- Pengamat menilai penanganan banjir Sumatera sebagai yang terburuk karena klaim pemerintah mudah dibantah media sosial.
- Ray mengkritik keras sikap pemerintah yang dianggap arogan menolak atau meremehkan tawaran bantuan dari negara sahabat.
- Penolakan bantuan asing, seperti dari Malaysia dan UEA, dinilai tidak elegan dan menunjukkan kurangnya pemahaman situasi.
Suara.com - Pengamat Politik, Ray Rangkuti, melontarkan kritik tajam terhadap cara pemerintah menangani musibah banjir besar yang melanda wilayah Sumatera baru-baru ini.
Dalam sebuah diskusi di kanal YouTube DeddySitorusOfficial, Ray menyebut penanganan bencana kali ini bisa dikategorikan sebagai yang terburuk.
"Secara umum kita menyebut penanganan musibah banjir Sumatera ini, kalau enggak disebut terburuk ya buruklah," ujar Ray Rangkuti, dikutip (29/12/2025).
Ray menyoroti bagaimana pemerintah saat ini sering mengeluarkan klaim keberhasilan yang dengan mudah dipatahkan oleh fakta di lapangan melalui media sosial.
Ia membandingkan era sekarang dengan awal pemerintahan SBY saat menghadapi Tsunami atau era Jokowi sebelumnya, di mana keriuhan publik tidak sampai pada tahap "olok-olok" yang masif.
"Setiap ada pemerintah pusat mengatakan terkendali, muncul gambar dan video yang memperlihatkan itu tidak sesuai. Di zaman teknologi medsos sekarang, klaim itu sangat mudah dibantah orang," tuturnya.
Menurut Ray, maraknya olok-olok di media sosial bukanlah sekadar candaan, melainkan bentuk ekspresi kemarahan masyarakat yang sudah tidak tahu lagi harus berbuat apa.
Ia memperingatkan pemerintah agar tidak menjawab kritik tersebut hanya dengan basa-basi.
Poin paling krusial yang disoroti Ray adalah sikap pemerintah yang dinilai arogan dalam menyikapi tawaran bantuan dari negara sahabat.
Baca Juga: Akses Lintas Timur Pulih, Jembatan Meureudu Pidie Jaya Kembali Beroperasi
Ia menyayangkan sikap sejumlah pejabat yang menolak atau meremehkan bantuan atas nama "harga diri" bangsa.
"Tiba-tiba di sini ada pemerintah yang merasa bahwa harga diri jauh di atas segalanya. Padahal orang datang tergerak sendiri, tidak kita minta. Ngapain bicara harga diri kecuali kita yang minta-minta?" tegas Ray.
Ia secara khusus menyentil pernyataan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) dan Menteri Sosial (Mensos).
Ray menilai tidak elegan ketika bantuan dari Malaysia disebut kecil nilainya, atau bantuan dari Uni Emirat Arab (UEA) dikembalikan.
"Cara menolaknya pun enggak elegan. Masa disebut nilainya kecil, lalu bantuan dari Uni Emirat Arab dikembalikan. Kita seolah-olah arogan menurut saya," katanya.
"Apalagi pernyataan itu keluar dari Mendagri. Ditambah lagi Menteri Sosial yang mengharuskan orang yang mau menyumbang harus pakai izin," tambahnya lagi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
Terkini
-
30 Tahun Menanti, Jalan Rusak di Karet Tengsin Akhirnya Mulus dalam Sebulan
-
Seskab Teddy Respons Pihak yang Bandingkan Penanganan Bencana: Tiap Bencana Punya Tantangan Sendiri
-
Saat Orasi Membakar Semangat, PKL Raup Cuan di Tengah Demo Buruh Tolak Kenaikan UMP 2026
-
Pemerintah Kaji Program Work from Mal, APBI Sebut Sejalan dengan Tren Kerja Fleksibel
-
KSAD Bongkar Ada Upaya Sabotase, Lepas Baut Jembatan Bailey di Wilayah Bencana
-
Lebih Rendah dari Bekasi dan Karawang, Buruh Desak Pramono Anung Revisi UMP Jakarta
-
Panglima TNI Respons Pengibaran Bendera GAM: Jangan Ganggu Pemulihan Bencana
-
Said Iqbal Protes Polisi Blokade Aksi Buruh ke Istana, Singgung Cara Militeristik
-
Setuju Bantuan Asing Masuk, Hasto: Kemanusiaan Bersifat Universal
-
Rakernas PDIP Januari 2026, Hasto: Lingkungan dan Moratorium Hutan Akan Dibahas