- National Technology Summit 2025 menekankan bahwa pemerataan internet Indonesia tidak bisa lagi bertumpu pada kompetisi antar penyedia layanan, melainkan kolaborasi infrastruktur.
- Linknet memperkenalkan pendekatan open access yang memungkinkan penyedia lain memanfaatkan jaringan mereka guna mempercepat penetrasi broadband.
- Pesannya jelas bahwa masa depan internet Indonesia hanya dapat dicapai melalui sinergi industri, digitalisasi inklusif, dan konektivitas berkelanjutan.
Suara.com - Ruang pertumbuhan internet rumah di Indonesia masih sangat besar, terutama di luar Jawa dan wilayah urban.
Meski kebutuhan internet berkapasitas tinggi terus naik, akses broadband fiber ternyata masih jauh dari merata—sebagian besar masyarakat masih bergantung pada jaringan seluler.
Hal inilah yang menjadi bahasan di National Technology Summit 2025. Tentang masa depan internet Indonesia, dikatakan bahwa pemerataan konektivitas tidak lagi bisa mengandalkan kompetisi antar penyedia layanan, melainkan kolaborasi infrastruktur.
Geografi Indonesia Yang “Menyulitkan” Infrastruktur
Chief Technology and Network Officer Linknet, Erick Satya Arianto, menggarisbawahi tantangan utama bukan teknologi, melainkan geografi.
“Dengan 70 persen wilayah berupa lautan, membangun konektivitas rumah ke rumah tidak bisa dilakukan sendirian. Karena itu kami memilih model kolaborasi, bukan kompetisi,” ujarnya.
Pernyataan ini pun menjadi highlight, bahwa internet Indonesia membutuhkan model berbagi jaringan.
Open Access: Cara Baru Mempercepat Broadband
Linknet memposisikan diri sebagai penyedia infrastruktur yang dapat dipakai ISP lain. ISP kemudian mengelola layanan pelanggan, produk, dan penetrasi pasar sesuai kekuatan lokal.
Baca Juga: Komdigi Akui Kualitas Internet Indonesia Kalah Jauh dari Malaysia
“Peran kami adalah menyediakan jaringan yang andal dan dapat diakses bersama. Dengan begitu, perluasan broadband bisa lebih cepat dan lebih merata,” jelas Erick.
Pendekatan open access ini diyakini dapat mempercepat penetrasi internet rumah yang selama ini stagnan.
AI untuk Infrastruktur, Bukan Gimmick
Menariknya, Linknet juga menjelaskan bahwa teknologi AI sudah digunakan dalam perencanaan dan pemantauan jaringan.
Namun statusnya masih pada efisiensi internal, bukan layanan customer-facing seperti yang sering digembar-gemborkan industri.
Ini memperlihatkan tren sehat: AI dipakai untuk hal yang paling krusial—kestabilan jaringan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Hunian Sementara untuk Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun, Begini Desainnya
-
Tragedi Tol Krapyak: Kecelakaan Maut Bus PO Cahaya Trans Tewaskan 16 Orang, Disopiri Sopir Cadangan
-
Menko Yusril Jelaskan Alasan Pemerintah Pilih Terbitkan PP Atur Penugasan Polisi di Jabatan Sipil
-
Kena OTT KPK, Kajari HSU Dicopot Jaksa Agung, Satu Anak Buahnya Kini Jadi Buronan
-
Pramono Anung Siapkan Insentif untuk Buruh di Tengah Pembahasan UMP 2026
-
Waka BGN Minta Maaf Usai Dadan Dianggap Tak Berempati: Terima Kasih Rakyat Sudah Mengingatkan
-
Ogah Berlarut-larut, Pramono Anung Targetkan Pembahasan UMP Jakarta 2026 Rampung Hari Ini
-
Blak-blakan Dino Patti Djalal Kritik Menlu Sugiono agar Kemlu Tak Raih Nilai Merah
-
Tragedi Maut di Exit Tol Krapyak Semarang: Bus Cahaya Trans Terguling, 15 Nyawa Melayang
-
Pesan Hari Ibu Nasional, Deteksi Dini Jadi Kunci Lindungi Kesehatan Perempuan