- Dewi Astutik (Mami), buronan narkoba Asia, ditangkap di Sihanoukville, Kamboja pada 1 Desember 2025.
- Dewi adalah otak perekrutan yang mengendalikan jaringan narkotika internasional, berbeda dengan jaringan gembong Fredy Pratama.
- Penangkapan Dewi adalah buah manis dari operasi intelijen senyap dan diplomasi tingkat tinggi.
Berbekal Red Notice Interpol dan informasi intelijen yang matang, BNN RI membentuk tim khusus pada 25 November 2025 untuk terbang ke Kamboja.
Di bawah komando langsung Direktur Penindakan dan Pengejaran BNN RI, Brigjen Roy Hardi Siahaan, tim ini bergerak bak hantu. Sebagai arsitek lapangan, Roy memimpin timnya menyusup ke Kamboja, mengoordinasikan data intelijen dengan BAIS TNI, dan menjalin kerja sama taktis dengan Kepolisian Kamboja.
Kesulitan terbesar menangkap Dewi selama ini adalah kelicinannya dalam berpindah tempat.
"Dia adalah bagian dari jaringan internasional yang selama ini pindah dari negara ke negara lain," jelas Suyudi.
Saat disergap, Dewi tak sendiri. Ia bersama seorang pria yang belakangan diketahui bernama Abdul Halim. Identitas sang pria pun masih menyisakan misteri.
"Lelaki tersebut sedang dilakukan penyelidikan oleh Polisi Kamboja, sementara info yang didapatkan, lelaki tersebut diakui sebagai WN Pakistan dengan panggilan Abdul Halim, yang diduga sebagai pacar Paryatin alias Dewi Astuty," beber Suyudi saat dikonfirmasi, Rabu (3/12/2025).
Bayang-Bayang Fredy Pratama dan Peta Baru "Segitiga Emas"
Penangkapan Dewi memang melumpuhkan satu pilar penting, namun bangunan utama kerajaan narkoba di bawah kendali Fredy Pratama masih berdiri kokoh.
Kepala BNN bahkan secara gamblang menempatkan keduanya di puncak piramida kejahatan ini.
Baca Juga: Tampang Dewi Astutik, Buron Elite Narkoba Rp5 T, Terkulai di Kamboja Usai Sering Ganti Penampilan
"Berdasarkan hasil analisa, terdapat dua nama utama asal Indonesia yang mendominasi kawasan Golden Triangle, yakni Fredy Pratama dan PAR alias Dewi Astuti," tegas Suyudi.
Fredy Pratama, sang "Escobar Indonesia", tetap menjadi buronan nomor satu.
Jaringannya dirancang untuk sulit mati, beroperasi dengan tiga prinsip utama: struktur sel terputus, profesionalisme tinggi, dan regenerasi cepat.
Menariknya, asumsi publik bahwa Dewi adalah tangan kanan Fredy ternyata meleset. Hasil pendalaman BNN justru mengungkap fakta baru: mereka adalah dua kekuatan besar yang berbeda.
"Dewi Astutik sementara merupakan jaringan Cambodia-Nigeria-Brazilia. Jadi belum terkonfirmasi sebagai rekan Fredy Pratama," tutur Suyudi.
Fakta ini menegaskan bahwa Dewi adalah "Ratu" dari sindikat independen yang kekuatannya setara dengan jaringan Fredy.
Berita Terkait
-
Terungkap Jejak Licin Dewi Astutik, Ratu Narkoba Rp5 T Buronan Dua Negara
-
Siapa Pria Misterius di Samping Ratu Narkoba Dewi Astutik Saat Digerebek di Kamboja?
-
Ditangkap di Kamboja, Dewi Astutik Ternyata Pengendali Jaringan Fredy Pratama di Golden Triangle!
-
SEA Games 2025 dan Hilangnya Salah Satu Kekuatan Utama Garuda Muda dari Edisi 2023
-
Tampang Dewi Astutik, Buron Elite Narkoba Rp5 T, Terkulai di Kamboja Usai Sering Ganti Penampilan
Terpopuler
- Resmi Dibuka, Pusat Belanja Baru Ini Hadirkan Promo Menarik untuk Pengunjung
- Nggak Perlu Jutaan! Ini 5 Sepatu Lari Terbaik Versi Dokter Tirta untuk Pemula
- Kenapa Motor Yamaha RX-King Banyak Dicari? Motor yang Dinaiki Gary Iskak saat Kecelakaan
- 5 Shio Paling Beruntung di 1 Desember 2025, Awal Bulan Hoki Maksimal
- 5 Moisturizer dengan Kolagen agar Kulit Tetap Elastis dan Muda
Pilihan
-
Geger Isu Patrick Kluivert Dipecat Karena Warna Kulit?
-
Parah! SEA Games 2025 Baru Dimulai, Timnas Vietnam U-22 Sudah Menang Kontroversial
-
Adu Gaji Giovanni van Bronckhorst vs John Heitinga, Mana yang Pas untuk Kantong PSSI?
-
5 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Kebutuhan Produktivitas dan Gaming
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah Terbaru Desember 2025, Pilihan Wajib Gamer Berat dan Multitasker Ekstrem
Terkini
-
Ratu Zakiayah Ajak ASN Pemkab Serang Donasi Bantu Korban Bencana Sumatra
-
Akhirnya! Pemerintah Akui Kerusakan Lingkungan Perparah Bencana Banjir Sumatra
-
Hasil DNA Kerangka Positif, Jenazah Alvaro Kiano akan Dimakamkan Besok
-
Awas Cuaca Ekstrem, DPR Minta Kemenhub hingga BMKG 'Kawin' Data Demi Mudik Nataru Aman
-
TOK! Hakim Djuyamto Cs Dibui 11 Tahun Gegara Jual Vonis Kasus CPO
-
Percepat Penanganan, Mendagri Ajak Pemda Bantu Daerah Terdampak Bencana
-
Puan Maharani Soal Bantuan Bencana Dilempar dari Heli: Jaga Martabat Korban
-
Gubernur Papua Tengah Meki Nawipa Gelontorkan Rp90 Miliar, 26 Ribu Siswa Kini Sekolah Gratis!
-
Mensos Ingatkan Instansi Pemerintah dan Swasta Harus Beri Kesempatan Kerja untuk Disabilitas
-
Pentingnya Pembangunan Berbasis Aglomerasi untuk Gerakkan Ekonomi Kawasan