutuhan rakyat, bukan hanya kepentingan politik atau kelompok tertentu.
Sekretaris DPW Partai Ummat DKI Jakarta, Ayang Adriyansah, menutup dengan menegaskan komitmen mereka untuk terus mengawal kebijakan Pemprov DKI, menyuarakan kepentingan rakyat kecil, dan memastikan kekuasaan tidak disalahgunakan.
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Rupiah Dijamin Stabil di Akhir Tahun, Ini Obat Kuatnya
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
Terkini
-
Korsleting Dominasi Kasus Kebakaran Jakarta, Pengamat: Listriknya 'Spanyol', Separuh Nyolong!
-
Operasi Senyap KPK di Banten, Lima Orang Terjaring OTT Semalam
-
Waspada Cuaca Ekstrem, Distamhut DKI Pangkas 69 Ribu Pohon Rawan
-
Polisi Gadungan Bersenpi Peras Korban di ATM Pondok Gede, Motor dan Uang Rp 4,2 Juta Raib!
-
Jimly Asshiddiqie Sebut Cuma Ada Tiga Pejabat Berwenang yang Bisa Batalkan Perpol 10/2025
-
Pengembang Dibuat 'Panas Dingin', Apa Alasan Sebenarnya KDM Setop Sementara Izin Perumahan di Jabar?
-
Lumpur Setinggi 2 Meter Mustahil Disingkirkan? Ini Solusi Manfaatkan Kayu Gelondongan Sisa Banjir
-
Kemensos Siapkan Jaminan Hidup Korban Bencana Sumatra Selama 3 Bulan
-
Kubu Roy Suryo Ungkap Detik-detik 'Penyusup' Kepergok Masuk Ruang Gelar Perkara Kasus Ijazah Jokowi
-
Prabowo Kunjungan di Sumatra Barat, Tinjau Penanganan Bencana dan Pemulihan Infrastruktur