- Kemenhub mencabut status internasional Bandara Khusus PT IMIP di Morowali melalui KM 55 Tahun 2025 pada 13 Oktober 2025.
- Pencabutan izin tersebut secara resmi melarang Bandara IMIP melayani penerbangan langsung dari maupun ke luar negeri.
- Said Didu menduga ada oknum aparat tinggi atau "bintang" yang terlibat dalam operasional tambang dan smelter di Morowali.
Suara.com - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) secara resmi mencabut status internasional Bandara Khusus PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah.
Keputusan ini berimplikasi langsung, di mana Bandara IMIP tidak lagi diizinkan untuk melayani penerbangan langsung dari dan/atau ke luar negeri.
Pencabutan izin ini termuat dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 55 Tahun 2025 tentang Penggunaan Bandar Udara yang Dapat Melayani Penerbangan Langsung dari dan/atau ke Luar Negeri.
Keputusan ini ditandatangani oleh Menteri Perhubungan, Dudy Purwagandhi, pada 13 Oktober 2025.
Keputusan Kemenhub ini muncul setelah Bandara IMIP menjadi sorotan publik dalam beberapa hari ke belakang karena dianggap memiliki 'keistimewaan' tersendiri sebagai bandara khusus yang melayani rute internasional.
Terkait itu, mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu, angkat bicara terkait pencabutan status internasional Bandara Khusus PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) oleh Kementerian Perhubungan.
Dalam sebuah diskusi di kanal YouTube Hendri Satrio Official, Said Didu juga membeberkan dugaan keterlibatan oknum aparat tinggi atau "bintang" di balik operasional tambang dan smelter di Morowali.
Said Didu menyebut bahwa di balik perusahaan besar yang beroperasi di sana, terdapat sosok-sosok berpengaruh dari kalangan penegak hukum dan purnawirawan.
"Kita tahulah, di belakangnya Bintang Delapan, isinya bintang-bintang. Ada bekas di sana tuh selain bintang, ada penegak hukum paling tinggi, semua ada di sana," kata Said Didu, dikutip Selasa (2/12/2025).
Baca Juga: 5 Bintang Hollywood Bersinar Hanya Sekali, Menghilang Usai Bintangi Satu Karya Terbaik
Menurutnya, kekuatan "bintang" ini tidak hanya berada di sisi pemilik pabrik atau smelter, tetapi juga menjadi pelindung bagi Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang menyuplai bahan baku.
Ia menggambarkan situasi ini sebagai sebuah lingkaran kekuatan yang saling mengunci.
"Jadi jangan heran bahwa semua IUP itu backingannya bintang juga. Jadi yang bangun pabrik bintang mungkin cuma warna seragamnya beda. Ada juga yang sama, yang melindung IUP bintang juga," jelasnya.
Kondisi inilah yang menurut Said Didu membuat kebijakan bisa diatur sedemikian rupa, termasuk soal larangan ekspor ore (bijih nikel) yang memaksa semua bahan baku masuk ke smelter tersebut.
Menutup pernyataannya, Said Didu mengapresiasi peringatan keras yang sempat dilontarkan Presiden Prabowo Subianto kepada para petinggi aparat terkait masalah ini.
"Nah, itulah saya sangat memaklumi pernyataan Presiden Prabowo waktu di DPR menyatakan, ‘Wahai para bintang berhentilah menjadi backing mereka’, karena dia tahu yang punya smelter bintang, yang punya ore bintang juga," pungkas Said Didu.
Berita Terkait
-
Luhut Buka Suara Soal Asal Usul Izin Bandara Khusus IMIP
-
Luhut Ikut Bangun Bandara IMIP: Itu Fasilitas untuk Investor Nikel China, Bukan Ancaman Kedaulatan
-
3 Bandara Dicabut Status Internasional, Bandara IMIP Jadi Salah Satunya
-
5 Bintang Hollywood Bersinar Hanya Sekali, Menghilang Usai Bintangi Satu Karya Terbaik
-
Menkeu Purbaya Siap Kirim Bea Cukai ke Bandara IMIP, Akui Ada Kekosongan Petugas
Terpopuler
- 6 HP 5G Paling Murah di Bawah Rp 4 Juta, Investasi Terbaik untuk Gaming dan Streaming
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 29 November: Ada Rivaldo, Ribuan Gems, dan Kartu 110-115
- Bercak Darah di Pohon Jadi Saksi Bisu, Ini Kronologi Aktor Gary Iskak Tewas dalam Kecelakaan Maut
- 5 Shio Paling Beruntung Hari Ini Minggu 30 November 2025, Banjir Hoki di Akhir Bulan!
- 7 Rekomendasi Motor Paling Tangguh Terjang Banjir, Andalan saat Musim Hujan
Pilihan
-
6 Mobil Turbo Bekas untuk Performa Buas di Bawah Rp 250 Juta, Cocok untuk Pecinta Kecepatan
-
OPEC Tahan Produksi, Harga Minyak Dunia Tetap Kokoh di Pasar Asia
-
Menteri UMKM Sebut Produk Tak Bermerek Lebih Berbahaya dari Thrifting: Tak Terlihat tapi Mendominasi
-
Telkom Siapkan Anak Usaha Terbarunya infraNexia, Targetkan Selesai pada 2026
-
Ironi di Kandang Sendiri: UMKM Wajib Sertifikasi Lengkap, Barang China Masuk Bebas?
Terkini
-
Ada Ancaman di Balik Korupsi NTB? 15 Anggota DPRD Ramai-ramai Minta Perlindungan LPSK
-
Kemenag Jelaskan Dasar Ilmiah dan Fikih Penetapan Waktu Subuh: Bukan Perkiraan, Tapi Hasil Ijtihad
-
Viral Aksi Zulhas Panggul Beras di Lumpur Banjir Padang, Janjikan Bantuan Dobel
-
Tampang Dewi Astutik, Buron Elite Narkoba Rp5 T, Terkulai di Kamboja Usai Sering Ganti Penampilan
-
Alasan Eks Ajudan Jokowi Dipanggil Kejaksaan dalam Dugaan Pencucian Uang
-
Kondisi Membaik, Penyidik Ambil Keterangan ABH Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta, Apa Hasilnya?
-
Nasabah Mirae Asset Kehilangan Puluhan Miliar, Tuding Sistem Lemah dan Lapor Polisi
-
Jejak Gus Yaqut di Skandal Kuota Haji, KPK Bongkar 'Permainan' Jatah Tambahan 20 Ribu
-
Respons Golkar Usai Bupati di Aceh Bilang Prabowo Presiden Seumur Hidup
-
Antisipasi Rob Saat Nataru 2026, Pemkab Siagakan Ratusan Satgas dan Pompa Apung di Kepulauan Seribu