Suara.com - Bagi jutaan orang tua di Indonesia, sepeda motor adalah tulang punggung mobilitas sehari-hari. Mulai dari mengantar anak ke sekolah, pergi ke pasar, hingga sekadar jalan-jalan sore, motor menjadi solusi praktis di tengah padatnya lalu lintas.
Namun, di balik kemudahan itu, ada satu pemandangan yang sering kita jumpai namun menyimpan risiko besar: anak kecil yang dibonceng di bagian depan pengendara.
Kebiasaan ini, meski terlihat sepele, sesungguhnya mengabaikan prinsip dasar keselamatan.
Banyak yang berpikir dengan memeluk anak di depan, mereka lebih aman dan terkendali. Padahal, kenyataannya justru sebaliknya.
Kesalahan Fatal: Mengapa Posisi Anak di Depan Berbahaya?
Memposisikan anak di depan pengendara adalah kesalahan fatal yang sering dinormalisasi.
Secara teknis dan keselamatan, posisi ini sangat tidak dianjurkan karena beberapa alasan kuat:
- Mengganggu Keseimbangan dan Manuver: Bobot anak di depan dapat mengubah pusat gravitasi motor, membuat stang lebih berat dan sulit dikendalikan, terutama saat bermanuver atau berbelok.
- Risiko Terbentur dan Terjepit: Saat pengereman mendadak, tubuh anak berisiko tinggi terbentur dasbor atau stang motor. Dalam skenario terburuk, ia bisa terjepit di antara tubuh pengendara dan bagian depan motor.
- Perlindungan Nol dari Angin dan Debu: Anak menjadi tameng hidup bagi pengendara, menerima terpaan angin, debu, kerikil, dan polusi secara langsung. Ini tidak hanya berbahaya bagi pernapasan tetapi juga matanya.
- False Sense of Security: Pengendara merasa bisa melindungi anak dengan memeluknya, padahal refleks manusia tidak akan cukup cepat untuk menahan bobot anak yang terlempar ke depan saat terjadi tabrakan atau pengereman ekstrem.
Posisi Duduk Ideal: Aturan Emas Saat Berboncengan dengan Anak
Lalu, bagaimana cara yang benar? Panduan dari Honda Istimewa sangat jelas. Posisi paling aman untuk anak adalah di belakang pengendara.
Baca Juga: Kapal Pembawa Mobil Listrik China yang Terbakar Akhirnya Tenggelam, Nama Chery dan GWM Disebut-sebut
- Jika Berboncengan Bertiga: Posisi terbaik adalah "sandwich", di mana anak duduk di antara kedua orang tuanya. Ini memberikan perlindungan maksimal dari depan dan belakang.
- Jika Berkendara Sendiri dengan Anak: Pastikan anak duduk nyaman di jok belakang. Idealnya, kaki anak sudah bisa menapak sempurna di pijakan kaki (footstep). Jika belum, gunakan kursi bonceng tambahan yang banyak dijual di pasaran dan pastikan terpasang dengan kuat.
Untuk keamanan ekstra, terutama bagi anak yang lebih kecil, sangat disarankan menggunakan sabuk bonceng khusus sepeda motor. Alat ini berfungsi mengikat tubuh anak dengan pengendara, mencegah anak mengantuk dan terjatuh, serta menjaga posisinya tetap stabil selama perjalanan.
Bukan Cuma Posisi, Perlengkapan Ini Wajib Hukumnya!
Keselamatan tidak berhenti pada posisi duduk. Sama seperti orang dewasa, anak-anak juga wajib mengenakan perlengkapan berkendara yang layak. Jangan pernah kompromikan poin ini:
- Helm: Gunakan helm standar SNI yang ukurannya pas di kepala anak, bukan helm mainan. Pastikan tali pengikatnya terpasang dengan benar dan nyaman.
- Jaket: Jaket tebal melindungi tubuh dari terpaan angin dan mengurangi dampak cedera jika terjadi gesekan dengan aspal.
- Celana Panjang: Bahan tebal seperti jeans lebih baik dalam melindungi kulit dari goresan dan panas knalpot.
- Sepatu: Wajibkan anak memakai sepatu tertutup untuk melindungi seluruh bagian kaki dari benturan dan cedera.
Soal SIM dan Usia: Tanggung Jawab Orang Tua Mendidik, Bukan Memfasilitasi Terlalu Dini
Dilema lain yang dihadapi orang tua adalah kapan waktu yang tepat bagi anak untuk berkendara sendiri. Aturannya sudah jelas: usia minimal 17 tahun dan wajib memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM) C.
Mengajarkan anak di bawah umur untuk mengendarai motor di jalan raya adalah tindakan yang sangat tidak bertanggung jawab.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Rumahnya Dijadikan Tempat Kebaktian, Apa Agama Krisna Mukti?
- Tak Cuma di Indonesia, Ijazah Gibran Jadi 'Gunjingan' Diaspora di Sydney: Banyak yang Membicarakan
Pilihan
-
Misi Bangkit Dikalahkan Persita, Julio Cesar Siap Bangkit Lawan Bangkok United
-
Gelar Pertemuan Tertutup, Ustaz Abu Bakar Baasyir Ungkap Pesan ke Jokowi
-
Momen Langka! Jokowi Cium Tangan Abu Bakar Ba'asyir di Kediamannya di Solo
-
Laga Klasik Timnas Indonesia vs Arab Saudi: Kartu Merah Ismed, Kemilau Boaz Solossa
-
Prabowo 'Ngamuk' Soal Keracunan MBG: Menteri Dipanggil Tengah Malam!
Terkini
-
Toyota Avanza 2020: Kok Masih Jadi Rebutan? Ini Rahasia Harga Bekasnya!
-
Kijang Super hingga Honda City: Inilah Mobil Bekas Murah Rp50 yang Bisa Kamu Beli di Solo!
-
Geely Mulai Rakit Mobilnya di Purwakarta
-
Bukan Cuma Wuling, Kini Giliran Omoda dan MG Dibuat Panik oleh SUV Baru BYD Rp300 Jutaan
-
Penyegaran New Honda ADV160 Buahkan Hasil Positif di IMOS 2025
-
Nggak Sempat ke Samsat? Pakai Surat Kuasa STNK! Ini Syarat dan Cara Bikinnya
-
Membeli Mobil Bekas Anti Ketipu dengan Layanan Inspeksi, Jangan Lagi Andalkan Feeling
-
Pilihan Cerdas Bikin Puas? Avanza 2022 Bekas Harganya Mulai Amblas
-
Jaecoo J8 SHS ARDIS Punya Pilihan PHEV, Selisih Harga Tembus Rp 127 Juta dari Versi Bensin
-
4 Motor Cruiser Irit BBM 2025: Gaya Touring, Kantong Nggak Kering