- IKAL meluncurkan program 'IKAL Peduli Bencana' di Jakarta pada Selasa (9/12/2025) merespons darurat di wilayah Sumatera.
- Tim IKAL berhasil mengevakuasi ratusan warga di Langkat dan Aceh Tamiang, serta mengirim bantuan melalui udara dan darat.
- Program ini mengajak seluruh pemangku kepentingan bergotong royong untuk percepatan pemulihan pascabencana secara transparan.
Suara.com - Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas (IKAL) secara resmi meluncurkan program IKAL Peduli Bencana di Jakarta pada Selasa (9/12/2025) guna merespons situasi darurat di sejumlah wilayah Sumatra.
Inisiatif kemanusiaan ini lahir sebagai wujud tanggung jawab moral para alumni untuk memperkuat ketahanan nasional sekaligus menjamin keselamatan warga yang terdampak bencana.
Panitia IKAL Peduli Bencana, Arman Chandra, menegaskan posisi strategis organisasi dalam situasi krisis ini.
"Program ini menjadi bentuk nyata pengabdian Alumni Lemhannas dalam menjawab tantangan kemanusiaan di daerah terdampak," ujar Arman di komplek Perpustakaan Nasional RI, Jakarta Pusat, Selasa (9/12/2025).
Tim IKAL bergerak cepat melakukan operasi penyelamatan di titik-titik krusial yang mengalami dampak terparah, seperti di Kabupaten Langkat dan Aceh Tamiang.
"Kemarin kami telah melaksanakan pengiriman evakuasi ya, khususnya Kabupaten Langkat dan ke Aceh Tamiang. Di mana di sana karena banjir mungkin sangat tebal ya, dan untuk evakuasi itu sangat sulit sekali didapatkan," jelas Arman.
Operasi penyelamatan tersebut berhasil mengevakuasi ratusan warga yang terjebak di tengah kepungan air.
"Jadi, kami lakukan evakuasi kemarin ke Aceh Tamiang itu sekitar 400 orang," ungkap Arman.
Selain jalur darat, penyaluran bantuan sosial terpaksa menempuh jalur udara dengan menggandeng TNI AU lantaran akses infrastruktur jembatan yang terputus total.
Baca Juga: Munas V IKAL Lemhannas Tetapkan Jenderal Dudung Jadi Ketum
"Karena banjir sangat tinggi dan jembatan putus, kami juga mengirim beberapa paket bansos dengan TNI AU agar bisa mengirimkan melalui via udara. Itu salah satu yang belum terjangkau lewat udara itu adalah di Aceh, karena itu di Takengon, kemudian di Sumatera Utara itu adalah di Panyabungan, Mandailing Natal," papar Arman.
Pengiriman logistik darat juga terus digencarkan setiap harinya guna memenuhi kebutuhan dasar para pengungsi yang mendesak.
"Kami setiap hari mengirimkan 4 tangki air bersih. Kami juga mengirimkan bansos, ada sekitar setiap hari dua truk bansos, sekitar 10 ton," tambah Arman.
Arman menyadari bahwa pemerintah memerlukan sokongan dari berbagai pihak mengingat luasnya cakupan wilayah bencana di tiga provinsi sekaligus.
"Kami juga paham ya, mungkin karena Sumatra ini, dari tiga provinsi ini sudah sangat luas ya. Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat. Pemerintah juga hadir pada saat itu, tapi mungkin tidak bisa sekaligus untuk menjalankan ya. Jadi, kami sebagai alumni Lemhannas, mari lah bersama-sama kita membantu pemerintah juga agar masyarakat ini tidak semakin menjadi korban lah ibaratnya," tuturnya.
Pihak panitia telah merancang empat program strategis yang komprehensif, mulai dari fase tanggap darurat hingga pemulihan jangka panjang.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- 9 Sepatu Lokal Senyaman Skechers Ori, Harga Miring Kualitas Juara Berani Diadu
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
- 23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 7 Desember: Raih Pemain 115, Koin, dan 1.000 Rank Up
Pilihan
-
Penipuan Pencairan Dana Hibah SAL, BSI: Itu Hoaks
-
9 Mobil Bekas Paling Lega dan Nyaman untuk Mengantar dan Jemput Anak Sekolah
-
Belum Sebulan Diluncurkan, Penjualan Toyota Veloz Hybrid Tembus 700 Unit
-
Kekayaan dan Gaji Endipat Wijaya, Anggota DPR Nyinyir Donasi Warga untuk Sumatra
-
Emiten Adik Prabowo Bakal Pasang Jaringan Internet Sepanjang Rel KAI di Sumatra
Terkini
-
Menteri Pigai: Pembangunan Nasional Tak Cuma Ekonomi, Harus Berbasis HAM
-
Kebakaran Gedung Terra Drone Telan 22 Nyawa, Kemensos Bergerak Cepat Lakukan Asesmen Korban
-
DPR Dorong Status Bencana Nasional, Kesehatan Pengungsi Aceh Kian Memprihatinkan
-
Hasto PDIP: Bencana Alam Tak Lepas dari Korupsi SDA dan Mafia Kekuasaan
-
Kemensos Siapkan Santunan Rp 15 Juta untuk Korban Meninggal Bencana Sumatra, Kapan Cair?
-
Gempa M 4,7 Guncang Sumbar, BMKG Ungkap Sudah Terjadi 16 Kali Sepekan
-
Sidang Perkara Tata Kelola Minyak, Kerry Riza Bantah Intervensi Penyewaan Kapal Oleh Pertamina
-
Kurangi Risiko Bencana Hidrometeorologi, KLH Dukung Penanaman Pohon di Hulu Puncak
-
Penasihat DWP Kemendagri Tri Tito Karnavian Tegaskan Kualitas Manusia Indonesia: Mulai dari Keluarga
-
Trotoar 'Maut' di Tugu Yogyakarta, Pedestrian Jogja Belum Ramah Difabel