Suara.com - Bayangkan melaju di atas aspal mulus jalan tol dengan motor besar kesayangan Anda. Mimpi? Tidak juga. Wacana ini kini kembali menggeliat setelah Wakil Ketua Komisi V DPR RI dari Fraksi Gerindra, Andi Iwan Darmawan Aras, melontarkan gagasan berani: membuka akses jalan tol untuk motor besar atau motor gede atau singkatannya moge.
Menariknya, Indonesia masih menjadi "pemain solo" di panggung global sebagai negara yang menutup pintu rapat-rapat bagi moge di jalan tol. Padahal, kendaraan bertenaga besar ini sudah membuktikan kemampuannya di jalan bebas hambatan negara lain.
Perjalanan regulasi motor di jalan tol Indonesia bagaikan roller coaster yang penuh dinamika. Dimulai dari Kepmen PUPR No. 370/KPTS/M/2007 yang memasang tanda "dilarang masuk" bagi semua kendaraan roda dua, hingga lahirnya PP No. 44 Tahun 2009 yang membawa angin segar perubahan.
Dua pionir yang memecah kesunyian larangan ini adalah Jembatan Suramadu dan Tol Bali Mandara. Di sini, motor mendapat "rumah" sendiri berupa jalur khusus yang terpisah dari kendaraan roda empat. Ini menjadi solusi dimana moge bisa melintas di jalan tol.
Bicara soal moge di jalan tol, ini bukan sekadar tentang prestise. Ada potensi ekonomi yang menggiurkan dari sistem berlangganan yang bisa menjadi sumber pendapatan baru bagi operator tol. Namun, seperti dua sisi mata uang, aspek keselamatan tetap menjadi pertimbangan utama yang tak bisa ditawar.
Di balik layar, kebijakan ini dimainkan oleh berbagai pemain: Kementerian Perhubungan sebagai konduktor regulasi lalu lintas, Korlantas sebagai penegak aturan, serta Kementerian PUPR dan BPJT sebagai arsitek infrastruktur. Mereka semua bekerjasama menciptakan kolaborasi keselamatan dan efisiensi di jalan tol.
Pemisahan jalur motor dari kendaraan roda empat bukanlah sekadar formalitas. Ini adalah bentuk nyata komitmen terhadap keselamatan, mengingat perbedaan karakteristik kendaraan yang bagaikan membandingkan kucing dengan gajah - masing-masing punya keunikan yang perlu diakomodasi.
Lantas, bagaimana masa depan motor di jalan tol? Jawabannya terletak pada keseimbangan antara inovasi dan kehati-hatian. Pengalaman Suramadu dan Tol Bali Mandara menjadi laboratorium hidup yang bisa menjadi kompas untuk pengembangan serupa di masa depan.
Baca Juga: Mobil Listrik BYD Meresahkan, Sopir Toyota Fortuner Disalip dengan Santai di Kecepatan 150 Km/jam
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 5 HP Murah RAM 8 GB Memori 256 GB untuk Mahasiswa, Cuma Rp1 Jutaan
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Sunscreen Terbaik Mengandung Kolagen untuk Usia 50 Tahun ke Atas
- 8 Lipstik yang Bikin Wajah Cerah untuk Ibu Rumah Tangga Produktif
Pilihan
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
Terkini
-
Lupakan Ninja, Kawasaki Luncurkan Skutik Terbaru yang Siap Libas Para Pesaing
-
5 Fakta Menarik Toyota Veloz Hybrid, MPV Murah Jawab Keresahan Harga BBM bagi Keluarga Indonesia
-
5 Rekomendasi Motor Bekas Rp3 Jutaan, Masih Tangguh untuk Harian
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Vinfast Kenalkan Pesaing BYD M6 di GJAW 2025, Akan Segera Lahir dari Subang
-
Denza Perkuat Komitmen Hadirkan Kendaraan Listrik Premium di Indonesia
-
Chery Rilis Varian Termurah Tiggo 8 CSH, Harga Mulai Rp439 Jutaan
-
eMotor Sprinto Resmi Meluncur di GJAW 2025, Jarak Tempuh Tembus 110 Km
-
Bridgestone Tampil Perdana di GJAW 2025, Perkuat Komitmen pada Industri Otomotif Nasional
-
GJAW 2025 Diharapkan Dongkrak Penjualan Mobil di Akhir Tahun