- Mendikdasmen Abdul Mu’ti akan mengambil sejumlah kebijakan, menindaklanjuti kabar dugaan perunduhan terhadap MH (13), hingga mengakibatkan siswa kelas 1 SMPN 19 Tangerang Selatan itu meninggal dunia
- Abdul Mu'ti ingin ada keterlibatan orang tua serta masyarakat dan para siswa itu sendiri untuk mencegah terjadinya perundungan di lingkungna pendidikan
- Kabar meninggalnya MH pertama kali dikonfirmasi oleh Ketua RT di lingkungan tempat tinggal korban, Markum
Suara.com - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti akan mengambil sejumlah kebijakan, menindaklanjuti kabar dugaan perunduhan terhadap MH (13), hingga mengakibatkan siswa kelas 1 SMPN 19 Tangerang Selatan itu meninggal dunia.
Kebijakan tersebut, semisal penerbitan peraturan menteri hingga pembentukam tim di sekolah. Abdul Mu'ti belum menjelaskan lebih mendalam perihal tim yang ia maksud.
"Kalau penanganan yang itu, kita nanti akan terbitkan Permendasmen untuk memperbaiki Lermendasmen sebelumnya. Nanti kita akan bentuk tim yang yang ada di sekolah dengan pendekatan yg lebih humanis, komperhensif, dan partisipatif," kata Mu'ti di Bekasi, Jawa Barat, Senin (17/11/2025).
Abdul Mu'ti ingin ada keterlibatan orang tua serta masyarakat dan para siswa itu sendiri untuk mencegah terjadinya perundungan di lingkungna pendidikan.
"Nanti melibatkan orang tua, melibatkan murid, dan juga masyarakat sehingga berbagai kekerasan yang selama ini terjadi tidak terulang lagi di masa-masa yang akan datang," kata Mu'ti.
Sebelumnya, merespons tragedi yang menggemparkan publik ini, Abdul Mu’ti menegaskan keseriusan pihaknya. Meskipun mengaku baru mengetahui insiden tersebut, ia berjanji akan segera mencari fakta dan mengusutnya hingga tuntas.
"Saya akan mendalami kasus dugaan perundungan atau bullying di SMP Negeri 19 Tangerang Selatan," tegas Mu’ti dikutip, Minggu (16/11/2025).
Kabar meninggalnya MH pertama kali dikonfirmasi oleh Ketua RT di lingkungan tempat tinggal korban, Markum. Ia membenarkan bahwa warganya tersebut menghembuskan napas terakhir pada Minggu (16/11/2025) dini hari.
"Benar, MH merupakan korban perundungan di sekolahnya," ujar Markum, seraya menyampaikan belasungkawa mendalam atas kepergian almarhum," ujarnya.
Baca Juga: Siswa SMP di Tangsel Tewas Diduga Akibat Perundungan, JPPI: Ini Kegagalan Negara
Kronologi Dugaan Penganiayaan
Kasus tragis ini pertama kali mencuat ke publik melalui unggahan Rizky Fauzi, kakak kandung korban, di media sosial. Dalam laporannya yang ditujukan kepada akun @tangsel_update, Rizky membeberkan kronologi pilu yang menimpa adiknya.
Insiden kekerasan diduga terjadi pada Senin, 20 Oktober 2025, di dalam ruang kelas. MH diduga dipukul menggunakan kursi besi oleh temannya hingga mengalami cedera serius di bagian kepala.
Sejak kejadian itu, korban terus-menerus mengeluhkan sakit kepala hebat yang membuat kondisi fisiknya kian hari kian menurun drastis.
Keluarga korban mengungkapkan sebuah fakta yang memberatkan. Menurut mereka, pihak keluarga pelaku sempat menunjukkan itikad baik dengan menyatakan kesediaan menanggung seluruh biaya pengobatan. Namun, janji tersebut tidak ditepati di tengah jalan.
Ironisnya, pihak sekolah juga dituding tidak mengambil peran aktif dalam mediasi atau penyelesaian kasus ini, terkesan lepas tangan atas insiden yang terjadi di lingkungan mereka.
Berita Terkait
-
Siswa SMP di Tangsel Tewas Diduga Akibat Perundungan, JPPI: Ini Kegagalan Negara
-
Bullying dan Kelas Sosial: Anak Miskin Lebih Rentan Jadi Target
-
Fakta Pilu Siswa SMP di Tangsel: Diduga Dihantam Kursi Besi Oleh Teman, Meninggal Usai Kritis
-
Kasus SMPN 19 Tangsel Jadi Pengingat Keras: Bullying Nggak Pernah Sepele
-
Geger Siswa SMPN 19 Tangsel Tewas Diduga Dibully, Mendikdasmen: Saya Akan Dalami Kasus Ini!
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
Terkini
-
Kemendagri Apresiasi Upaya Sumut Tekan Inflasi
-
Buruh Tuntut UMP DKI Rp6 Juta, Gubernur Pramono Malah Tak Bisa Ditemui, Ada Apa?
-
Kebakaran di Jatipulo Hanguskan 60 Rumah, Kabel Sutet Putus Biang Keroknya?
-
Rekaman CCTV Detik-detik Pendopo FKIP Unsil Ambruk Viral, 16 Mahasiswa Terluka
-
Jeritan 'Bapak, Bapak!' di Tengah Longsor Cilacap: Kisah Pilu Korban Kehilangan Segalanya
-
Khawatir Komnas HAM Dihapus Lewat Revisi UU HAM, Anis Hidayah Catat 21 Pasal Krusial
-
Terjebak Sindikat, Bagaimana Suku Anak Dalam Jadi Korban di Kasus Penculikan Bilqis?
-
Buah Durian Mau Diklaim Malaysia Jadi Buah Nasional, Indonesia Merespons: Kita Rajanya!
-
Panas Adu Argumen, Irjen Aryanto Sutadi Bentak Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Jangan Sok-sokan!
-
Ikut Duduk di Sekolah, Prabowo Minta Papan Interaktif yang Bikin Siswa Semangat Belajar Jangan Rusak