Suara.com - Kenali ada lima tanda utama kampas rem motor Anda harus segerta diganti. Jangan sampai terlambat mengganti kampas rem demi keselamatan berkendara.
Bagi Anda yang setiap hari mengandalkan sepeda motor untuk menembus padatnya lalu lintas perkotaan, sistem pengereman adalah garda terdepan keselamatan Anda.
Di antara seluruh komponennya, kampas rem memegang peranan paling krusial. Fungsinya sederhana namun vital: mengubah energi gerak menjadi panas melalui gesekan untuk memperlambat dan menghentikan laju motor.
Seiring pemakaian, performa kampas rem akan menurun secara alami. Ini adalah proses yang wajar. Namun, yang berbahaya adalah ketika Anda sebagai pemilik motor mengabaikan tanda-tanda keausannya.
Menganggap remeh gejala awal bisa berujung pada risiko kecelakaan yang fatal. Karena itu selalu perhatikan kondisi rem sepeda motor Anda.
Untuk itu, penting bagi Anda untuk peka terhadap kondisi motor. Tak perlu menunggu jadwal servis rutin, Anda bisa mendeteksi sendiri kapan kampas rem kesayangan Anda sudah waktunya untuk "pensiun".
5 Tanda Kampas Rem Motor Anda Wajib Diganti
Berikut adalah lima indikasi utama yang harus Anda waspadai seperti dirangkum Suara.com dari situs resmi Suzuki Indonesia.
1. Muncul Suara Decitan yang Mengganggu Saat Mengerem
Ini adalah gejala paling umum dan paling mudah dikenali. Jika setiap kali Anda menarik tuas atau menginjak pedal rem terdengar suara decitan atau gesekan metal yang nyaring, ini bukan sekadar polusi suara.
Baca Juga: Rekomendasi 5 Motor Kopling Bekas Rp 20 Jutaan, Pilihan Tepat untuk Touring Jarak Jauh
Suara tersebut adalah "teriakan minta tolong" dari sistem pengereman Anda.
Banyak kampas rem modern dilengkapi dengan fitur yang disebut Wear Indicator. Ini adalah sebuah lempengan logam kecil yang akan bergesekan langsung dengan piringan cakram ketika lapisan kampas sudah sangat tipis.
Suara decitan yang dihasilkannya sengaja dirancang untuk menjadi peringatan dini bagi pengendara. Jangan diabaikan, karena ini pertanda lapisan kampas sudah di ambang batas aman.
2. Daya Pengereman Melemah atau "Tidak Pakem"
Apakah Anda merasa harus menarik tuas rem lebih kuat dari biasanya hanya untuk mendapatkan respons pengereman yang sama? Atau, motor terasa terus meluncur meski rem sudah ditekan?
Kondisi yang sering disebut rem tidak pakem ini adalah tanda bahaya yang sangat serius.
Berita Terkait
-
Rekomendasi 5 Motor Kopling Bekas Rp 20 Jutaan, Pilihan Tepat untuk Touring Jarak Jauh
-
Motor Premium Eropa Keeway XDV125 EVO Bikin Naksir: Segarang Honda ADV, Mesin Sekelas Vario 125!
-
Naik Kelas atau Tetap Setia? Komparasi Brutal Skutik Retro Honda Scoopy vs Stylo 160
-
Honda Siapkan Motor Retro untuk Pengendara Bertinggi 150 cm: Bukan Honda Monkey, tapi...
-
Daftar Harga Motor Honda BeAT Bekas Mulai Rp 5 Jutaan
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
4 Rekomendasi Mobil MPV dengan Kabin Paling Kedap dan Lega, Anti Mabuk saat Perjalanan!
-
5 Mobil Diesel Bekas di Bawah Rp50 Juta: Mesin Bandel, Operasional Irit untuk Keluarga Besar
-
5 Rekomendasi Mobil Bekas Lincah seharga Motor NMAX Baru: Body Ramping, Gesit di Jalanan
-
5 Rekomendasi Mobil Honda Andalan Keluarga Muda yang Irit dan Kabin Lega, Cek Harga Bekasnya
-
5 Rekomendasi Mobil Bekas selain Brio yang Cocok untuk Anak Kuliahan, Mulai 50 Jutaan
-
5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
-
Nissan Siapkan Mobil Keluarga 7 Seater Ekuivalen Calya dan Sigra, Pakai Mesin Magnite?
-
3 Destinasi Tersembunyi di Dekat Solo yang Masih Asri: Spot Idola untuk Touring
-
Makin Digandrungi Anak Touring, Ini 3 Destinasi Wisata Ekonomis di Salatiga
-
Bukan Cuma Kota Pensiunan, Intip 3 Destinasi Wisata Purwokerto yang Cocok untuk Touring