- Wakil Ketua Komisi X DPR, Lalu Hadrian Irfani, menanggapi serius laporan 700 ribu anak Papua belum sekolah.
- Lalu Hadrian mendesak pemerintah segera memverifikasi data tersebut melalui kolaborasi lintas sektor terkait.
- Komisi X DPR RI mendesak evaluasi total dan percepatan pembangunan pendidikan afirmatif di Papua.
Suara.com - Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian Irfani, menanggapi serius laporan yang menyebutkan terdapat sekitar 700 ribu anak di Papua yang tidak bersekolah.
Isu yang telah sampai ke meja Presiden Prabowo Subianto ini dinilai menyangkut pemenuhan hak dasar warga negara yang tidak bisa ditawar.
Lalu menegaskan bahwa kabar tersebut merupakan peringatan keras bagi dunia pendidikan nasional.
Namun, ia juga menyepakati langkah pemerintah untuk melakukan verifikasi mendalam terhadap angka tersebut agar kebijakan yang diambil tepat sasaran.
"Kami memandang informasi mengenai dugaan 700 ribu anak Papua yang tidak bersekolah sebagai isu yang sangat serius, karena menyangkut pemenuhan hak dasar warga negara atas pendidikan," ujar Lalu Hadrian kepada wartawan, Kamis (18/12/2025).
Menurutnya, data tersebut memang perlu dicermati secara menyeluruh untuk menghindari kekeliruan pengambilan kebijakan. Ia menyarankan adanya kolaborasi lintas sektor dalam proses validasi data.
"Proses cross-check ini penting dilakukan dengan melibatkan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), pemerintah daerah, serta Badan Pusat Statistik (BPS) agar diperoleh data yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan," jelasnya.
Kendati begitu, Lalu memberikan catatan tebal bahwa perdebatan mengenai angka tidak boleh mengaburkan substansi masalah.
Menurutnya, terlepas dari jumlah pastinya nanti, ketimpangan akses pendidikan di Tanah Papua adalah realitas yang harus diakui.
Baca Juga: Rencana Sawit di Papua Dikritik, Prabowo Dinilai Siapkan Bencana Ekologis Baru
"Terlepas dari angka pastinya, kami menegaskan bahwa persoalan akses pendidikan di Papua adalah fakta yang tidak bisa diabaikan. Negara wajib hadir memastikan anak-anak Papua memperoleh layanan pendidikan yang layak, inklusif, dan berkeadilan," tegasnya.
Sebagai tindak lanjut, Komisi X DPR RI mendesak pemerintah menjadikan temuan ini sebagai momentum untuk melakukan evaluasi total dan percepatan pembangunan pendidikan di wilayah tersebut.
"Kami mendesak pemerintah untuk menjadikan temuan ini sebagai momentum memperkuat kebijakan afirmatif, memperbaiki distribusi guru, sarana prasarana, serta memperkuat sinergi pusat–daerah agar hak pendidikan anak Papua benar-benar terpenuhi," pungkasnya.
Sebelumnya, Presiden RI Prabowo Subianto menerima laporan adanya 700.000 anak di wilayah Papua yang belum mendapatkan pendidikan formal di sekolah.
Hal tersebut disampaikan kepada Prabowo oleh Bupati Manokwari saat pertemuan dengan kepala daerah se-Papua di Istana Negara, Jakarta, Selasa, 16 Desember 2025 lalu.
"Mengenai masalah informasi 700 ribu anak Papua yang katanya belum bersekolah atau tidak sekolah, itu informasi dari Bupati Manokwari ya, menurut salah satu kepala daerah, menurut salah satu sumber informasi," kata Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (16/12/2025).
Berita Terkait
-
Rencana Sawit di Papua Dikritik, Prabowo Dinilai Siapkan Bencana Ekologis Baru
-
Prabowo Mau Tanam Sawit di Papua, Anggota Komisi IV DPR Ingatkan Pengalaman Pahit di Berbagai Daerah
-
DPR Apresiasi Peta Jalan Penyelesaian Pelanggaran HAM Berat, Negara Diminta Buka Tabir Kebenaran
-
WALHI Kritik Rencana Prabowo Tanam Sawit dan Tebu di Papua: Tak Punya Hati dan Empati!
-
Prabowo Ingin Papua Ditanami Sawit, Demi Hemat Impor BBM Rp 520 Triliun?
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
-
Dampingi Presiden, Bahlil Ungkap BBM hingga Listrik di Sumbar Tertangani Pasca-Bencana
Terkini
-
Ancaman Bencana Kedua Sumatra: Saat Wabah Penyakit Mengintai di Tenda Pengungsian
-
METI: Transisi Energi Berkeadilan Tak Cukup dengan Target, Perlu Aksi Nyata
-
Kejagung Buka Kemungkinan Tersangka Baru Kasus Pemerasan Jaksa, Pimpinan Juga Bisa Terseret
-
Cuan dari Gang Sempit: Kisah PKL Malioboro yang Sukses Ternak Ratusan Tikus Mencit
-
MPR Dukung Kampung Haji, Dinilai Bikin Jemaah Lebih Tenang dan Aman Beribadah
-
KSAD Minta Media Ekspos Kerja Pemerintah Tangani Bencana Sumatra
-
Kejagung Tetapkan 3 Orang Jaksa jadi Tersangka Perkara Pemerasan Penanganan Kasus ITE
-
OTT KPK di Banten: Jaksa Diduga Peras Animator Korsel Rp2,4 M, Ancam Hukuman Berat Jika Tak Bayar
-
Pesan Seskab Teddy: Kalau Niat Bantu Harus Ikhlas, Jangan Menggiring Seolah Pemerintah Tidak Kerja
-
OTT Bupati Bekasi, PDIP Sebut Tanggung Jawab Pribadi: Partai Tak Pernah Ajarkan Kadernya Korupsi