- Longsor di Majenang, Cilacap, menelan tiga korban jiwa, menyebabkan 20 orang masih hilang, dan merusak sedikitnya 12 rumah warga akibat hujan lebat berkepanjangan
- Tim SAR gabungan dari berbagai unsur dikerahkan untuk melakukan pencarian di lima sektor berbeda, namun menghadapi kendala serius berupa medan yang terjal dan kondisi tanah yang masih labil
- Pihak berwenang, termasuk BPBD dan BNPB, telah mengevakuasi warga dari zona rawan dan mengimbau masyarakat untuk tetap waspada karena tanah di lokasi masih bergerak dan potensi longsor susulan masih tinggi
Suara.com - Suasana duka menyelimuti Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Cilacap, setelah bencana tanah longsor dahsyat menerjang dua dusun pada Kamis (13/11) malam. Tim SAR gabungan hingga kini terus berpacu dengan waktu untuk menemukan puluhan warga yang dilaporkan hilang tertimbun material longsoran.
Bencana yang terjadi sekitar pukul 20.00 WIB ini dipicu oleh hujan lebat yang mengguyur wilayah tersebut selama beberapa hari terakhir. Akibatnya, tebing di Dusun Cibuyut dan Tarukahan tak mampu lagi menahan beban air dan longsor, mengubur belasan rumah di bawahnya.
“Pagi ini, tim SAR gabungan kembali melakukan evakuasi dan pencarian. Masih ada 21 warga yang dalam pencarian,” kata Camat Majenang Aji Pramono di lokasi kejadian, Jumat (14/11/2025) pagi.
Data terbaru yang terus berkembang menunjukkan dampak yang masif. Dari total 49 warga yang terdampak langsung, tiga orang ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, sementara 20 lainnya masih berstatus hilang dan dalam proses pencarian intensif.
Fakta-Fakta di Lapangan: Korban dan Kerusakan
Hingga Jumat siang, tim SAR gabungan berhasil mengidentifikasi tiga korban meninggal. Dua korban pertama adalah Julia (20) dan Maya (15), warga Dusun Tarukahan. Korban ketiga, Yuni, ditemukan pada Jumat pagi sekitar pukul 10.43 WIB setelah tim bekerja keras menyingkirkan material longsoran.
"Korban berhasil dievakuasi pada pukul 10.56 WIB dan langsung dibawa ke RSUD Majenang,” ungkap On Scene Coordinator (OSC) Kantor SAR Cilacap, Priyo Prayudha Utama sebagaimana dilansir Antara.
Selain korban jiwa, bencana ini juga menyebabkan kerusakan material yang parah. Data sementara dari BPBD Kabupaten Cilacap mencatat sedikitnya 12 rumah warga rusak berat terkubur longsoran, dan 16 rumah lainnya berada dalam kondisi terancam.
“Warga di zona rawan telah dievakuasi. Tanah masih bergerak di sejumlah titik sehingga kami meminta warga menjauhi area dan mengikuti arahan petugas,” ujar Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Cilacap, Budi Setyawan.
Baca Juga: Heboh Dugaan Korupsi Rp237 M, Aliansi Santri Nusantara Desak KPK-Kejagung Tangkap Gus Yazid
Perjuangan Tim SAR di Medan Berbahaya
Proses pencarian korban bukanlah tugas yang mudah. Kondisi medan yang terjal dan struktur tanah yang masih labil menjadi tantangan terbesar bagi ratusan personel tim SAR gabungan yang terdiri dari Basarnas, BPBD, TNI, Polri, dan relawan.
“Proses pencarian dilakukan menggunakan alat berat, peralatan ekstrikasi, serta peralatan manual untuk menjangkau area yang sulit,” jelas Priyo Prayudha Utama.
Untuk memaksimalkan operasi, area pencarian dibagi menjadi lima sektor (worksite) berdasarkan titik-titik di mana korban diperkirakan tertimbun.
Bupati Cilacap, Syamsul Auliya Rachman, yang meninjau langsung lokasi, mendesak agar proses pencarian dipercepat dan menjanjikan dukungan penuh dari pemerintah daerah.
“Segala kebutuhan segera laporkan ke Posko. Pemkab akan memfasilitasi agar proses evakuasi berjalan cepat dan aman,” tegas Bupati.
Berita Terkait
-
Hujan Deras Sebabkan Jalan Nasional di Ciamis Amblas
-
Heboh Dugaan Korupsi Rp237 M, Aliansi Santri Nusantara Desak KPK-Kejagung Tangkap Gus Yazid
-
Tragedi di Cilacap: Balita Tewas di Tangan Ibu Kandung dan Pasangannya, Terancam Hukuman Mati
-
Banjir dan Tanah Longsor di Puncak Bogor, 3 Orang Meninggal Dunia
-
Tragedi Tanah Longsor di Puncak: 3 Orang Tewas Tertimbun, Pemancing Hilang
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
Terkini
-
Banjir Ancam Produksi Garam Aceh, Tambak di Delapan Kabupaten Rusak
-
Simalakama Gaji UMR: Jaring Pengaman Lajang yang Dipaksa Menghidupi Keluarga
-
Manajer Kampanye Iklim Greenpeace Indonesia Diteror Bangkai Ayam: Upaya Pembungkaman Kritik
-
Sepanjang 2025, Kemenag Teguhkan Pendidikan Agama sebagai Investasi Peradaban Bangsa
-
BNPT Sebut ada 112 Anak dan Remaja Terpapar Paham Radikal Lewat Sosial Media
-
Lawan Aksi Pencurian Besi, Pramono Anung Resmikan Dua JPO 'Anti Maling' di Jakarta
-
85 Persen Sekolah Terdampak Banjir di Sumatra Sudah Bisa Digunakan, Sisanya Masih Dibersihkan
-
BNPT Sebut Ada 27 Perencanaan Aksi Teror yang Dicegah Selama 3 Tahun Terakhir
-
Diteken Sebelum Lengser, Pimpinan KPK Era Nawawi Pomolango yang Beri SP3 Kasus Izin Nikel di Sultra
-
Refleksi 2025: Akademisi UII Nilai Pemerintahan Prabowo-Gibran Sarat Masalah HAM dan Militerisasi