Suara.com - Modifikasi sepeda motor adalah salah satu cara mengasah kreatifitas. Tapi pernah dengar dong, istilah kreatifitas yang kebablasan?
Misalnya hobi bikin program komputer, terus mbobol kartu kredit orang. Akhirnya malah ketangkap dan masuk penjara. Hal ini juga bisa terjadi pada orang yang hobi utak-atik sepeda motor.
Sebab, modifikasi sepeda motor ada aturannya. Salah satunya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Dalam aturan itu antara lain disebutkan knalpot tak boleh dibikin bising.
UU Nomor 22/2009 secara jelas menyatakan pihak yang dengan sengaja mengubah kendaraan hingga berbeda dengan tipe yang terdaftar secara resmi terancam hukuman. Ancamannya gak main-main: maksimal penjara 1 tahun atau denda Rp 25 juta.
Aturan itu menyebutkan pihak yang memodifikasi kendaraan wajib melakukan uji tipe terhadap kendaraan tersebut. Uji tipe ini dilakukan di Balai Pengujian Laik Jalan dan Sertifikasi Kendaraan Bermotor.
Gunanya, kendaraan dipastikan sesuai dengan syarat dan ketentuan yang ditetapkan pemerintah. Pabrikan kendaraan di Indonesia semua wajib ikut uji tipe ini. Kalau tidak, kendaraan akan dianggap ilegal dan pembuat serta pemakainya bisa diancam pidana!
Kalau kita nekat modifikasi sepeda motor sembarangan, jangan protes kalau pas razia kena tilang walau SIM dan STNK komplet. Soalnya, fisik kendaraan kudu sama dengan data pada STNK.
Misalnya di STNK tertulis motor berwarna hitam tapi nyatanya berwarna kuning, polisi berhak melakukan penilangan. Sebab ada ketidaksesuaian.
Ancaman Lain
Selain terancam pidana penjara atau denda, pelaku modifikasi sepeda motor sembarangan bisa menderita kerugian dalam hal lain. Berikut ini di antaranya:
1. Garansi hilang
Kalau kendaraan dimodif saat masih masa garansi, bisa dipastikan garansi motor itu hilang. Bahkan sekadar modifikasi pada jok dan lampu bisa menggugurkan garansi, lho.
Apalagi kalau motor masih dalam status kredit. Bisa runyam urusan kalau akhirnya gagal melunasi cicilan dan sepeda motor mau ditarik. Bisa disuruh mengembalikan motor seperti semula.
2. Nggak bisa klaim asuransi
Motor yang dibeli secara kredit umumnya diasuransikan. Jadi, saat motor kenapa-kenapa, bisa diklaim. Tapi kalau motor udah dimodifikasi, perusahaan asuransi jadi punya alasan buat nolak klaim.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
Terkini
-
5 Mobil Listrik Bekas Rp100 Jutaan: Baterai Super Awet, Murah Biaya Perawatan
-
One3 Motoshop Buka Peluang Pebisnis Aftermartket di IMHAX 2025
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
-
2 Mobil Listrik yang Cocok untuk Perjalanan Bisnis Jarak Dekat, Pilih Kecil Gesit atau Muatan Besar?
-
KUIS: Seberapa 'Anak Mobil' Kamu?
-
Beda Pajak Motor Listrik vs Motor Bensin Biasa, Lebih Murah yang Mana?
-
7 Rekomendasi Mobil Keluarga 3 Baris Rp70 Jutaan: Irit, Kabin Lega, dan Hemat Perawatan
-
One3 Motoshop Hadirkan Brand Asal Jepang Active dan Galespeed di IMHAX 2025
-
5 Rekomendasi Mobil Bekas 5 Seater Harga Rp100 Jutaan: Barang Buruan Keluarga Muda
-
5 Mobil Diesel Paling Irit Tahun 2025: Panther Masih Layak di Nomor Satu?