Suara.com - Ada satu segmen kendaraan di pasar otomotif Indonesia yang tak berkembang yaitu sedan. Dengan nasib yang sangat bergantung pada sektor fleet (penjualan kepada korporasi), pasar sedan mirip dengan peribahasa "hidup segan mati tak mau".
"Sudah berpuluh-puluh tahun, ya, sedan (pasarnya) begitu-begitu saja," kata Direktur Pemasaran dan Layanan Purnajual PT. Honda Prospect Motor Jonfis Fandy pascapeluncuran New City dan New Odyssey, Kamis (16/3/2017) di Jakarta.
Menurut Jonfis, sedan sulit tumbuh di Indonesia ikut dipengaruhi oleh desain pemerintah terhadap laju industri otomotif nasional sejak berpuluh-puluh tahun lalu. Pemerintah lebih mengutamakan penjualan mobil keluarga seperti multi purpose vehicle (MPV).
Pajak sedan pun disetel lebih mahal ketimbang model-model lainnya sehingga harganya lebih mahal. Saat ini, besaran Pajak Penjualan Barah Mewah (PPnBM) sedan ialah 30 persen untuk mesin 1.500 cc dan 40 persen bagi 2.000 cc.
Jonfis juga mengakui bahwa kultur orang-orang Indonesia yang erat kekeluargaannya turut menambah runyam kondisi sedan yang kapasitasnya kecil.
Sebagai bukti nahasnya nasib sedan, lihat saja transaksi jual-beli segmen ini setidaknya dua tahun ke belakang. Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan bahwa penjualan sedan hanya 1,79 persen dari total pasar 2015 yang berjumlah 1.013.291 unit.
Tahun lalu, distribusi sedan pun hanya 1,27 persen dari keseluruhan pasar yang mencapai 1.061.015 unit.
Jonfis lanjut mengatakan bahwa penjualan sedan kebanyakan ada di sektor fleet, termasuk untuk Honda. Dari tiga model sedan Honda yakni City, Civic, Accord, hanya Civic yang memiliki konsumen perorangan relatif berimbang.
Kesan formal yang ditimbulkan oleh sedan membuat perusahaan-perusahaan masih tertarik membelinya sebagai mobil operasional para eksekutif selevel manager ke atas. Sedan akhirnya masih tertolong.
Baca Juga: Toyota Buat Edisi Spesial Sedan Sport 86 Cuma 30 Unit
Perkembangan sedan, menurut Jonfis, tergantung pada ada-tidaknya revisi pajak penjualan barang mewah (PPnBM) yang sedang diusahakan oleh Gaikindo sejak tahun lalu.
"Tapi (kalau pun pajak berkurang) penambahan tidak akan besar. Akan berkisar di 3-5 persenan saja dari total pasar."
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Sensasi Jajal Daihatsu Rocky Hybrid, Senyap dan Super Irit
-
Toyota Indonesia Membentuk Generasi Muda Melalui Pendidikan Vokasi Berbasis Industri
-
Terpopuler: Tunggangan Unik Supra Erick Thohir hingga Trik Hilangkan Baret
-
Dari BMW Lawas hingga Bentley, Ini Koleksi Mobil Andre Taulany
-
IAMI Hadirkan Isuzu Traga Bus Jawab Kebutuhan Kendaraan Penumpang
-
Isi Garasi Mobil Mewah Menteri Terkaya Kabinet Prabowo Terbaru, Beserta Harga Pasarnya
-
Isi Garasi Hendrar Prihadi yang Dicopot dari Jabatan Kepala LKPP, Cuma Punya 2 Mobil Ini
-
Isi Garasi Alimin Ribut Sujono yang Gagal Jadi Hakim Agung, Punya Mobil dan Motor Sejuta Umat
-
Insentif Impor Mobil Listrik CBU Dihentikan Mulai 2026, Fokus ke Produksi Lokal
-
5 Langkah Jual Mobil Bekas agar Cepat Laku dengan Harga Terbaik, Gak Ribet