News / Nasional
Kamis, 11 Desember 2025 | 12:00 WIB
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti. (Suara.com/Bagaskara)
Baca 10 detik
  • Kemendikdasmen memulai pemulihan psikososial bagi lebih dari 100 siswa terdampak bencana di Kabupaten Agam, Sumatera Barat.
  • Pendampingan mencakup relaksasi sederhana, bermain, serta penulisan cita-cita untuk menumbuhkan kembali semangat belajar siswa.
  • Asesmen awal mengungkapkan lebih dari 50 persen siswa masih menunjukkan emosi sedih dan kecemasan pascabencana.

Suara.com - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah mulai turun langsung membantu pemulihan psikososial peserta didik terdampak bencana di Kabupaten Agam, Sumatra Barat.

Lebih dari 100 siswa dari jenjang SD hingga SMA mengikuti pendampingan di SMP Negeri 1 Tanjung Raya.

Mendikdasmen Abdul Mu'ti mengatakan kegiatan ini menjadi langkah awal memulihkan kondisi mental para murid pascabencana.

Ia menegaskan, dukungan psikologis tidak boleh menunggu pulihnya infrastruktur.

“Kami ingin mereka semua tetap memiliki semangat, bahagia dalam suasana rehabilitasi, serta menumbuhkan motivasi dalam melakukan proses pembelajaran,” kata Mu'ti dalam pernyataan tertulisnya di Jakarta, Kamis (11/12/2025).

Pendampingan dimulai dengan relaksasi sederhana. Para pemateri mengajak siswa bermain, menanyakan kondisi mereka hari itu, dan menciptakan suasana aman agar anak-anak kembali terbuka.

Salah satu pemateri, Madeny, meminta para siswa menuliskan cita-cita mereka di sebuah Pohon Harapan.

Metode itu dipakai untuk mendorong anak-anak kembali membangun masa depan, meski dalam kondisi serba tidak pasti.

"Kami mengajak mereka untuk bermimpi akan masa depan. Masing-masing dari mereka menulis apa harapan dan cita-citanya dan kami berupaya membangun semangat mereka untuk menggapai hal tersebut," ujar Madeny.

Baca Juga: Telkom Akses Gerak Cepat Pulihkan Jaringan Terdampak Banjir dan Longsor di Sumatra

Hasil asesmen awal menunjukkan situasi emosional para siswa belum stabil. Psikolog Muslimah Hanif menjelaskan lebih dari 50 persen anak pendampingan menunjukkan emosi sedih. 

Sebagian lainnya terlihat senang karena bisa bermain dan bertemu teman, meski kesenangan itu belum menghapus kecemasan.

"Hasil lain juga didapat dari wawancara informal dengan kepala sekolah dan guru. Sebagian besar dari mereka masih merasa cemas dan memerlukan bantuan untuk mengurangi rasa khawatir terkait dengan kondisi cuaca yang masih tidak menentu serta dampak dari bencana yang terjadi," ujar Muslimah.

Selanjutnya, Kemendikdasmen juga akan melakukan pendampingan psikososial di beberapa titik lokasi bencana.

Dengan harapan warga satuan pendidikan terdampak bencana tetap semangat dan terbangun rasa senang dalam proses pembelajaran.

Load More