- Penangkapan gembong narkoba Dewi Astutik di Kamboja mengungkap jaringan globalnya yang menyebar ke Amerika dan Afrika.
- Sindikat Dewi Astutik memanfaatkan Warga Negara Indonesia yang rentan dan tidak bekerja di Kamboja sebagai kurir.
- Penangkapan dilakukan secara senyap di Sihanoukville melalui kerja sama gabungan BNN dengan otoritas Kamboja dan instansi terkait.
Suara.com - Penangkapan gembong narkoba kelas kakap, Dewi Astutik alias Paryatin, di Kamboja membuka kotak pandora yang mengejutkan. Badan Narkotika Nasional (BNN) mengungkap fakta baru bahwa jaringan yang dikendalikan perempuan berjuluk 'Mami' ini.
Tidak hanya beroperasi di Asia, melainkan telah merentangkan tentakel bisnis haramnya hingga ke benua Amerika dan Afrika, menyentuh negara-negara jauh seperti Brasil dan Ethiopia.
Skala operasi yang luar biasa ini menunjukkan betapa masif dan terorganisirnya sindikat yang dibangun oleh Dewi, yang sebelumnya dikenal sebagai aktor intelektual di balik upaya penyelundupan 2 ton sabu senilai Rp5 triliun. Temuan ini sekaligus memetakan rute-rute baru peredaran narkotika yang kini menjadi fokus pendalaman BNN.
Kepala BNN, Komjen Pol Suyudi Ario Seto, membeberkan jangkauan luar biasa dari jaringan ini.
Menurutnya, sindikat Dewi Astutik tidak hanya bermain di kawasan Segitiga Emas (Golden Triangle), tetapi telah membangun sel-sel distribusi di berbagai belahan dunia.
“Berdasar hasil pendalaman dan analisa narkoba yang diedarkan jaringan Paryatin alias Dewi Astutik di negara Indonesia, Laos, Hong Kong, Korea, Brasil, Ethiopia,” kata Kepala BNN Komjen Suyudi Ario Seto kepada wartawan, Rabu (3/12/2025).
Penyebutan Brasil dan Ethiopia menjadi sorotan utama. Brasil, yang berada di Amerika Latin, dikenal sebagai salah satu titik transit dan pasar narkotika global.
Sementara Ethiopia di Afrika, secara geografis strategis sebagai pintu gerbang antara Asia, Eropa, dan seluruh Afrika. Ini mengindikasikan bahwa jaringan 'Mami' Dewi memiliki kapabilitas logistik dan koneksi internasional yang sangat kuat.
Rekrut WNI Terlantar untuk Jadi Kurir Internasional
Baca Juga: Asal-usul Gembong Narkoba Dewi Astutik: Dari Penipu Online Hingga Bertemu Godfather Nigeria
Salah satu aspek paling miris dari operasi sindikat ini adalah modus perekrutannya. BNN menemukan bahwa Dewi Astutik secara aktif dan sengaja menargetkan Warga Negara Indonesia (WNI) yang sedang mengalami kesulitan ekonomi atau tidak memiliki pekerjaan (jobless) di Kamboja.
Mereka diiming-imingi uang untuk menjadi kurir, membawa barang haram tersebut melintasi perbatasan berbagai negara.
Para WNI yang rentan ini dimanfaatkan untuk mengambil risiko terbesar dalam rantai peredaran narkoba.
Kamboja, yang menjadi basis operasi Dewi, digunakan sebagai pusat rekrutmen sebelum para kurir ini disebar ke berbagai negara tujuan.
"Sementara berdasarkan pendalaman, Paryatin khusus merekrut WNI yang jobless di Kamboja serta kawan-kawan kurir yang bersedia bergabung," ujar Suyudi.
Operasi Senyap di Sihanoukville
Berita Terkait
-
Asal-usul Gembong Narkoba Dewi Astutik: Dari Penipu Online Hingga Bertemu Godfather Nigeria
-
Cerita Bimbim Slank Dicurhati Slankers Susah Lepas dari Narkoba, Musik dan Teater Jadi Solusi?
-
Dewi Astutik Diringkus Tapi Perang Belum Usai, Membedah Ancaman dan Solusi Perang Narkoba Indonesia!
-
Terungkap Jejak Licin Dewi Astutik, Ratu Narkoba Rp5 T Buronan Dua Negara
-
Tergiur Rp26 Juta, Pasutri Ini Ditangkap Saat Jadi Kurir Sabu 19 Kg di Tambora
Terpopuler
- Resmi Dibuka, Pusat Belanja Baru Ini Hadirkan Promo Menarik untuk Pengunjung
- Nggak Perlu Jutaan! Ini 5 Sepatu Lari Terbaik Versi Dokter Tirta untuk Pemula
- Kenapa Motor Yamaha RX-King Banyak Dicari? Motor yang Dinaiki Gary Iskak saat Kecelakaan
- 5 Shio Paling Beruntung di 1 Desember 2025, Awal Bulan Hoki Maksimal
- 5 Moisturizer dengan Kolagen agar Kulit Tetap Elastis dan Muda
Pilihan
-
KLH Sebut Tambang Milik Astra International Perparah Banjir Sumatera, Akan Ditindak
-
5 HP Memori 512 GB Paling Murah Desember 2025: Ideal untuk Gamer dan Content Creator Pemula
-
Roblox Ditunjuk Jadi Pemungut PPN Baru, Penerimaan Pajak Digital Tembus Rp43,75 T
-
Bank Indonesia Ambil Kendali Awasi Pasar Uang dan Valuta Asing, Ini Fungsinya
-
Geger Isu Patrick Kluivert Dipecat Karena Warna Kulit?
Terkini
-
Deforestasi Diklaim Turun, Kenapa Banjir di Sumatra Tetap Menggila?
-
Banyak Perempuan Terjebak Hubungan Toxic, KPPPA: 1 dari 2 Orang Pernah Alami Kekerasan Psikologis
-
Dasco: Anak Korban Bencana Sumatera Jangan Dipaksa Sekolah Dulu, Wajib Trauma Healing
-
Menhut Raja Juli Antoni Tegaskan Evaluasi Tata Kelola Hutan Usai Bencana Sumatra
-
Pramono Anung: Blok M Sudah Lebih dari Tokyo, Tapi yang Dipotret Urusan Sampah
-
Jakarta Siaga Banjir Rob: Modifikasi Cuaca dan 600 Pompa Siap Redam Genangan Pesisir
-
TOK! MA Perberat Hukuman Agus Buntung Jadi 12 Tahun Penjara, Ini Pertimbangannya
-
Usut Tuntas 'Dosa' di Balik Banjir Sumatra, Tim Khusus Buru Asal Kayu Gelondongan
-
Paradoks Banjir Sumatra: Menhut Klaim Deforestasi Turun, Ratusan Ribu Hektare Lahan Kritis Terkuak
-
Air Laut Pasang, 16 RT di Jakarta Terendam Banjir Rob