News / Nasional
Minggu, 14 Desember 2025 | 18:27 WIB
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono. [Antara]
Baca 10 detik
  • Pemerintah estimasi butuh Rp51 triliun untuk pemulihan infrastruktur vital pascabencana di Aceh, Sumut, dan Sumbar.
  • AHY mengungkapkan estimasi awal fokus pada pembangunan kembali jalan, jembatan, dan akses air bersih untuk konektivitas.
  • Bencana tersebut menyebabkan sekitar 112 ribu unit rumah warga mengalami kerusakan dengan berbagai tingkatan.

Suara.com - Dampak kerusakan akibat bencana banjir dan longsor di Sumatera meninggalkan 'tagihan' yang luar biasa besar. Pemerintah memperkirakan butuh anggaran mencapai Rp51 triliun untuk memulihkan kembali infrastruktur vital yang luluh lantak di Provinsi Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

Angka fantastis ini diungkapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Menurutnya, dana tersebut menjadi kebutuhan mendesak untuk membangun kembali denyut nadi kehidupan masyarakat yang terputus akibat bencana.

"Dari sisi Kementerian Pekerjaan Umum, estimasi awal, sekali lagi akan terus di-update karena kondisi akan terus berkembang, itu diperlukan alokasi kurang lebih Rp 51 triliun untuk pembangunan kembali infrastruktur dasar, utamanya jalan dan jembatan, dan air bersih," kata AHY saat ditemui di Kompleks Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Minggu (14/12/2025).

Pria yang akrab disapa AHY itu menegaskan, angka tersebut merupakan hasil kalkulasi awal dari Kementerian Pekerjaan Umum yang dipimpin Menteri Dody Hanggodo.

Ia menekankan bahwa perbaikan akses konektivitas menjadi prioritas absolut dalam fase pemulihan ini.

Menurut AHY, jalan dan jembatan adalah urat nadi utama yang menentukan kecepatan distribusi bantuan kemanusiaan dan pergerakan alat berat untuk rekonstruksi.

Tanpa akses yang memadai, tumpukan logistik tidak akan pernah sampai ke tangan para korban yang sangat membutuhkan.

"Tanpa jalur transportasi, maka bantuan logistik atau kemanusiaan seberapa besar pun akan sulit untuk didistribusikan secara cepat, padahal itu yang paling harus didahulukan," tegas AHY sebagaimana dilansir Antara.

Baca Juga: Lilin Nusantara Beberkan Peran Strategis Polri Tangani Bencana Sumatra

Kerusakan akibat bencana memang tidak main-main. Selain infrastruktur konektivitas, sektor perumahan juga menjadi sorotan utama.

Berdasarkan data awal yang diterima AHY dari Menteri Perumahan dan Permukiman, Maruarar Sirait, tercatat ada sekitar 112 ribu unit rumah warga yang hancur lebur diterjang bencana.

Jumlah ini mencakup berbagai tingkat kerusakan, dari yang ringan hingga yang paling parah.

"Kategorinya itu rusak ringan, rusak sedang, rusak berat, dan hanyut atau hilang," papar AHY.

Terkait hal ini, AHY telah menginstruksikan kementerian terkait untuk segera melakukan pemetaan detail jenis kerusakan. Langkah ini penting untuk menentukan besaran biaya perbaikan per unit rumah yang pastinya akan bervariasi.

Pemerintah, lanjut AHY, tidak bekerja sendirian. Upaya pemulihan ini melibatkan kolaborasi kuat antarlembaga.

Load More