Suara.com - Sistem pengereman pada MotoGP tidak sama seperti sepeda motor mainstream yang dikenal umum.
Bila sepeda motor mainstream lebih dominan memakai rem belakang, motor prototype di arena balap seperti dijumpai di MotoGP justru dominan menggunakan rem depan.
Seperti dikutip dari WahanaHonda, penggunaan rem depan dirancang untuk menghindari kemungkinan roda belakang mengunci saat pengereman berat.
Biasanya saat memasuki tingkungan, seorang rider melakukan trail brake. Yaitu sebuah situasi di mana penggunaan rem depan dapat menguntungkan si pengendara.
Nah, saat melakukan trail brake, terjadi perpindahan bobot yang luar biasa. Karena posisi tubuh dan kaki bersandar pada motor untuk memaksimalkan sudut kemiringan.
Ini sebuah teknik tingkat tinggi, di mana trail brake didefinisikan sebagai mengerem saat memasuki tikungan.
Di saat bersamaan, terjadi hilangnya sedikit daya pengereman dengan tidak menggunakan rem belakang. Moment ini sekaligus meningkatnya kemungkinan penguncian roda belakang.
Kondisi ini berbeda dibandingkan situasi 19 tahun lalu, di masa mesin 990 cc 4-tak baru dimulai. Engine-braking control (EBC) serta hardware dan software pengereman tidak cukup pintar untuk mengurangi efek negatif torsi yang besar saat menikung.
Saat hard braking memasuki tikungan, bagian belakang motor akan terlihat seperti akan keluar dari racing line. Manuver ini biasa disebut sebagai power slide.
Baca Juga: Rayakan Ulang Tahun, Moto Morini Rilis X-Cape 650 dengan Opsi Pelek Sepuh Emas Edisi Terbatas
Jadi, ketika akan berakselerasi lagi, kemungkinan besar bisa terjadi high side crash karena roda belakang tidak sejajar roda depan. Teknik pengereman depan, disebut-sebut sebagai penyelamat bagi sang pembalap di era ini.
Berita Terkait
-
Krisis Lahan, 11 TPU di Jakarta Ini Masih Terima Pembuatan Makam Baru
-
9 TPU di Jakarta Selatan Penuh, Sistem Makam Tumpang Jadi Solusi Utama
-
Jakarta Krisis Lahan Kuburan! Pramono Pertimbangkan Pemakaman Vertikal
-
Delman di Tengah Asap Kota: Romantisme yang Menyembunyikan Penderitaan
-
Sudah Full, 9 TPU di Jakarta Tak Lagi Terima Pemakaman Baru, Ini Lokasi-lokasinya!
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- 7 Sunscreen yang Wudhu Friendly: Cocok untuk Muslimah Usia 30-an, Aman Dipakai Seharian
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 23 Oktober 2025: Pemain 110-113, Gems, dan Poin Rank Up Menanti
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Isuzu Festival 2025 Manjakan Pelanggan dengan Paket Ekstra Purna Jual
-
Chery Rayakan Penyerahan 1.000 Unit TIGGO Cross CSH Hybrid Bersama Konsumen
-
Sebanyak 1000 Unit Chery Tiggo Cross CSH Hybrid Diserahkan ke Konsumen
-
5 Jas Hujan Anti Rembes Rp100 Ribuan: Cocok untuk Pekerja dan Anak Muda
-
3 Mobil Keluarga yang Rangkap Jabatan: 80 Jutaan, Tak Cuma Buat Jalan tapi Bisa Jadi Penghasil Cuan
-
Fakta Unik BMW 2002 Hamish Daud: Mobil Klasik Kakek Buyut 3 Series yang Melegenda
-
Restomod Ekstrem Civic Nouva EF9 'AeroFlux' dengan Hand Painting di IDEXII 2025
-
3 Pikap Bekas Alternatif Gran Max: Mulai 50 Jutaan, Cocok Buat Usaha
-
Mobil Bekas 150 Jutaan Cocok untuk Bapak-Bapak Pensiunan: Dari yang Nyaman hingga Muat Banyak
-
5 Rekomendasi Mobil Listrik dengan Jarak Tempuh 500 km di Indonesia