Suara.com - Harga bahan bakar minyak (BBM) non-subsidi mengalami penurunan harga. Tak hanya berlaku untuk bensin dari Pertamina, juga berlaku di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum lainnya.
Tercatat perbedaan harga antara BBM subsidi (Pertalite) dengan non-subsidi kini semakin kecil. Karena perbedaan harganya tidak banyak, tak jarang pemilik kendaraan yang memilih BBM subsidi dengan angka oktan 90 bisa beralih ke bensin non subsidi yang oktannya lebih tinggi.
Bensin oktan tinggi sangat disarankan untuk kendaraan modern yang biasanya memiliki rasio kompresi tinggi. Namun penggunaan BBM beroktan tinggi juga memberikan dampak.
Dampak Penggunaan Bensin Oktan Tinggi
Mengapa kendaraan dengan rasio kompresi tinggi membutuhkan bensin dengan oktan lebih tinggi?
Sebab bensin lebih tahan terhadap tekanan dan suhu tinggi yang dibutuhkan oleh mesin yang memiliki kompresi tinggi.
Namun masih banyak yang belum tahu bahwa penggunaan bensin oktan tinggi mampu menghemat konsumsi BBM. Selain lebih irit, pengendara juga bisa merasakan dampak positif lainnya.
Pada dasarnya, mengutip mobil88, bahan bakar oktan tinggi berdampak baik terhadap sistem pembakaran. Kualitas bahan bakar yang semakin bagus membuat kalibrasi tekanan pada ruang bakar lebih seimbang.
Baca Juga: Imbauan Polrestabes Bandung: Bahaya Terobos Banjir, Pengguna Sepeda Motor Bisa Hilang Keseimbangan
Bisa dirasakan dari tarikan mesin, semakin enteng berarti bahan bakar irit. Selain itu, bahan bakar oktan tinggi mengandung zat pembersih. Reaksi senyawa kimia dapat merontokkan sisa-sisa kerak karbon agar tidak menumpuk di ruang bakar.
Dengan tenaga yang baik dan akselerasi enteng, pengemudi tidak perlu menginjak pedal dalam-dalam. Artinya, pengendara yang menggunakan bakar oktan tinggi dapat dua keuntungan sekaligus. Pertama konsumsi bahan bakar lebih hemat, dan kedua adalah ruang mesin yang lebih bersih.
Jadi yang perlu dilakukan adalah mengetahui angka oktan yang dibutuhkan oleh kendaraan sesuai petunjuk pabrikan dan gunakan bensin dengan nilai oktan yang sesuai.
Berita Terkait
-
5 Fakta Aturan Subsidi BBM Terbaru: Pajero Sport dan Fortuner Tak Boleh Beli Solar Murah
-
Penuhi Stok Terbatas, Eks Dirut Pertamina Sebut Terminal BBM PT OTM jadi Tambahan Energi Nasional
-
Siasat Bertahan SPBU Swasta di tengah Kelangkaan BBM yang masih terjadi
-
Mandatori B50 Ditargetkan Berjalan Semester II 2026, Bahlil: Insya Allah Kita Tak Lagi Impor Solar!
-
Gugat Kelangkaan BBM, Sidang Perdana Ditunda Gara-gara Pengacara Menteri Bahlil Tak Bawa Surat Kuasa
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
Terkini
-
Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
-
Berapa Harga Mobil Bekas Toyota Yaris 2011? Kini Sudah di Bawah 90 Juta, Segini Pajaknya
-
Budget 7 Juta Dapat Honda Vario Bekas Tahun Berapa? Cek Rekomendasinya
-
Mobil Bekas Xpander 2017 Masih Layak Dibeli? Cek Harga dan Spesifikasinya
-
Daya Pikatnya Susah Ditolak, Berapa Pajak Tahunan dan Harga Innova Reborn Diesel?
-
5 SUV Matic 100 Jutaan Gak Ngos-ngosan di Tanjakan, Sekeluarga Nyaman Liburan ke Gunung
-
5 Rekomendasi Motor Bekas Harga Rp7 Jutaan: Bisa Buat Sekolah, Kuliah hingga Sunmori di 2026
-
Pesona Toyota Alphard Harga LCGC Bekas: Cek Taksiran Pajak dan Penyakit yang Sering Muncul
-
Beda Pajak LMPV Avanza vs Xpander: Ada yang Tembus Rp5,2 Juta, Mending Mana?
-
Bak Bumi dan Langit, Adu Pajak Tahunan BYD Atto 1 vs Honda Brio Satya