Suara.com - Fitur pelaporan di aplikasi navigasi seperti Google Maps dan Waze telah menjadi alat yang berguna bagi pengendara untuk mendapatkan informasi terbaru tentang situasi lalu lintas.
Pengguna dapat melaporkan berbagai kejadian di jalan, seperti kecelakaan, kemacetan, dan bahkan keberadaan polisi.
Namun, fitur ini baru-baru ini memicu kontroversi di India, di mana pengguna Google Maps di Bengaluru mulai menandai lokasi mobil polisi di peta. Hal ini dikhawatirkan dapat membantu pelanggar lalu lintas menghindari penilangan.
Dilansir dari Autoevolution, salah satu warga di Bengaluru, Indoa baru-baru ini menemukan cara untuk memodifikasi Google Maps layaknya Waze.
Pengguna tersebut dapat menambahkan landmark atau bangunan terkenal ke peta, termasuk lokasi di mana mereka melihat mobil polisi. Landmark ini kemudian akan muncul di peta dan dapat dilihat oleh pengguna lain.
Di Bengaluru, pengguna mulai menambahkan landmark dengan nama yang jelas seperti "Hati-hati terhadap polisi!" untuk menunjukkan lokasi mobil polisi. Hal ini membuat para pelanggar lalu lintas dapat dengan mudah menghindari area tersebut.
Praktik ini tentu saja tidak disukai oleh pihak kepolisian. Mereka berargumen bahwa penandaan lokasi mereka di Google Maps dapat membantu penjahat untuk menghindari pos pemeriksaan dan melarikan diri dari polisi.
Selain itu, penandaan lokasi polisi di Google Maps juga dapat membuat pekerjaan polisi menjadi lebih sulit. Jika pelanggar tahu di mana mereka berada, mereka dapat dengan mudah mengubah rute mereka dan menghindari penilangan.
Hingga saat ini, Google belum memberikan pernyataan resmi terkait kontroversi ini. Namun, Google telah menghapus beberapa landmark yang menandai lokasi mobil polisi di Bengaluru.
Baca Juga: Putar Video Aksi Pungli 3 Polantas di Tol Halim saat Apel, Kombes Latif Usman: Gak Patut Dicontoh!
Fitur pelaporan di Google Maps dan Waze memang bermanfaat bagi pengendara, namun perlu digunakan dengan bijak. Penandaan lokasi polisi di peta dapat membantu pelanggar lalu lintas menghindari penilangan, dan hal ini dapat membahayakan keselamatan publik.
Berita Terkait
Terpopuler
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- 7 Sepatu Murah Lokal Buat Jogging Mulai Rp100 Ribuan, Ada Pilihan Dokter Tirta
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Indosat Gandeng Arsari dan Northstar Bangun FiberCo Independent, Dana Rp14,6 Triliun Dikucurkan!
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
-
Mengenang Sosok Ustaz Jazir ASP: Inspirasi di Balik Kejayaan Masjid Jogokariyan
Terkini
-
Masih Sering Bonceng Anak di Depan? Ini Cara Aman Sesuai Aturan, Nyawa Tak Bisa Dibeli!
-
5 Mobil Bekas dengan Harga Jual Stabil, Cocok untuk Keluarga Kecil
-
Cari Mobil Harian Super Irit? Suzuki Wagon R 2026 Tembus 25 Km/Liter, Harga Mulai Rp150 Jutaan
-
Mobil Ditinggal Liburan? Lakukan 7 Trik Ini agar Tidak Mogok dan Hemat Biaya Servis Jutaan
-
SIM Mati Pas Libur Natal? Urus Tanggal Ini, Dijamin Bebas Tes Teori dan Praktik
-
7 Rekomendasi Mobil Bekas Rp50 Jutaan, Body Gagah dan Suku Cadang Melimpah
-
4 Fitur Utama Wuling Xingguang 560: SUV Rp 140 Jutaan dengan Teknologi Canggih
-
Cek Daftar 10 Kendaraan Paling Sering Dicuri Maling, Honda Mendominasi
-
YIMM Konfirmasi Stop Penjualan Yamaha Vixion R Tahun Ini
-
Hyundai Stargazer Cartenz Sekarang Punya Fitur Anti Macet