News / Nasional
Senin, 22 Desember 2025 | 13:16 WIB
Dino Patti Djalal (Universitas Khatolik Parahyangan)
Baca 10 detik
  • Dino Patti Djalal mengkritik Menlu Sugiono melalui Instagram pada Minggu (21/12/2025) setelah komunikasi langsung buntu.
  • Kritik utama meliputi minimnya kehadiran Menlu di Kemlu dan komunikasi publik yang sangat minim selama menjabat.
  • Menlu Sugiono juga dikritik karena menjauh dari pemangku kepentingan serta menolak kolaborasi dengan organisasi akar rumput.

Bahkan, banyak duta besar yang mengakui sulit menemui menlu saat mereka pulang ke Indonesia.

Situasi ini, menurut Dino, sangat berbahaya karena bisa membuat hubungan bilateral Indonesia dengan negara sahabat menjadi tidak seimbang dan lebih banyak disetir oleh negara mitra.

"Masalah ini bisa dianggap sepi sekarang, tapi bisa meledak di kemudian hari," kata dia.

2. Komunikasi Bisu dan Alergi Media

Dino menyoroti gaya komunikasi Menlu Sugiono yang dinilai sangat minim, bahkan nyaris bisu kepada publik.

Ia merujuk pada ajaran Menlu legendaris Ali Alatas, bahwa politik luar negeri yang kuat dimulai dari dalam negeri. Artinya, kebijakan luar negeri harus dijelaskan, dipahami, dan didukung oleh rakyatnya sendiri.

"Lihat saja bagaimana Menteri Keuangan Purbaya dalam waktu singkat populer dan dihormati publik, karena Ia rajin sekali memberikan penjelasan mengenai kebijakan keuangan negara," kata dia, memberikan contoh pembanding.

Dino mencatat, dalam setahun terakhir, Menlu Sugiono belum pernah sekalipun memberikan pidato kebijakan substantif, baik di dalam maupun luar negeri.

Wawancara khusus dengan media untuk membahas isu-isu politik luar negeri pun nihil. Satu-satunya komunikasi publik yang tercatat hanyalah pidato awal tahun yang merupakan tradisi Kemlu.

Baca Juga: 9 Saran Dino Patti Djalal untuk Prabowo: Anggaran Militer Digunakan Bantu Sumatera

"Kami tidak ingin Menlu Sugiono mendapatkan predikat sebagai silent minister," ujar Dino.

Ia juga mengkritik gaya komunikasi Sugiono yang dominan di Instagram, yang hanya berisi foto dan video tanpa substansi suara atau penjelasan mendalam.

"Kami juga melihat Menlu semakin menjauh dan menutup pintu pada publik untuk urusan hubungan internasional," ujarnya.

Sebagai contoh konkret, Dino menyebut acara Conference on Indonesia Foreign Policy, konferensi politik luar negeri terbesar di dunia yang dihadiri ribuan anak muda.

Namun, segala upaya untuk mengundang Menlu Sugiono—melalui surat, telepon, hingga WhatsApp—sama sekali tidak direspons selama berbulan-bulan.

"Pengalaman saya, menlu negara mana pun, kalau mereka tahu ada konferensi luar negeri di negara mereka, apalagi sebesar ini, yang terbesar di dunia, mereka akan langsung membatalkan agenda lain untuk bertemu semua konstituen mereka," sindirnya.

Load More