- Dua pelaku pengeroyokan pengemudi ojek online di Stasiun Duri telah ditangkap Polsek Tambora setelah video viral.
- Insiden pemukulan dipicu kesalahpahaman mengenai perebutan penumpang di wilayah yang dianggap "terlarang" bagi ojek online.
- Proses hukum terhambat karena korban pengemudi ojek online hingga kini belum diketahui dan belum membuat laporan resmi.
Suara.com - Aksi pengeroyokan terhadap seorang pengemudi ojek online (ojol) oleh dua ojek pangkalan (opang) di Stasiun Duri, Tambora, Jakarta Barat, berakhir di balik jeruji besi. Tim Reskrim Polsek Tambora bergerak cepat meringkus para pelaku setelah video insiden pemukulan tersebut menyebar luas dan viral di media sosial.
Dua pelaku yang berhasil diamankan diketahui berinisial RU dan M. Penangkapan ini menjadi bukti keseriusan aparat dalam menindak aksi premanisme, meskipun ada satu kejanggalan besar dalam kasus ini: sang korban justru belum diketahui identitasnya.
Kanit Reskrim Polsek Tambora, AKP Sudrajat, mengonfirmasi penangkapan kedua pelaku. Menurutnya, insiden ini dipicu oleh kesalahpahaman terkait "aturan tak tertulis" soal perebutan penumpang di kawasan stasiun.
“Ketika ada ojek online ingin mengangkut penumpang, lalu terjadi kesalahpahaman antara ojek pangkalan, sehingga terjadi pemukulan,” kata Sudrajat, di Tambora, Jakarta Barat, Jumat (5/12/2025).
Berdasarkan keterangan saksi, korban yang merupakan driver ojol tengah menjemput penumpang di area yang dianggap sebagai "wilayah terlarang" bagi ojek online. Para opang yang melihat hal tersebut langsung tersulut emosi dan melakukan penganiayaan.
Ironisnya, setelah video pengeroyokan viral dan pelaku berhasil ditangkap, polisi justru menghadapi kendala baru. Korban pemukulan hingga kini tidak kunjung muncul untuk membuat laporan resmi ke pihak kepolisian. Hal ini membuat proses hukum menjadi sedikit terhambat.
“Saat ini kami masih mencari identitas dari korban,” ucapnya.
AKP Sudrajat pun mengimbau secara terbuka agar korban segera mendatangi Polsek Tambora. Keterangan dari korban sangat dibutuhkan untuk melengkapi berkas perkara dan melanjutkan proses hukum terhadap para pelaku ke tahap selanjutnya.
“Apabila korban bisa datang ke Polsek, agar dapat diproses lebih lanjut,” ungkapnya.
Baca Juga: Opang Brutal! Kunci Motor Ojol Dirampas di Stasiun Pondok Ranji, Penumpang Dipaksa Bayar 2x Lipat
Lebih jauh, Sudrajat menjelaskan bahwa di area Stasiun Duri memang sudah lama ada semacam kesepakatan informal yang melarang ojol mengambil penumpang terlalu dekat dengan pangkalan. Pelanggaran terhadap "aturan" inilah yang diduga menjadi akar dari aksi kekerasan tersebut.
“Di situ sudah ada peraturan tidak tertulis apabila ingin mengambil penumpang untuk ojek online, diharapkan tidak berada pada dekat TKP tersebut,” tandasnya.
Berita Terkait
-
Cerita Belakang Layar Film Ozora, Anggy Umbara dan Ayah David Ozora Sahabat Lama Beda 'Mazhab' Metal
-
Anggy Umbara Ciptakan Bullycon di Film Ozora, Simbol Perlawanan Terhadap Kekuasaan
-
Karakter di Film Ozora sampai Terbawa ke Rumah, Chicco Jerikho Sering Menangis
-
Bukan Sekadar Tontonan, Chicco Jerikho Sebut Film Ozora sebagai Simbol Perlawanan
-
Pesan Film Ozora, Muzakki Ramdhan Ingatkan Segala Tindakan Ada Konsekuensi
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
Terkini
-
Tri Tito Lantik Anggieta Bestari Tabo sebagai Ketua TP PKK dan Tim Pembina Posyandu Papua Pegunungan
-
Bikin Korban Malu, Pria Ini Ditangkap Usai Jual Tiket BLACKPINK Palsu Seharga Rp5 Juta
-
Berkas Korupsi RSUD Rampung, Bupati Koltim Abdul Azis Cs Segera Diadili
-
Kisruh PBNU, Kader Muda Serukan Patuhi AD/ART dan Hormati Ikhtiar Islah Kiai Sepuh
-
Akhir Perjuangan Ibu Ronald Tannur, Dijebloskan ke Lapas Pondok Bambu Buntut Suap Hakim
-
Di Balik Senyum di Posko Pengungsian, Perempuan Sumatra Menanggung Beban Sunyi yang Berat
-
Kendala Teknis di Kemenhaj, Pelunasan Biaya Haji Khusus 2026 Tersendat
-
KPK Panggil Direktur Fasilitas Pelayanan Kesehatan Rujukan Kemenkes dalam Kasus RSUD Koltim
-
KemenP2MI Kirim Logistik Bantuan Darurat untuk Ribuan Korban Banjir & Longsor di Sumatra
-
Program KDKMP Jadi Program Pemerintah Terpopuler, Menteri Ferry Raih Disway Awards 2025