- Merisa mengatakan pengusulan Soeharto jadi pahlawan nasional bukan baru pertama kali dilakukan pada tahun ini.
- Upaya terbaru ini tidak bisa dilepaskan dari konteks politik setelah Prabowo Subianto terpilih sebagai presiden.
- Partai Golkar salah satu yang mengusurkan agar Soeharto jadi pahlawan nasional.
Suara.com - Peneliti HAM dan Reformasi Sektor Keamanan Setara Institute, Merisa Dwi Juanita, menilai pengusulan Soeharto sebagai pahlawan nasional bukan langkah spontan, melainkan bagian dari upaya sistematis pemerintah dan elite politik untuk memutihkan sejarah kelam Orde Baru.
Ia menyebutkan kalau pengusulan Soeharto jadi pahlawan nasional bukan baru pertama kali dilakukan pada tahun ini, sehingga kemungkinan besar akan terus berulang.
"Kami merasa bahwa ini adalah upaya sistematis pemerintah dan elit politik untuk menjadikan Soeharto sebagai pahlawan. Ini sudah berkali-kali, bahkan sudah sampai lima kali dilakukan. Berarti percobaan ini bukan yang terakhir,” kata Merisa dalam konferensi pers betsama Kontras, Senin (3/11/2025).
"Apabila ini digagalkan, maka akan ada percobaan yang sama di tahun-tahun berikutnya," katanya menambahkan.
Menurutnya, upaya terbaru ini tidak bisa dilepaskan dari konteks politik setelah Prabowo Subianto terpilih sebagai presiden.
Ia menyoroti keputusan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang sebulan sebelum pelantikan Prabowo, mencabut nama Soeharto dari TAP MPR Nomor 4 Tahun 1998 tentang penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).
Ia menilai langkah ini merupakan bentuk pengkhianatan terhadap semangat reformasi dan mengabaikan fakta sejarah bahwa selama 32 tahun kekuasaan Soeharto, terjadi pelanggaran hak asasi manusia, korupsi besar-besaran, serta kekerasan politik terhadap rakyat.
"Maka kami melihat bahwa penganugerahan ini merupakan langkah yang salah karena mengabaikan fakta historis bahwa 32 tahun masa kemimpinannya penuh dengan darah dan pelanggaran ham yang jelas," kritiknya.
Dipertimbangkan Prabowo
Baca Juga: Soal Rencana Pemberian Gelar Pahlawan ke Soeharto, PDIP Singgung Catatan HAM
Diberiakan sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto tengah mempertimbangkan memberi gelar pahlawan nasional untuk Presiden ke-2 RI Soeharto.
Pertimbangan itu menyusul adanya usulan dari Partai Golkar.
Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia melaporkan kepada Prabowo bahwa pihaknya mengajukan nama Soeharto sebagai penerima gelar pahlawan nasional.
Menanggapi usulan tersebut, Prabowo menerima aspirasi dan mempertimbangkan.
"Bapak presiden menerima aspirasi dari Golkar tentang permohonan Golkar agar Pak Harto, Presiden Soeharto menjadi pahlawan nasional," kata Bahlil usai bertemu Prabowo di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (3/11/2025).
"Bapak Presiden Prabowo mengatakan bahwa saya menerima dan akan mempertimbangkan," sambung Bahlil.
Berita Terkait
-
Amnesty: Pencalonan Soeharto Pahlawan Cacat Prosedur dan Sarat Konflik Kepentingan!
-
Amnesty International Ingatkan Prabowo: Gelar Pahlawan untuk Soeharto Jadi Akhir dari Reformasi
-
Mensos: Usulan Pahlawan Nasional Soeharto Penuhi Syarat Formal!
-
Bahlil Temui Prabowo, Minta Soeharto Jadi Pahlawan Nasional: Sudah Sangat Layak
-
Prabowo Pertimbangkan Nama Soeharto jadi Pahlawan Nasional
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 5 Bek Kanan Terbaik Premier League Saat Ini: Dominasi Pemain Arsenal
Pilihan
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
-
Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
-
Tak Tayang di TV Lokal! Begini Cara Nonton Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17
-
Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Sri Mulyani: Sebut Eks Menkeu 'Terlalu Protektif' ke Pegawai Bermasalah
Terkini
-
20 Siswa SDN Meruya Selatan 01 Diduga Keracunan MBG di Hari ke-3, Puding Coklat Bau Gosong
-
Luncurkan Dana Abadi ITS, BNI dan ITS Dorong Filantropi Pendidikan Digital
-
Dosen di Jambi Dibunuh Polisi: Pelaku Ditangkap, Bukti Kekerasan dan Dugaan Pemerkosaan Menguat
-
Nasib Charles Sitorus Terpidana Kasus Gula Tom Lembong usai Vonisnya Diperkuat di Tingkat Banding
-
Amnesty: Pencalonan Soeharto Pahlawan Cacat Prosedur dan Sarat Konflik Kepentingan!
-
Pemulihan Cikande: 558 Ton Material Radioaktif Berhasil Diangkut Satgas Cesium-137
-
Waspada Banjir Rob, BPBD DKI Peringatkan 11 Kelurahan di Pesisir Utara
-
Bank Mandiri Siap Salurkan Rp3,22 Triliun BLTS Kesra 2025 lewat Jaringan Cabang & Mandiri Agen
-
KAI Siap Suplai Data dan Beri Kesaksian ke KPK soal Dugaan Mark Up Proyek Whoosh
-
Komisi Yudisial Periksa 3 Hakim Kasus Tom Lembong, Hasilnya Belum Bisa Dibuka ke Publik