- Pemerintah mengakui kerusakan lingkungan akibat pembalakan liar memperparah bencana banjir di Sumatera yang menewaskan lebih 800 korban.
- Sekretaris Kabinet dan Kapolri menegaskan investigasi serius terhadap penyebab bencana serta asal-usul ribuan kayu gelondongan.
- Satgas PKH diturunkan untuk menyelidiki dugaan pembalakan liar di hulu sungai menggunakan bantuan analisis citra satelit.
Suara.com - Di tengah duka mendalam atas bencana banjir bandang dan longsor di Sumatera yang telah merenggut lebih dari 800 korban jiwa, sebuah pengakuan penting akhirnya datang dari pemerintah.
Bukan hanya cuaca ekstrem, kerusakan lingkungan diakui menjadi faktor krusial yang memperparah skala bencana di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Sorotan utama kini tertuju pada temuan ribuan ton kayu gelondongan berukuran raksasa yang tersapu arus deras, menguatkan dugaan adanya praktik pembalakan liar masif di hulu sungai.
Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya menegaskan bahwa pemerintah tidak akan menutup mata terhadap fakta ini. Seiring dengan operasi penyelamatan korban yang menjadi prioritas utama, investigasi serius terhadap kerusakan lingkungan kini menjadi agenda mendesak.
"Seiring dengan evakuasi dan penanganan korban yang menjadi fokus utama pemerintah, jadi penyebab bencana ini menjadi perhatian juga dan selain faktor cuaca ekstrem, tentunya ada faktor kerusakan lingkungan yang memperparah bencana, dan ini terus ditelusuri secara serius," kata Teddy dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (3/12/2025).
"Pemerintah melakukan evaluasi dan investigasi secara menyeluruh terkait bencana ini," tambah Teddy sebagaimana dilansir Antara.
Sinyal keseriusan pemerintah untuk membongkar 'dosa ekologis' ini diperkuat oleh langkah cepat Kepolisian Republik Indonesia. Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo menyatakan pihaknya telah berkoordinasi langsung dengan Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni untuk mengusut tuntas asal-usul kayu-kayu tersebut.
Sebuah tim gabungan akan segera dibentuk untuk melakukan penyelidikan mendalam. Kapolri memastikan proses hukum akan ditegakkan tanpa pandang bulu jika ditemukan adanya pelanggaran.
"Besok (Kamis, 4/12), kami akan melaksanakan rapat bersama untuk menurunkan tim gabungan guna melakukan proses penyelidikan terkait peristiwa yang terjadi. Tentunya jika ada pelanggaran hukum, kita proses," kata Kapolri.
Baca Juga: Menteri PMK Bantah Penjarahan Beras di Sibolga: Bantuan untuk Warga Banjir, Bukan Kerusuhan
Langkah serupa juga datang dari Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. Menko PMK Pratikno mengungkapkan bahwa Satuan Tugas Penertiban Kawasan Hutan (Satgas PKH) telah diterjunkan langsung ke lapangan.
Dengan bantuan teknologi citra satelit, satgas akan melacak dan mengidentifikasi pihak-pihak yang bertanggung jawab atas dugaan pembalakan liar tersebut.
"Satgas Penertiban Kawasan Hutan sudah turun tangan menelusuri dugaan gelondongan kayu yang banyak terbawa arus banjir. Pemerintah terus menelusuri pihak-pihak yang diduga melakukan pelanggaran melalui analisis citra satelit," katanya.
Banjir bandang yang menerjang tiga provinsi di Sumatera sejak Selasa, 25 November 2025, telah meninggalkan luka yang sangat dalam. Berdasarkan data terakhir dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per hari Rabu, jumlah korban jiwa telah mencapai 804 orang, sementara 634 lainnya masih dalam pencarian.
Temuan kayu-kayu yang sebagian besar tampak dipotong rapi menggunakan mesin menjadi bukti visual yang menyakitkan, menunjukkan bagaimana kerakusan manusia dapat mengubah fenomena alam menjadi bencana kemanusiaan yang dahsyat.
Berita Terkait
-
Menteri PMK Bantah Penjarahan Beras di Sibolga: Bantuan untuk Warga Banjir, Bukan Kerusuhan
-
Ancaman Serius KLHK, Pemda Perusak Lingkungan Bakal 'Dihukum' Sanksi Berlapis
-
Banjir Sumatra Jadi Petaka, KLHK 'Obrak-abrik' Izin, Bakal Panggil Perusahaan Pekan Depan
-
Pakai Citra Satelit, Pemerintah Buru Terduga di Balik Kayu Gelondongan Banjir Sumatra
-
PT Toba Pulp Lestari Milik Siapa? Pernah Ditutup Gus Dur, Disorot Imbas Banjir Sumatera
Terpopuler
- Resmi Dibuka, Pusat Belanja Baru Ini Hadirkan Promo Menarik untuk Pengunjung
- Kenapa Motor Yamaha RX-King Banyak Dicari? Motor yang Dinaiki Gary Iskak saat Kecelakaan
- Nggak Perlu Jutaan! Ini 5 Sepatu Lari Terbaik Versi Dokter Tirta untuk Pemula
- 5 Shio Paling Beruntung di 1 Desember 2025, Awal Bulan Hoki Maksimal
- 5 Moisturizer dengan Kolagen agar Kulit Tetap Elastis dan Muda
Pilihan
-
Geger Isu Patrick Kluivert Dipecat Karena Warna Kulit?
-
Parah! SEA Games 2025 Baru Dimulai, Timnas Vietnam U-22 Sudah Menang Kontroversial
-
Adu Gaji Giovanni van Bronckhorst vs John Heitinga, Mana yang Pas untuk Kantong PSSI?
-
5 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Kebutuhan Produktivitas dan Gaming
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah Terbaru Desember 2025, Pilihan Wajib Gamer Berat dan Multitasker Ekstrem
Terkini
-
Hasil DNA Kerangka Positif, Jenazah Alvaro Kiano akan Dimakamkan Besok
-
Awas Cuaca Ekstrem, DPR Minta Kemenhub hingga BMKG 'Kawin' Data Demi Mudik Nataru Aman
-
TOK! Hakim Djuyamto Cs Dibui 11 Tahun Gegara Jual Vonis Kasus CPO
-
Percepat Penanganan, Mendagri Ajak Pemda Bantu Daerah Terdampak Bencana
-
Puan Maharani Soal Bantuan Bencana Dilempar dari Heli: Jaga Martabat Korban
-
Gubernur Papua Tengah Meki Nawipa Gelontorkan Rp90 Miliar, 26 Ribu Siswa Kini Sekolah Gratis!
-
Mensos Ingatkan Instansi Pemerintah dan Swasta Harus Beri Kesempatan Kerja untuk Disabilitas
-
Pentingnya Pembangunan Berbasis Aglomerasi untuk Gerakkan Ekonomi Kawasan
-
Banjir Sumatra Penuh Kayu Gelondongan, DPR Panggil Menhut Besok, Buka Peluang Bentuk Pansus
-
Dua Karyawan PT WKM Dituntut 3,5 Tahun Bui Buntut Sengketa Lahan Tambang di Maluku Utara