Suara.com - Selain video yang memperlihatkan kondisi beberapa mobil terbawa arus banjir Jakarta 2020, tampak pula "pemandangan" sebaliknya. Tunggangan melaju mengarungi air bah. Keren, namun membuat miris.
Bayangkan bila akhirnya laju mobil terhenti karena kompartemen mesin terperangkap air. Dikenal dengan nama "engine water hammer" atau hydrolocking, pengertiannya adalah kondisi mesin mobil mati mendadak atau mogok, karena masuknya air ke dalam ruang bakar melalui air intake.
Kondisi ini bakal menimbulkan tekanan besar pada ruang silinder, sehingga bisa terjadi kondisi setang piston menjadi bengkok, ring piston rusak, demikian pula dinding silinder, sampai melengkungnya cylinder head.
Bila sudah demikian, tolong jangan sebut bahwa mesin mobil tidak ciamik. Pasalnya peruntukan mobil memang bukan tunggangan amfibi alias bisa beroperasi di jalan raya serta air atau rawa. Kecuali bila labelnya memang bukan kendaraan sehari-hari atau yang digunakan secara umum.
Nah, meski banjir Jakarta 2020 mulai berlalu dan diharapkan tidak kembali lagi, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan bahwa puncak musim hujan diperkirakan terjadi pada Februari 2020.
Artinya masih akan ada sekian pekan bahkan berbilang bulan dengan kondisi harian basah hingga situasi tergenang.
"Cara terbaik agar terhindar dari engine water hammer ini adalah menghindari genangan air. Jika belum terlanjur melintas, sebaiknya segera putar balik dan lewat jalan lain. Jangan pernah memaksakan diri apalagi sengaja menerjang genangan. Kalau sudah mogok, risikonya akan lebih besar," papar Laurentius Iwan Pranoto, SVP Communication, Event, & Service Management Asuransi Astra.
Menurutnya, bila jalan tergenang air cukup tinggi, maka ada potensi terjadi gejala hydrolocking atau engine water hammer. Sehingga dibutuhkan sikap bijaksana dan kehati-hatian dari pengemudi saat mengeksekusi jalan raya dalam suasana hujan.
"Pastikan ketinggian genangan air setidaknya 30 cm di bawah air intake, sehingga aman dan tidak menyedot air. Langkah selanjutnya adalah injak gas secukupnya dan jangan menggunakan putaran mesin tinggi agar air tidak masuk ke saluran pembuangan gas atau knalpot," pungkas Laurentius Iwan Pranoto.
Baca Juga: BBM Pertamina Murah dan Berkualitas? Ini Penilaian Komunitas Otomotif
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Honda Stylo 160 Arjuno Akan Dipamerkan di Pameran Modifikasi Jepang
-
MaxDecal Memacu Kreativitas Kustom Kultur Indonesia Lewat Produk Stiker Berkualitas
-
JAECOO Sajikan Pengalaman SUV Premium J8 SHS ARDIS di Pusat Perbelanjaan
-
5 Rekomendasi Motor Listrik yang Menggunakan Baterai Swap, Harga Terjangkau!
-
New Honda ADV160 Ditargetkan Terjual Sebanyak 200 Unit Perbulan di Wilayah NTB
-
Pabrik Geely di Purwakarta untuk Kebutuhan Domestik, Tapi Juga Siap Ekspor
-
Motul Meriahkan Kustomfest 2025 dengan Peluncuran Produk Pelumas Terbaru
-
Penampakan Mobil Mercy Ringsek di Reruntuhan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Milik Siapa?
-
5 Rekomendasi Motor Listrik Harga Mulai Rp6 Jutaan, Ramah Lingkungan dan Aman Digunakan saat Hujan
-
Pebalap Binaan Astra Honda Melesat di IATC Mandalika