Suara.com - Jr Tech Specialist HSD Engine Oil PT Pertamina Lubricants, Brahma Putra Mahayana mengatakan bahwa ada dua hal yang menyebabkan terjadinya perubahan kekentalan oli yang digunakan oleh kendaraan bermotor.
"Perubahan kekentalan oli itu bisa terjadi karena pemakaian dan juga bisa disebabkan karena terjadinya perubahan suhu," jelas Brahma Putra Mahayana secara daring dalam diskusi yang diselenggarakan oleh Forum Wartawan Otomotif, Rabu (16/2/2022).
Pada kasus pertama, oli dapat berubah menjadi kental dan juga sangat cair bila terjadi perubahan suhu. Perubahan suhu memiliki peran yang penting bagi oli yang digunakan dalam kendaraan.
"Seperti minyak, kalau temperatur rendah itu dia akan menjadi kental atau membeku, kalau suhu tinggi cenderung menjadi encer. Jadi perubahan kekentalan oli itu bisa terjadi di berbagai suhu," kata dia.
Selain itu pemakaian kendaraan sehari-hari juga bisa menyebabkan terjadinya oksidasi sehingga oli menjadi lebih cenderung lebih kental.
Dalam hal ini, oksidasi bisa terjadi karena adanya reaksi oli yang bercampur dengan oksigen, pada saat terjadi oksidasi, oli menjadi terpolimerisasi yang menyebabkan terbentuknya molekul lengket yang biasa disebut sludge.
"Normalnya, oli ketika sering dipakai itu akan lebih kental. Karena mengalami oksidasi itu," jelas dia.
Oksidasi itu sendiri bisa dibilang dapat mempengaruhi ketahanan oli yang digunakan. Misal, dalam suhu 60 derajat itu oli bisa mencapai 1 satu tahun lamanya. Maka, ketika mencapai suhu di atas itu akan lebih cepat berkurang.
"Temperatur itu ada kaitannya dengan oksidasi. Misal, temperatur 60 derajat oli itu bisa bertahan selama 1 tahun dan jika temperatur itu naik misal di angka 70 itu hanya sekitar 6 bulan dan begitu seterusnya," kata dia.
Dengan begitu, bagi para pengguna kendaraan bermotor mesti cermat dalam memilih oli yang nantinya akan digunakan, dan juga sesuai dengan kendaraan yang dimilikinya. [Antara]
Berita Terkait
-
Pelumas Fastron Diesel 5W-30 Diluncurkan di GIIAS 2025, Untuk Mobil Diesel Bermesin Turbo
-
Pertamina Lubricants Dukung Tim Balap Lamborghini di GT World Challenge Asia Mandalika
-
Pemudik Motor Jalur Pantura, Silakan Beristirahat di Lesehan Enduro
-
Mobil Jepang Fokus ke Hybrid, Pertamina Yakin Kebutuhan Oli Masih Tinggi
-
Sponsori Tim Balap Valentino Rossi, Pertamina Lubricants Raup Penjualan Dua Kali Lipat
Terpopuler
- Kopi & Matcha: Gaya Hidup Modern dengan Sentuhan Promo Spesial
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Breaking News! Keponakan Prabowo Ajukan Pengunduran Diri Sebagai Anggota DPR RI Gerindra, Ada Apa?
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
- Patrick Kluivert Senyum Nih, 3 Sosok Kuat Calon Menpora, Ada Bos Eks Klub Liga 1
Pilihan
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
-
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek
-
Ratapan Nikita Mirzani Nginep di Hotel Prodeo: Implan Pecah Sampai Saraf Leher Geser
-
Emil Audero Jadi Tembok Kokoh Indonesia, Media Italia Sanjung Setinggi Langit
Terkini
-
Adu Skutik Premium ADV160 RoadSync Lawan Aerox Alpha Turbo: Gengsi Skutik Terkoneksi, Pilih Mana?
-
Potret Kawasaki J300: Ninja Versi Matik Siap Guncang Pasar, Harganya Bikin Dompet Bergetar
-
Apakah Motuba Aman Pakai Bensin Campur Etanol? Simak sebelum Beli Pertamax Green
-
Chery Akui Masih Studi Soal Bangun Pabrik Sendiri di Indonesia
-
Menperin: Insentif Mobil Listrik Impor Dihentikan
-
Update Harga Suzuki Karimun Bekas di September 2025: Modal Nongkrong atau Cuma Bikin Pusing?
-
Lupakan BYD Atto 1, Honda Rilis Mobil Listrik Mungil dengan Fitur Canggih
-
Penjualan Mobil Indonesia Januari hingga Juli 2025 Turun 125.000 Unit Dibanding Dua Tahun Lalu
-
5 Mobil Bekas di Bawah Rp100 Juta untuk Pensiunan PNS: Irit dan Anti Rewel
-
Suzuki Jepang Rilis Status "End of Production", Nasib GSX 150 di Indonesia Gimana?