Suara.com - Akhir pekan kemarin, pihak militer China telah melarang mobil produksi Tesla Incorporation memasuki kompleksnya. Alasannya demi keamanan, pasalnya mobil listrik dari perusahaan Elon Musk itu memiliki mounted camera.
"Jika Tesla menggunakan mobil untuk memata-matai China atau di negara mana pun, kami siap ditutup," jelas CEO Tesla dan SpaceX, Elon Musk, seperti dikutip dari NDTV.
Ia memberikan penegasan ini, dalam sebuah forum diskusi virtual. Ayah lima anak itu mengatakan ada dorongan yang sangat kuat bagi perusahaan untuk merahasiakan segala informasi apa pun yang terekam pada kamera mobil.
Soal penyadapan data, antara China dan Amerika Serikat mengalami perang dagang sebelum pandemi Covid-19 pecah. "Warisan" dari Donald Trump itu mulai direduksi, ketika para diplomat China dan Amerika Serikat mengadakan pertemuan di Alaska, sebagai interaksi tatap muka pertama sejak Presiden Joe Biden menjabat pada Januari 2021.
Dalam kesempatan forum diskusi virtual yang mengungkapkan seputar pengumpulan data dari mobil Tesla untuk kegiatan memata-matai, Elon Musk menyatakan mestinya kedua negara memiliki rasa saling percaya. Apalagi kedunya memiliki relasi ekonomi terbesar di dunia.
Sementara dipandang dari sisi Tesla sendiri sebagai carmaker, China adalah pasar mobil terbesar di dunia dan medan pertempuran untuk penjualan mobil listrik (EV).
Dengan seru, Tesla yang murni hanya memproduksi kendaraan terelektrifikasi--bukan carmaker umum dengan sejarah memproduksi mobil dengan combustion engine baru kemudian beralih ke produk listrik--bersaing dengan pabrikan tuan rumah maupun produsen berbagai negara.
Hasil yang diperoleh, tahun lalu Tesla berhasil menjual 147.445 unit kendaraan di China, atau berkontribusi 30 persen dari total penjualan global mobil listrik.
Dan tahun ini, persaingan mobil listrik di Negeri Tirai Bambu akan semakin ketat. Tesla harus menghadapi tantangan dari pabrikan otomotif dalam negeri seperti Nio Incorporation hingga Geely.
Baca Juga: Volkswagen Pasang Target Kuasai 70 Persen Pasar Mobil Listrik Eropa
Tag
Berita Terkait
-
BYD Berharap Ada Insentif Mobil Listrik Awal Tahun Depan, Demi Jaga Momentum
-
Wuling Rilis SUV Baru Rp 140 Jutaan: Desain Garang, Ada Versi Hybrid dan Listrik
-
Daya Beli Rendah, Nasib Mobil Listrik Indonesia Terancam Jika Tanpa Subsidi
-
Update Harga Mobil Listrik BYD Desember 2025: Atto 3 Superior Tak Lagi Dijual?
-
Riset Ungkap Fakta Adopsi Mobil Listrik Indonesia Masih Didominasi Kalangan Tertentu
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
Terkini
-
4 Motor Matic Terbaik 2025 di Bawah Rp 20 Juta: Pilihan Tepat untuk Pelajar hingga Pekerja
-
5 Poin Adu Mekanik Vario 125 vs FreeGo 125: Pilih Performa atau Kepraktisan Maksimal?
-
35 Varian Daihatsu Xenia Bekas Rp 40-70 Jutaan, Solusi Cerdas Liburan Akhir Tahun
-
Dari Perusahaan Pembiayaan Hingga Infrastruktur, Ini Rencana BYD di Indonesia Tahun 2026
-
5 Merek Jepang Babak Belur, Penjualan BYD Meroket
-
BYD Berharap Ada Insentif Mobil Listrik Awal Tahun Depan, Demi Jaga Momentum
-
Cocok Buat Pencari Obat Ganteng: Motor Bekas Yamaha R15 Dibanderol Lebih Murah dari HP Poco
-
5 Rekomendasi Mobil Bekas Paling Aman untuk Musim Hujan, Bodi Jangkung Bikin Tenang
-
5 Rekomendasi Motor Matic Kebal Banjir untuk Musim Hujan: Bodi Tangguh, Mulai 15 Jutaan
-
Tiga Motor Baru Kawasaki Resmi Meluncur Tutup Tahun 2025